Pengamat: Jokowi dan Prabowo Jangan <i>GR</i> Dulu Ditemui Ical

Jokowi dan Prabowo diminta bersabar menunggu Rapimnas Golkar.

oleh Rochmanuddin diperbarui 15 Mei 2014, 23:20 WIB
Diterbitkan 15 Mei 2014, 23:20 WIB
SSS: Jokowi dan Prabowo Mampu Jawab Tantangan Politik Ekologi
Jokowi dan Prabowo Subianto

Liputan6.com, Jakarta PDIP atau pun Gerindra diminta bersabar menunggu jawaban koalisi dari Partai Golkar. Sebab, meski Golkar sudah buntu dengan pencapres Aburizal Bakrie alias Ical, namun kesepakatan koalisi tak bisa ditentukan Ical sendiri, melainkan keputusan Rapimnas.

Menurut pengamat politik Universitas Sumatera Utara Ahmad Taufan Damanik, kedua partai yang kini bersaing ketat itu, tak perlu besar kepala lebih dulu, meski telah menjalin komunikasi politik dengan Ical. Sebab, komunikasi tersebut hanya sebagai manuver politik Ical.

"Jangan ge er (besar kepala) dulu parpol yang diajak komunikas oleh Ical, karena mereka bagaimana pun akan mengikuti hasil Rapimnas lebih dulu. Ya, mau tak mau mereka harus sabar nunggu hasil Rapimnas," ujar Taufan saat dihubungi, Kamis (15/5/2014) malam.

"Yang jelas, Golkar tak akan di luar atau memilih oposisi. Harus diakui, dalam internal Golkar ada persoalan sejak lama, tapi mereka terikat dengan aturan dan prosedur internal. Mereka tak berminat berkoalisi dengan Ical, tapi dengan Golkar mereka berharap besar," sambung Taufan.

Menurut Taufan, saat ini ada tiga opsi di Golkar. Pertama bisa jadi koalisi dengan Jokowi, kedua koalisi dengan Prabowo, ketiga membuat poros baru bersama Demokrat. "Tapi Demokrat sendiri mau ajukan Sri Sultan sebagai capres, maka tak mungkin juga Ical tetap jadi capres atau pun cawapres. Maka, bakal mencari cawapres lain untuk dampingi Sri Sultan," imbuhnya.

Taufan menjelaskan, kunci agar Golkar bersedia berkoalisi adalah, mengerti dengan pragmatisme yang diinginkan partai berlambang pohon beringin itu. "Golkar mau berkoalisi, tapi pertanyaannya apa kompensasi bagi Ical yang sudah melepaskan semuanya?"

"Walaupun masing-masing internal mereka melakukan manuver, pasti akan mengikuti prosedur. Tidak ada yang melakukan sesuatu yang inkonstitusional. Ya, yang harus diperhatikan parpol lain terhadap Golkar adalah sisi pragramatismenya dan sisi meraka yang taat akan prosedur serta aturan main," jelas Taufan.

Merapat ke Demokrat?

Sementara Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung mengungkapkan, Rapimnas Golkar merupkan urusan internal. Soal keputusan akan berkoalisi dengan partai tentu, tentu belum dapat diputuskan sekarang. Pun soal capres dan cawapresnya.

"Rapimnas itu urusan kami, itu internal kami nanti apa yang diputuskan. Termasuk tentang pembahasan calon presiden atau cawapres nantinya," ujar Akbar saat dihubungi, Kamis (15/4/2014) malam.

Akbar mengaku tidak bisa terus-terusan mencapreskan Ical, karena tingkat eletabitabilitasnya justru menurun. "Kalau capresnya kan Ical, tapi tidak ada partai satu pun yang mendekat ke Golkar, ini terlihat sudah ketutup. Saat ini ada peluang dengan Demokrat, tapi saya tidak tahu perkembangannya."

Apakah tidak selayaknya Jokowi dan Prabowo menunggu hasil Rapimnas Golkar? "Sebetulnya ya nggak juga, koalisi kalau dianggap sudah urgent, bisa saja dilakukan. Kalau terkait dengan capresnya, kan ini Golkar masih mencalonkan Aburizal Bakrie."

"Tapi Rapimnas juga akan membahas soal dorongan untuk mengusung cawapres yang santer diberitakan kemarin," pungkas Akbar.

Ical memang belakangan ini memang gencar menjalin komunikasi dengan sejumlah partai. Beberapa pekan lalu, tepatnya 5 Mei 2014, Ical datang ke kediaman Ketua Dewan Pembina Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Prabowo Subianto, di Hambalang, Bogor.

Beberapa hari sebelum berkunjung ke kediaman Prabowo, atau tepatnya pada 29 April lalu, Ical juga menerima kunjungan Prabowo di kediamannya yang beralamat di Jalan Mangunsarkoro, Menteng, Jakarta Pusat.

Namun, pertemuan Ical dan Prabowo masih sekedar penjajakan dalam rangka menjalin komunikasi politik untuk berkoalisi. Belum ada kesepakatan khusus antara kedua elite partai itu.

Baru-baru ini, Ical juga bertemu dengan Capres PDIP Jokowi di Pasar Gembrong, Jakarta Timur pada 13 Mei lalu. Keduanya menunjukkan sinyal-sinyal koalisi. Bahkan, pertemuan itu disebut-sebut sebagai deklarasi koalisi kedua partai, meski belum ada pernyataan koalisi secara resmi dari keduanya.

"Kalau ketemu di titik yang sama artinya?" tanya Jokowi di depan ratusan pedagang Pasar Gembrong, Jakarta, Selasa 13 Mei malam.

"Ini kita sudah bertemu di titik yang sama, di pasar ini, kok masih ditanyakan," tegas Jokowi seraya mesam-mesem.

Hal sama juga ditegaskan Ical yang juga mengenakan kemeja putih. Ical menyebut koalisi tersebut demi masa depan Indonesia yang terbaik. "Kita ini sudah ada kecocokan, sama-sama pakai baju warna putih."

Sementara pada pertemuan di kediaman Megawati hari ini, Ical menyatakan dirinya belum dapat memutuskan koalisi dengan PDIP meski sudah ada kecocokan. Semua akan diputuskan pada Rapimnas yang akan berlangsung Jumat 16 Mei besok.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya