Opportunity Cost adalah Biaya Peluang, Ini Begini Cara Menghitungnya

Opportunity cost adalah apa yang harus dikorbankan atau hilang dari pilihan yang tidak diambil.

oleh Fitriyani Puspa Samodra diperbarui 08 Mei 2024, 20:30 WIB
Diterbitkan 08 Mei 2024, 20:30 WIB
Ilustrasi kredit atau pembiayaan rumah. Foto: Freepik
Ilustrasi Opportunity cost adalah apa yang harus dikorbankan atau hilang dari pilihan yang tidak diambil. Foto: Freepik

Liputan6.com, Jakarta Opportunity cost adalah konsep yang sangat penting dalam ekonomi yang mencerminkan realitas bahwa kita tidak dapat memiliki segalanya sekaligus. Konsep ini muncul dari kebutuhan manusia yang tidak terbatas namun sumber daya yang terbatas, seperti waktu, uang, dan tenaga. Dalam konteks ini, setiap kali seseorang membuat sebuah keputusan, mereka harus mempertimbangkan apa yang harus dikorbankan atau hilang dari pilihan yang tidak diambil.

Opportunity cost adalah apa yang harus dikorbankan atau hilang dari pilihan yang tidak diambil. Dengan demikian, penghitungan opportunity cost sangat penting dalam mengambil keputusan yang bijak. Ini melibatkan analisis yang cermat tentang manfaat dan kerugian dari setiap pilihan yang tersedia, serta pemahaman yang mendalam tentang apa yang benar-benar penting bagi individu tersebut. 

Kesadaran akan opportunity cost juga membantu seseorang untuk membuat keputusan yang lebih rasional dan berorientasi pada tujuan jangka panjang, baik dalam konteks karier, keuangan, maupun kehidupan sehari-hari. Berikut ulasan lebih lanjut tentang opportunity cost adalah apa yang harus dikorbankan karena suatu pilihan yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Rabu (8/5/2024).

Real Cost dan Opportunity Cost

Seputar Biaya Produksi
Ilustrasi Biaya Produksi Credit: pexels.com/BreakingPic

Real cost dan opportunity cost adalah dua konsep penting dalam ekonomi yang menunjukkan perbedaan dalam sifat dan implikasinya terhadap pengambilan keputusan. Real cost mengacu pada biaya nyata yang harus dibayar atau dikorbankan dalam sebuah transaksi atau keputusan. 

Real cost mencakup biaya langsung seperti harga barang atau jasa, biaya produksi, biaya tenaga kerja, dan lain sebagainya. Dalam kasus yang disebutkan, real cost adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk memperbaiki AC, baik itu biaya untuk teknisi yang dipanggil atau biaya untuk peralatan reparasi jika Anda memutuskan untuk memperbaikinya sendiri.

Sementara itu, opportunity cost adalah nilai dari pilihan terbaik yang dikorbankan ketika memilih satu opsi dari beberapa opsi yang tersedia. Dalam contoh AC yang mati, opportunity cost adalah nilai dari waktu yang Anda korbankan jika Anda memilih untuk memperbaikinya sendiri. Meskipun Anda bisa menghemat uang dengan cara ini, namun waktu yang dihabiskan untuk memperbaiki AC bisa digunakan untuk melakukan hal lain yang mungkin lebih produktif atau menyenangkan.

Jadi, perbedaan mendasar antara real cost dan opportunity cost terletak pada bentuknya. Real cost adalah biaya yang nyata dan dapat diukur secara langsung dalam bentuk uang atau barang, sedangkan opportunity cost adalah nilai yang tidak langsung dan lebih sulit diukur karena melibatkan pengorbanan waktu, kesempatan, atau manfaat lain yang tidak dapat diukur secara langsung dalam bentuk uang.

Dalam pengambilan keputusan ekonomi, penting untuk mempertimbangkan baik real cost maupun opportunity cost. Dengan memahami kedua konsep ini, seseorang dapat membuat keputusan yang lebih baik dan lebih efisien dalam mengelola sumber daya yang terbatas.

Fungsi Pemahaman Konsep Opportunity Cost

Contoh BIaya Produksi
Ilustrasi Biaya Produksi Credit: pexels.com/Skitter

Memahami konsep opportunity cost adalah  penting dalam berbagai aspek kehidupan, terutama dalam konteks pengambilan keputusan dan perencanaan masa depan. Berikut fungsi dari pemahaman konsep opportunity cost.

1. Mengasah Kemampuan Mengambil Keputusan

Pemahaman terhadap opportunity cost memberikan pelajaran yang berharga tentang pengorbanan dalam pengambilan keputusan. Dengan menyadari bahwa setiap pilihan memiliki konsekuensi dan pengorbanan tertentu, seseorang dapat lebih bijak dalam memilih dan mengelola prioritasnya.

2. Lebih Bijaksana Menerima Risiko

Pemahaman tentang opportunity cost juga membantu seseorang untuk lebih bijak dalam menerima risiko. Dengan menyadari bahwa setiap keputusan memiliki konsekuensi baik dan buruk, seseorang dapat melakukan pencegahan dengan lebih baik dan meminimalkan dampak negatifnya.

3. Membentuk Pikiran Lebih Positif

Memahami opportunity cost dengan baik juga dapat membentuk pikiran yang lebih positif. Seseorang yang memahami bahwa keputusan yang diambil akan memiliki konsekuensi baik dan buruk dapat lebih tenang menghadapi masalah dan lebih siap mengatasi tantangan.

4. Memaksimalkan Potensi Peluang

Konsep opportunity cost tidak hanya berbicara tentang pengorbanan, tetapi juga tentang peluang. Dengan memahami opportunity cost dengan baik, seseorang akan termotivasi untuk memanfaatkan peluang yang ada dengan lebih efektif, sehingga dapat membuat keputusan dengan dampak buruk seminim mungkin.

4. Membantu Merencanakan Masa Depan Lebih Baik

Pemahaman tentang opportunity cost juga berkontribusi dalam perencanaan masa depan yang lebih baik. Dengan menyadari risiko-risiko yang terkait dengan setiap pilihan, seseorang dapat melakukan mitigasi risiko secara maksimal dan menghindari masalah-masalah yang tidak diinginkan di masa mendatang.

Cara Menghitung Opportunity Cost

Ilustrasi Biaya Hidup (Foto: Sharon McCutcheon on Unsplash)
Ilustrasi Biaya Hidup (Foto: Sharon McCutcheon on Unsplash)

Cara menghitung opportunity cost melibatkan perbandingan antara nilai yang dikorbankan dari pilihan yang tidak diambil (Foregone Option) dengan nilai yang didapat dari pilihan yang dipilih (Chosen Option). Berikut adalah rumusnya,

Opportunity Cost= Nilai yang Dikorbankan (FO)−Nilai yang Didapat (CO)

Namun, perlu diperhatikan bahwa rumus ini hanya berlaku jika nilai dari kedua pilihan dapat diukur dengan angka. Jika pilihan-pilihan tersebut tidak memiliki nominal, prinsip opportunity cost dapat diterapkan berdasarkan perbandingan nilai yang terdapat dalam rumus di atas.

Berikut contoh opportunity cost investasi

Investasi Tanah

Biaya: Rp100 juta

Margin Jual: 3% per tahun

Tenor: 2 tahun

Kenaikan Harga Tanah dalam 2 Tahun: (3%×Rp100,000,000)×2 tahun=Rp6,000,000(3%×Rp100,000,000)×2 tahun=Rp6,000,000

Investasi Savings Bond Ritel (SBR010)

Kupon Bunga: 5,1% per tahun

Pajak: 15%

Tenor: 2 tahun

Return Investasi SBR010 dalam 2 Tahun: (5,1%×Rp100,000,000)×2 tahun=Rp10,200,000(5,1%×Rp100,000,000)×2 tahun=Rp10,200,000

Return Investasi SBR010 setelah pajak: Rp10,200,000−(Rp10,200,000×15%)=Rp8,670,000Rp10,200,000−(Rp10,200,000×15%)=Rp8,670,000

Dari perhitungan tersebut, kita dapat melihat bahwa return investasi dari SBR010 setelah pajak (Rp8,670,000) lebih tinggi dari kenaikan harga tanah dalam 2 tahun (Rp6,000,000). Dengan demikian, opportunity cost dari memilih investasi tanah adalah Rp6,000,000−Rp8,670,000=−Rp2,670,000Rp6,000,000−Rp8,670,000=−Rp2,670,000. Hasil negatif menunjukkan bahwa memilih investasi tanah akan menghasilkan opportunity cost sebesar Rp2,670,000 lebih rendah dibandingkan dengan memilih investasi SBR010.

Dengan pemahaman tentang opportunity cost dan perhitungan seperti di atas, seseorang dapat membuat keputusan investasi yang lebih bijak berdasarkan analisis komparatif nilai yang diperoleh dari berbagai pilihan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya