Apa itu Tanah Bergerak, dan Apa Penyebabnya? Perlu Tahu

Fenomena tanah bergerak kembali terjadi di Indonesia, menyebabkan puluhan rumah rusak. Simak penyebab, dampak, serta cara mitigasinya agar lebih waspada terhadap bencana ini.

oleh Andre Kurniawan Kristi diperbarui 30 Jan 2025, 16:16 WIB
Diterbitkan 30 Jan 2025, 16:16 WIB
Jalan alternatif yang menghubungkan Bogor dengan Cianjur, Jawa Barat terputus akibat tanah bergerak di Desa Sukawangi, Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor pada Rabu sore (15/6/2022).
Jalan alternatif yang menghubungkan Bogor dengan Cianjur, Jawa Barat terputus akibat tanah bergerak di Desa Sukawangi, Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor pada Rabu sore (15/6/2022).... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Pernah mendengar istilah tanah bergerak? Fenomena alam ini, yang ditandai dengan berpindahnya lapisan tanah dari posisi asalnya, bisa terjadi secara tiba-tiba atau perlahan, dan berpotensi menimbulkan dampak yang signifikan. Memahami penyebab dan cara mencegahnya sangat penting, terutama bagi daerah rawan.

Berbagai faktor dapat memicu pergerakan tanah. Faktor geologi berperan besar, terutama struktur dan jenis batuan. Adanya retakan pada batuan memungkinkan air masuk, melemahkan struktur batuan dan tanah, sehingga lebih mudah bergerak. Lereng yang curam juga meningkatkan risiko ketidakstabilan dan pergerakan tanah.

Artikel berikut ini akan menjelaskan lebih lanjut tentang apa itu tanah bergerak.

Apa Itu Tanah Bergerak?

Tanah bergerak adalah fenomena pergeseran massa tanah atau batuan dari posisi semula akibat berbagai faktor alam maupun aktivitas manusia. Gerakan ini bisa terjadi dalam berbagai bentuk, termasuk longsor, likuifaksi, serta pergeseran tanah secara perlahan yang disebut rayapan.

Tanah bergerak terjadi ketika gaya pendorong lebih besar dibandingkan gaya penahan. Gaya pendorong bisa disebabkan oleh curah hujan tinggi, gempa bumi, atau kemiringan lereng yang tajam, sementara gaya penahan biasanya berasal dari kekuatan batuan dan kepadatan tanah.

Tanah bergerak tidak hanya terjadi secara tiba-tiba seperti longsor, tetapi juga bisa berlangsung perlahan dalam jangka waktu lama. Hal ini sering kali menyebabkan bangunan retak atau bahkan roboh seiring waktu, terutama jika tanah kehilangan daya dukungnya.

Faktor Penyebab Tanah Bergerak

Berbagai faktor dapat memicu terjadinya tanah bergerak, baik yang bersumber dari alam maupun akibat aktivitas manusia. Berikut beberapa penyebab utamanya:

Curah Hujan Tinggi dan Erosi

Curah hujan yang tinggi dapat mengikis tanah, menyebabkan erosi yang melemahkan struktur lapisan tanah. Ketika tanah kehilangan kestabilannya, risiko pergeseran pun meningkat.

Gempa Bumi

Sebagai negara yang terletak di pertemuan lempeng tektonik dunia, Indonesia sering mengalami gempa bumi. Getaran yang dihasilkan gempa dapat melemahkan struktur tanah dan menyebabkan fenomena likuifaksi, yaitu perubahan tanah padat menjadi cair akibat tekanan air pori yang meningkat.

Jenis Tanah yang Rentan Bergerak

Tanah lempung dan tanah jenuh air memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami pergerakan. Tanah jenis ini cenderung menyerap air secara berlebihan dan kehilangan daya dukungnya ketika mencapai titik jenuh, menyebabkan retakan hingga longsor.

Deforestasi dan Aktivitas Manusia

Penggundulan hutan menghilangkan akar pohon yang berfungsi sebagai pengikat tanah. Selain itu, aktivitas manusia seperti pembangunan tanpa perencanaan geoteknik yang matang juga dapat mempercepat terjadinya tanah bergerak.

Jenis-Jenis Tanah Bergerak

Tanah bergerak dapat dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan karakteristik dan mekanismenya:

Rayapan (Creep)

Merupakan gerakan tanah yang terjadi sangat lambat dan hampir tidak terlihat. Namun, dalam jangka panjang, rayapan dapat menyebabkan bangunan retak dan infrastruktur menjadi tidak stabil.

Longsor Translasi dan Rotasi

Longsor translasi terjadi ketika massa tanah bergeser di sepanjang bidang luncur yang datar, sedangkan longsor rotasi terjadi pada bidang luncur yang melengkung. Keduanya sering terjadi di daerah berbukit dengan kemiringan yang curam.

Likuifaksi

Fenomena ini terjadi saat tanah jenuh air kehilangan kekuatannya akibat gempa bumi dan berubah menjadi seperti cairan. Likuifaksi dapat menyebabkan bangunan tenggelam atau roboh karena kehilangan daya dukung tanah.

Dampak Tanah Bergerak bagi Masyarakat

Pergerakan tanah bisa menimbulkan dampak besar terhadap kehidupan masyarakat, baik dari segi ekonomi, sosial, maupun keselamatan. Berikut beberapa akibatnya:

  • Kerusakan Infrastruktur: Jalan, jembatan, dan rumah-rumah warga bisa rusak akibat pergeseran tanah.
  • Ancaman Jiwa: Jika terjadi secara tiba-tiba, tanah bergerak dapat menelan korban jiwa.
  • Kerugian Ekonomi: Kerusakan properti dan fasilitas umum menyebabkan beban finansial bagi masyarakat dan pemerintah.
  • Pengungsian Warga: Seperti yang terjadi di Bandung Barat, ratusan warga harus mengungsi untuk menghindari risiko lebih lanjut.

Upaya Mitigasi dan Pencegahan

Untuk mengurangi risiko bencana tanah bergerak, langkah-langkah berikut dapat dilakukan:

  • Pemetaan Daerah Rawan: Identifikasi daerah rawan longsor dan pergerakan tanah agar warga dapat lebih waspada.
  • Peningkatan Drainase: Sistem drainase yang baik dapat mengurangi kejenuhan tanah akibat curah hujan tinggi.
  • Reboisasi dan Vegetasi: Menanam kembali pohon pada daerah yang gundul dapat membantu menjaga kestabilan tanah.
  • Pembangunan Berbasis Geoteknik: Struktur bangunan harus mempertimbangkan kondisi geologi untuk menghindari risiko runtuh akibat pergerakan tanah.
  • Sosialisasi dan Edukasi: Warga perlu diberi pemahaman tentang tanda-tanda awal tanah bergerak serta langkah evakuasi yang aman.

Apa perbedaan antara tanah bergerak dan tanah longsor?

Tanah longsor adalah salah satu bentuk tanah bergerak, namun tanah bergerak mencakup berbagai jenis pergeseran tanah lainnya, seperti rayapan dan likuifaksi.

Bagaimana cara mengenali tanda-tanda awal tanah bergerak?

Tanda-tandanya meliputi retakan pada tanah, miringnya bangunan, serta perubahan elevasi permukaan tanah secara tiba-tiba.

Apakah tanah bergerak bisa dicegah?

Pencegahan dapat dilakukan dengan menjaga keseimbangan ekosistem, memperbaiki drainase, dan melakukan pembangunan yang sesuai dengan kondisi tanah.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya