5 Indikator Pria Menarik yang Berpotensi Terlibat KDRT, Perlu Diwaspadai

Banyak orang mungkin tidak menyadari bahwa pria yang terlihat baik dan perhatian bisa saja menyimpan sisi kelam yang berpotensi melakukan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

oleh Mochamad Rizal Ahba Ohorella diperbarui 17 Agu 2024, 11:37 WIB
Diterbitkan 17 Agu 2024, 11:36 WIB
Ilustrasi KDRT
"Gambar mengenai KDRT | pexels.com/@karolina-grabowska"

Liputan6.com, Jakarta Belakangan ini, isu mengenai KDRT atau Kekerasan Dalam Rumah Tangga sedang hangat diperbincangkan di media sosial. Terutama setelah seorang selebgram yang juga merupakan mantan atlet membagikan video tentang pengalaman KDRT yang dialaminya. Banyak pengguna internet yang merasa marah melihat video tersebut dan mengutuk tindakan suaminya. KDRT sendiri merupakan tindakan yang sulit untuk dimaafkan, terutama jika sudah mengakibatkan perempuan dan anak-anak menjadi korban. 

KDRT tidak hanya meninggalkan luka fisik, tetapi juga dapat meninggalkan bekas di mental korban yang menyebabkan trauma. Hal ini bisa mengurangi rasa percaya diri korban, membuatnya merasa ketakutan tanpa alasan yang jelas, dan bahkan menghilangkan kepercayaan terhadap orang-orang di sekelilingnya. Sayangnya, kasus KDRT seringkali dilakukan oleh orang-orang terdekat korban, bahkan bisa jadi oleh pasangan atau orang tua mereka. 

Terkait dengan KDRT, pria yang terlihat baik dan lembut di awal hubungan, bisa saja berpotensi menjadi pelaku KDRT di kemudian hari. Ada beberapa indikator yang dapat menunjukkan bahwa pria yang tampak baik ini mungkin akan melakukan KDRT di masa depan. Berikut adalah tanda-tanda tersebut, dihimpun Liputan6.com dari berbagai sumber, Sabtu (17/8/2024).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


1. Pengawasan yang Terlalu Ketat

Putus
"Contoh Pertengkaran dengan Pasangan Sumber: pexels.com/cottonbro"

Awalnya, perhatian yang diberikan mungkin terasa menyenangkan, tetapi jika ia mulai mengatur setiap aspek hidupmu, seperti siapa yang boleh kamu temui atau aktivitas apa yang boleh kamu lakukan, hal ini bisa menjadi sinyal bahaya. Hubungan yang didasarkan pada kontrol yang berlebihan tidak akan menciptakan rasa nyaman. Sebaliknya, ini dapat menimbulkan kecurigaan dan mengikis kepercayaan. Akhirnya, salah satu atau bahkan kedua pasangan bisa merasa kecewa, yang berpotensi berujung pada perilaku kekerasan. 

 


2. Pengaruh Emosional

Posesif
"Ilustrasi pasangan diambil dari pexels.com/pixabay."

Memanfaatkan rasa bersalah atau mengendalikan emosimu untuk mencapai tujuannya merupakan indikator lain dari kemungkinan seseorang melakukan kekerasan dalam rumah tangga. Ia mungkin akan membuatmu merasa terlalu bertanggung jawab atas kebahagiaannya. Selain itu, ia juga bisa membuatmu merasa sangat bersalah ketika kamu secara sengaja atau tidak sengaja mengecewakan perasaannya.  


3. Mempunyai Latar Belakang Sebagai Pelaku Tindakan Kekerasan.

pasangan cinta
"gambar pasangan /Foto oleh cottonbro dari Pexels"

Walaupun dia mungkin enggan mengakuinya, mengetahui latar belakang kekerasan dalam hubungan sebelumnya dapat memberikan wawasan mengenai perilakunya yang sesungguhnya. Seorang pria yang memiliki pengalaman sebagai pelaku kekerasan cenderung mengulangi perilaku tersebut pada pasangan di masa mendatang. Tindakan kekerasan ini bisa dipicu oleh berbagai faktor, seperti kecemburuan, kurangnya kontrol emosi, dan lainnya. 

 


4. Ketergantungan pada Emosi

pasangan jatuh cinta
"Foto pasangan romantis/ Gambar oleh Mairon Silveira dari Pexels."

Menaruh harapan dan kebahagiaan sepenuhnya padamu bisa menjadi beban yang tidak sehat. Jika harapannya tidak terpenuhi, ia mungkin bereaksi dengan cara yang agresif.

 


5. Penyalahgunaan Alkohol atau Narkoba

Ilustrasi Alkohol pada Remaja
Ilustrasi Alkohol pada Remaja Foto oleh Ketut Subiyanto dari Pexels

Penyalahgunaan zat seperti alkohol dan narkoba sering kali berhubungan dengan perilaku kekerasan. Jika ia memiliki masalah dengan alkohol atau narkoba, hal ini dapat meningkatkan risiko terjadinya KDRT. Meskipun selama ini ia terlihat baik, menyenangkan, dan seolah sangat mencintaimu. 

Penting untuk mengenali tanda-tanda ini sejak awal guna mencegah kemungkinan terjadinya KDRT. Jika kamu atau orang yang kamu kenal berada dalam situasi yang mencurigakan, jangan ragu untuk mencari bantuan dari profesional atau lembaga yang berpengalaman. Ingatlah bahwa keselamatan dan kesejahteraanmu adalah prioritas utama. Mempertahankan hubungan yang mengandung KDRT tidak akan menyelesaikan masalah. Seringkali, individu dengan potensi KDRT sulit untuk berubah atau menghilangkan sifat tersebut. Semoga informasi ini berguna. 

Lanjutkan Membaca ↓

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya