Metformin: Manfaat, Penggunaan dan Efek Sampingnya

Mengenal Apa Itu Metformin

oleh Woro Anjar Verianty diperbarui 18 Jul 2024, 12:30 WIB
Diterbitkan 18 Jul 2024, 12:30 WIB
Metformin
Metformin tidak memengaruhi kekuatan genggam tangan lansia. (Ilustrasi: Diabetes Daily)

Liputan6.com, Jakarta Metformin merupakan salah satu obat yang sering diresepkan bagi penderita diabetes tipe 2 untuk mengontrol kadar gula darah. Namun, tahukah Anda bahwa metformin tidak hanya digunakan untuk diabetes? Obat ini memiliki berbagai manfaat lain yang mungkin belum banyak diketahui. Mengapa metformin begitu efektif dan apa saja keuntungan serta efek samping yang perlu diwaspadai?

Dalam dunia medis, metformin dikenal karena kemampuannya dalam menurunkan kadar gula darah dengan beberapa mekanisme kerja yang unik. Bukan hanya itu, metformin juga kadang digunakan untuk kondisi kesehatan lain seperti polycystic ovarian syndrome (PCOS). Bagaimana cara kerja obat metformin sehingga bisa memberikan berbagai manfaat ini?

Seperti halnya obat-obatan lain, penggunaan metformin juga harus dilakukan dengan hati-hati. Meskipun memberikan banyak manfaat, metformin memiliki potensi efek samping yang perlu diperhatikan. Apa saja efek samping tersebut dan hal-hal apa saja yang penting untuk diperhatikan?

Temukan jawaban lengkapnya dalam rangkuman berikut ini, yang telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, pada Kamis (18/7).

Mengenal Apa Itu Metformin

Cara Pengobatan Tipes
Ilustrasi Tahap Pengobatan Penyakit Tipes Credit: pexels.com/Polina

Metformin adalah obat yang termasuk dalam golongan obat resep, dikategorikan sebagai antidiabetes. Obat ini digunakan untuk menurunkan kadar gula darah yang tinggi pada penderita diabetes tipe 2. Metformin dapat dikonsumsi oleh dewasa dan juga anak-anak yang berusia 10 tahun ke atas. Namun, penting untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsinya.

Metformin termasuk dalam Kategori B untuk penggunaan pada ibu hamil menurut klasifikasi keamanan obat berdasarkan studi pada hewan percobaan. Artinya, tidak ada bukti risiko langsung terhadap janin dari studi pada hewan, namun belum ada studi terkontrol yang memadai pada manusia. Oleh karena itu, penggunaan metformin pada ibu hamil harus tetap dikonsultasikan dengan dokter untuk mempertimbangkan manfaat dan risiko.

Bagi ibu yang sedang menyusui, metformin dapat diserap ke dalam ASI. Oleh karena itu, penggunaan metformin saat menyusui juga harus dibicarakan dengan dokter sebelumnya untuk menentukan keamanan dan manfaatnya.

Metformin tersedia dalam bentuk tablet dan tablet lepas lambat, memberikan berbagai pilihan formulasi untuk penyesuaian penggunaan sesuai kebutuhan pasien. Sebelum mengonsumsi metformin, penting untuk memahami dosis yang tepat dan mengikuti petunjuk dokter secara teliti untuk memaksimalkan manfaat serta mengurangi risiko efek samping yang mungkin timbul. 

Hal Penting yang Perlu Diketahui Sebelum Konsumsi 

Sebelum mengkonsumsi metformin untuk mengendalikan diabetes tipe 2, ada beberapa peringatan dan hal yang perlu diperhatikan yang harus diketahui:

1. Tidak untuk Diabetes Tipe 1 atau Ketoasidosis Diabetik: Metformin tidak digunakan untuk pengobatan diabetes tipe 1 atau kondisi ketoasidosis diabetik.

2. Riwayat Alergi: Penting untuk memberitahu dokter tentang riwayat alergi terhadap obat-obatan tertentu. Metformin tidak boleh dikonsumsi oleh pasien yang memiliki riwayat alergi terhadap komponen obat ini.

3. Kondisi Kesehatan Spesifik: Sebelum memulai pengobatan dengan metformin, beritahukan dokter jika Anda sedang mengalami kondisi-kondisi seperti:

  • Dehidrasi,
  • Kondisi mabuk,
  • Penyakit infeksi yang parah,
  • Gangrene.

Selain itu, beritahukan juga jika Anda memiliki riwayat penyakit seperti gangguan hati, penyakit ginjal, gangguan pernapasan kronis, gagal jantung kongestif, riwayat serangan jantung, gangguan hormonal, pankreatitis kronis, malnutrisi, anemia, atau kecanduan alkohol.

  • Persiapan Sebelum Operasi atau Pemeriksaan Medis: Jika Anda akan menjalani operasi atau prosedur medis yang melibatkan penggunaan cairan kontras, beritahukan dokter bahwa Anda sedang menggunakan metformin. Ini penting untuk menghindari komplikasi yang mungkin timbul.
  • Interaksi Obat: Diskusikan dengan dokter mengenai semua obat yang sedang Anda konsumsi, termasuk acetazolamide, topiramate, suplemen, dan produk herbal. Beberapa obat dapat berinteraksi dengan metformin, sehingga penting untuk mengantisipasi kemungkinan interaksi yang dapat mempengaruhi efektivitas pengobatan.
  • Kondisi Khusus seperti Kehamilan dan Menyusui: Jika Anda sedang hamil, berencana untuk hamil, atau sedang menyusui, konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan metformin. Ini penting karena penggunaan metformin pada kondisi ini memerlukan pertimbangan khusus terkait manfaat dan risiko bagi ibu dan janin atau bayi.
  • Efek Samping yang Mungkin Muncul: Setelah mengonsumsi metformin, waspadai kemungkinan efek samping seperti penglihatan kabur atau pusing berat. Hindari berkendara atau melakukan aktivitas lain yang memerlukan kewaspadaan tinggi sampai Anda yakin tidak mengalami efek samping tersebut.
  • Reaksi Alergi atau Efek Samping Serius: Segera hubungi dokter jika Anda mengalami reaksi alergi terhadap metformin atau mengalami efek samping serius seperti kesulitan bernapas, pembengkakan, atau masalah pencernaan yang serius setelah mengonsumsi obat ini.

Memahami dan mengikuti peringatan ini akan membantu Anda mengonsumsi metformin dengan aman dan meminimalkan risiko komplikasi yang mungkin timbul. Selalu konsultasikan dengan dokter atau profesional kesehatan sebelum memulai atau mengubah pengobatan.

Efek Samping

Interaksi metformin dengan obat lain adalah hal yang perlu diperhatikan karena dapat mempengaruhi efektivitas dan keamanan pengobatan. Berikut adalah beberapa interaksi yang perlu diketahui:

  • Gangguan Ginjal dan Asidosis Laktat: Penggunaan metformin bersama zat kontras pada pemeriksaan radiologi tertentu dapat meningkatkan risiko gangguan ginjal dan asidosis laktat.
  • Hipoglikemia: Jika metformin digunakan bersama insulin atau obat golongan sulfonilurea seperti glyburide, dapat meningkatkan risiko terjadinya hipoglikemia (penurunan kadar gula darah yang berbahaya).
  • Asidosis Laktat: Risiko asidosis laktat dapat meningkat jika metformin digunakan bersama topiramate, acetazolamide, obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), atau obat antihipertensi seperti ACE inhibitor, diuretik loop, dan ARB.
  • Hiperglikemia: Penggunaan metformin bersama dengan obat kortikosteroid, diuretik thiazide, pil KB, estradiol, phenothiazine, phenytoin, isoniazid, atau obat antagonis kalsium dapat meningkatkan risiko hiperglikemia (peningkatan kadar gula darah).
  • Interaksi dengan Obat Lain: Metformin juga dapat berinteraksi dengan obat lain seperti cimetidine, dolutegravir, ranolazine, trimethoprim, atau rifampicin, yang dapat mempengaruhi efek samping atau efektivitas metformin itu sendiri.
  • Interaksi dengan Obat Antikoagulan: Penggunaan metformin bersamaan dengan obat antikoagulan seperti warfarin dapat menurunkan efektivitas obat antikoagulan tersebut.

Selain interaksi dengan obat-obatan, penggunaan metformin bersamaan dengan konsumsi minuman beralkohol juga perlu dihindari karena dapat meningkatkan risiko terjadinya hipoglikemia atau asidosis laktat.

Efek samping yang mungkin timbul setelah mengonsumsi metformin termasuk mual, muntah, sakit maag, diare, rasa lelah, atau rasa logam di mulut. Jika Anda mengalami efek samping yang mengganggu atau tidak kunjung membaik, segera konsultasikan dengan dokter.

Reaksi alergi terhadap metformin atau asidosis laktat adalah kondisi serius yang memerlukan perhatian medis segera. Gejala asidosis laktat dapat mencakup tubuh terasa sangat lelah, nyeri otot berat, kedinginan, kesulitan bernapas, kantuk dalam, dan denyut jantung yang tidak normal.

Penting untuk selalu mengikuti petunjuk dokter dan memantau respons tubuh terhadap pengobatan metformin secara berkala untuk memastikan penggunaan obat yang aman dan efektif dalam mengontrol diabetes tipe 2.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya