Profil Nur Hidayati Walhi, Dedikasikan Separuh Hidupnya untuk Lawan Praktik Perusakan Lingkungan di Indonesia

25 tahun lebih Nur Hidayati menjadi garda terdepan perjuangan melawan praktik perusakan lingkungan di Indonesia.

oleh Rizka Muallifa diperbarui 06 Nov 2024, 13:35 WIB
Diterbitkan 06 Nov 2024, 13:35 WIB
Nur Hidayati
Nur Hidayati (Greenpeace Indonesia)

Liputan6.com, Jakarta Dunia lingkungan hidup Indonesia berduka atas kepergian Nur Hidayati atau yang akrab disapa Yaya, mantan Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) periode 2016-2021.

Yaya meninggal dunia pada Selasa (5/11/2024) dalam usia 51 tahun setelah berjuang melawan kanker selama setahun terakhir.

Greepeace Indonesia menyampaikan kabar duka ini melalui unggahan di Instagram resmi.

"Mbak Yaya adalah inspirasi dan pejuang lingkungan sejati yang selalu berada di garis depan," demikian keterangan dalam unggahan Instagram @greenpeaceid, Selasa (5/11/2024). 

Banyak kisah inspiratif dari sosok Nur Hidayati, sebagaimana dikutip Liputan6.com dari berbagai sumber.

1. Perjalanan Hidup dan Karier Nur Hidayati

Nur Hidayati atau yang lebih akrab disapa Mbak Yaya lahir di Surabaya pada 14 Agustus 1973. Ia beruntung tumbuh besar di Jakarta bersama keluarga yang mendukungnya untuk memilih masa depan secara mandiri.

Setelah lulus SMA, ia melanjutkan pendidikan ke Fakultas Teknik Lingkungan Institut Teknologi Bandung (ITB) atas saran kakaknya, Nur Amalia, yang juga aktif di dunia organisasi non-pemerintah.

Setelah lulus pada 1997, Yaya langsung terjun ke dunia advokasi lingkungan dengan bergabung di Walhi sebagai project officer. Dalam perjalanannya, ia banyak menangani kasus-kasus besar, termasuk pencemaran lingkungan yang melibatkan PT Indorayon dan PT Freeport Indonesia.

2. Karier di Walhi dan Kiprahnya di Dunia Internasional

[Bintang] Hari Bumi: Momentum Memperluas Gerakan Penyelamatan Lingkungan Hidup
Ini yang diminta Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) kepada pemerintah di Hari Bumi. (Ilustrasi: SoCore Energy)

Yaya resmi menjabat sebagai Direktur Eksekutif Nasional Walhi pada tahun 2016 silam. Sebelum itu, ia pernah menjabat sebagai Kepala Departemen Advokasi Walhi dan terlibat dalam berbagai kegiatan lintas organisasi, termasuk di Greenpeace Indonesia.

Yaya aktif dalam kampanye isu perubahan iklim dan energi serta pernah menjabat sebagai Country Representative Greenpeace Indonesia.

Sebagai aktivis lingkungan, Yaya dikenal gigih dalam melawan korporasi-korporasi besar yang dianggapnya sebagai ancaman utama bagi kelestarian lingkungan.

3. Sikap Kritis

Selama masa kepemimpinannya, Yaya sering menyampaikan kritik terhadap agresivitas pembangunan infrastruktur yang dilakukan tanpa memperhatikan keberlanjutan lingkungan. Baginya, proyek-proyek yang merusak lingkungan, seperti reklamasi dan pembangunan infrastruktur besar, berisiko mengancam kedaulatan pangan dan kehidupan masyarakat lokal.

Selain itu, Yaya aktif mengadvokasi permasalahan kerusakan hutan dan korupsi di sektor sumber daya alam. Pada 2018, ia mengadakan pertemuan dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), meminta agar KPK lebih aktif menindaklanjuti kasus-kasus korupsi yang dilaporkan masyarakat, termasuk yang diduga melibatkan kepala daerah di beberapa provinsi.

4. Pengaruh dan Warisan Perjuangan

Bagi rekan-rekannya, Yaya adalah sosok mentor dan sahabat yang selalu berdiri di garis depan dalam menghadapi tantangan perusakan lingkungan.

Dandhy Laksono, seorang jurnalis senior, menyebut Yaya sebagai aktivis panutan yang konsisten hingga akhir hayatnya.

"Mengenal beliau sebagai campaigner Greenpeace Indonesia sejak 2010 dalam isu energi nuklir. Terkesan dengan pengetahuan dan artikulasinya. Lalu kagum dengan konsistensinya hingga akhir. Kemewahan yang tak semua sanggup memiliki. Aktivis panutan. Selamat jalan, Mbak Yaya. Doaku mengiringi kepulanganmu pada Sang Asal. Sumber energi sesungguhnya," tulis Dandhy dalam kolom komentar Instagram @greenpeaceid. 

Meski kini telah tiada, semangat dan pesan Yaya untuk tidak merasa lebih tahu dari masyarakat akan terus dikenang dan dilanjutkan oleh generasi penerus.

Yaya adalah simbol perjuangan yang kuat bagi gerakan lingkungan di Indonesia. Dalam pidato terakhirnya, ia menyampaikan pentingnya konsolidasi dan solidaritas dalam melawan korporasi yang merusak alam.

Apa saja perjuangan Nur Hidayati dalam lingkungan hidup?

Nur Hidayati, atau Yaya, memperjuangkan banyak isu lingkungan selama hidupnya. Sebagai Direktur Eksekutif Walhi, ia fokus pada penanganan kerusakan lingkungan akibat eksploitasi tambang, reklamasi pantai, dan pembukaan lahan untuk perkebunan sawit. Ia juga bekerja sama dengan KPK untuk menindak korupsi di sektor sumber daya alam yang merugikan lingkungan.

Mengapa Walhi penting dalam advokasi lingkungan di Indonesia?

Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) adalah organisasi yang berperan besar dalam mengadvokasi isu-isu lingkungan di Indonesia. Walhi bekerja untuk melindungi hak-hak masyarakat atas lingkungan yang sehat dan menentang eksploitasi lingkungan yang dilakukan oleh perusahaan maupun pemerintah.

Bagaimana Nur Hidayati mendukung masyarakat terdampak proyek pembangunan?

Nur Hidayati aktif membantu masyarakat dalam advokasi kasus lingkungan, memberikan pelatihan untuk peningkatan kapasitas, serta mendampingi mereka dalam berjuang melawan dampak proyek yang merusak lingkungan. Ia juga sering terjun langsung ke lapangan untuk memahami kondisi masyarakat yang terdampak.

Apa kontribusi Nur Hidayati dalam melawan perubahan iklim?

Sebagai pengkampanye perubahan iklim di Greenpeace dan Walhi, Yaya terlibat dalam gerakan mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan menentang penggunaan energi nuklir. Ia juga mendorong adanya kebijakan yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan, baik di tingkat nasional maupun internasional.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya