Awan Kelabu di Mina

Ratusan jemaah haji meninggal saat dua kelompok besar peziarah bertemu di persimpangan besar. Desakan dan saling dorong tak terelakkan.

oleh Wawan Isab RubiyantoSilvanus AlvinTaufiqurrohmanElin Yunita KristantiAndreas Gerry Tuwo diperbarui 25 Sep 2015, 00:02 WIB
Diterbitkan 25 Sep 2015, 00:02 WIB
20150924-Ritual Haji di Mekah-Reuters
Ribuan umat muslim berjalan menuju Mina Mina untuk melaksanakan ibadah melontar Jumrah, Kamis (24/9/2015). Melontar jumrah adalah salah satu wajib haji. Jamaah yang tidak melontar wajib membayar denda berupa seekor kambing. (REUTERS/Ahmad Masood)

Liputan6.com, Jakarta - Tepat pada perayaan Idul Adha, kabar duka kembali datang dari Tanah Suci. Setelah musibah jatuhnya crane di Mekah, hari ini, ratusan jemaah meninggal dunia karena terinjak dan kekurangan oksigen di Mina.

Hingga pukul 23.51 WIB, tercatat 719 orang meninggal dunia dan 850 luka-luka dalam peristiwa yang terjadi pukul 07.00 waktu setempat atau saat jemaah akan melakukan ibadah lempar jumrah.

Kejadian itu terjadi di antara tenda-tenda di kota yang terletak 5 kilometer dari Mekah.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir mengungkapkan kejadian tersebut berawal dari berhentinya sekelompok jemaah secara tiba-tiba.

"Kejadian terjadi di jalan menuju tempat lontar jumrah di antara tenda-tenda di Mina. Awal kejadian karena ada sekelompok jemaah yang tiba-tiba berhenti, sehingga terjadi penumpukan dan desak-desakan," ungkap Arrmanatha melalui pesan singkat kepada Liputan6.com, Kamis (24/9/2015).

Sementara itu, jemaah yang berada di belakangnya terus merangsak maju. Akibatnya, sebagian jemaah berjatuhan dan terinjak.

"Insiden terjadi pada pukul 11.00 WIB akibat saling dorong jemaah di area tenda Mina saat menuju ke lokasi jumrah aqobah," sebut Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kemlu, Lalu Muhamad Iqbal.

Seperti dikutip dari The Guardian, insiden terjadi saat dua kelompok besar peziarah bertemu di persimpangan besar. Desakan dan saling dorong tak terelakkan.

Pemerintah Arab Saudi langsung bergerak cepat ke tempat insiden. Sebanyak 220 ambulans dan 4.000 pekerja SAR dikerahkan ke tempat kejadian demi memperlancar proses evakuasi.

Sejumlah belasungkawa terhadap ratusan korban yang terinjak-injak di Mina, membanjiri lini masa jejaring sosial tersebut.

WNI Jadi Korban

Kepala Daerah Kerja (Kadaker) Mekah Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arsyad Hidayat menyatakan korban musibah Mina dari jemaah haji Indonesia baru diketahui satu orang. Petugas haji sedang mengidentifikasinya.

"Berdasarkan info dari tim di lapangan, ada satu korban dari Indonesia, sedang diidentifikasi. Mudah-mudahan dalam waktu dekat akan disampaikan identitasnya," ucap Arsyad saat konferensi pers di Media Center Haji di Mekah, Arab Saudi, Kamis (24/9/2015).

Arsyad menambahkan, petugas haji juga sudah diterjunkan ke lokasi kejadian. "Sedang berusaha menguasai medan lokasi agar tidak muncul korban lebih banyak lagi," imbuh Arsyad.

Selain itu, menurut dia, petugas haji juga dikirim ke rumah sakit di Mina. "Banyak korban di sana," tukas Arsyad.

Untuk mengetahui kabar mengenai kondisi jemaah haji Indonesia di Mekah, PPHI Daker Mekah membuka hotmail: +966 054 360 3154.

Tim KJRI Jeddah segera bergerak ke tempat kejadian untuk memastikan adakah WNI lain yang jadi korban.

"Tim KJRI Jeddah sudah menuju ke lokasi untuk mencari informasi dan berkoordinasi dengan otoritas setempat mengenai adanya korban WNI atau tidak," sebut Arrmanatha Nasir.


Kejadian tewasnya ratusan jemaah saat lontar jamrah di Mina tahun 2015 ini, mengingatkan akan berulangnya tragedi yang sudah pernah terjadi.

Bukan Jalur WNI

Arsyad Hidayat menambahkan, kemungkinan jemaah Indonesia yang menjadi korban hanya sedikit. Hal itu karena lokasi musibah bukan jalur yang biasa dilewati jemaah haji asal Indonesia.

Menurut dia, peristiwa itu terjadi di Jalan Arab 204 yang bukan merupakan jalur WNI melempar jumrah. "Jalan Arab 204 bukan merupakan jalur yang biasa ditempuh khususnya jemaah haji," ujar dia.

Ini diperkuat dengan info yang diterima oleh PPIH. "Info yang kami terima sampai saat ini, jumlah korban 220 meninggal (terus bertambah), luka-luka 450. Itu kebanyakan dari jemaah yang berasal dari negara-negara Arab dan Afrika," ujar Arsyad.

Ketua Komisi VII DPR, Saleh Partaonan Daulay, menduga musibah Mina terpicu oleh penumpukan jemaah yang akan melempar jumrah aqobah pada pagi hari. Jemaah menghindari cuaca panas pada siang dan sore hari.

"Pada waktu wukuf kemarin cuaca sangat panas, di atas 50-55 derajat celcius. Tentu cuaca ekstream itu dihindari banyak jemaah yang berusaha melontar jumrah pada pagi hari," kata Saleh yang tengah menunaikan ibadah haji, ketika dihubungi, Kamis (24/9/2015).

Karena banyak yang memilih pagi hari, kata dia, jemaah haji berdesak-desakan untuk segera melontarkan jumrah aqabah. "Ini mungkin yang mengakibatkan para jemaah panik dan saling dorong," ujar Saleh.

Menurut dia, musibah Mina ini bukan karena kelebihan kapasitas jumlah jemaah haji secara keseluruhan. Tahun lalu jumlah jemaah yang menunaikan ibadah haji sama dengan tahun ini.

Bahkan, kata dia, empat tahun lalu jumlah jemaah lebih besar dengan kuota penuh setiap negara. Namun musibah Mina seperti ini tidak terjadi.

"Sekarang setiap negara kan kuotanya dikurangi 20 persen. Secara logis, ini bukan over capacity. Ada faktor lain yang masih kita gali informasinya," kata Saleh.

220 Jemaah haji dikabarkan meninggal setelah terinjak-injak saat berebutan untuk melempar jumroh, Mina, Kamis (24/9/2015). (AFP Photo)

Belasungkawa dari Indonesia

Tragedi Mina sudah terjadi untuk kesekian kali. Peristiwa ini menyita perhatian seluruh dunia, termasuk Indonesia. Sejumlah tokoh menyampaikan rasa dukacita bagi para korban.

Wakil Presiden Jusuf Kalla adalah satu di antaranya. Pria yang akrab disapa JK itu mengucapkan belasungkawa kepada seluruh korban peristiwa Mina melalui siaran persnya kepada Liputan6.com.

"Saya ucapkan segala hormat kita ucapkan berdukacita bagi jemaah haji kita dan keseluruhan (dunia) dalam insiden itu," ujar JK, Kamis (24/9/2015).

Dia mengatakan, memang tidak mudah untuk mengatur jemaah sebanyak itu. Tidak heran, peristiwa ini telah terjadi tujuh kali di Mina.

JK pun meminta WNI untuk disiplin dalam menjalankan ibadahnya. Ketika disiplin, lanjut dia, kejadian serupa dapat dihindari. "Selalu disiplin ya. Kan panas, kita di sana capek, udara panas," kata dia.

Belasungkawa juga datang dari Ketua DPR Setya Novanto yang juga sedang berada di Tanah Suci.

"Saya menyampaikan belasungkawa dan dukacita yang sangat dalam atas meninggalnya jemaah haji di Mina, Mekah, saat hendak melakukan lempar jumrah, salah satu rangkaian dari ibadah haji," ucap Setya Novanto dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis (24/9/2015).

Ketua MPR, Zulkifli Hasan, juga menyampaikan hal yang sama. Dia juga bersimpati kepada keluarga korban yang ditinggal dan kepada korban luka. Terlebih ada seorang WNI yang menjadi korban dalam peristiwa itu.

"Apa yang terjadi itu tentu tidak dikehendaki oleh seluruh umat manusia. Untuk itu, saya dan seluruh pemimpin yang lain mengucapkan duka yang sedalam-dalamnya bagi para syuhada dan keluarga yang ditinggalkan atas kejadian tersebut. Kami seluruh bangsa Indonesia mendoakan sedalam-dalamnya, agar segala amal perbuatannya di dunia diterima oleh Allah dan segala dosa-dosanya diampuni oleh Allah," tulis Zulkifli dalam siaran pers yang diterima Liputan6.com, Kamis (24/9/2015).

Dia berharap kejadian ini tidak terulang. Dia juga mengajak seluruh warga negara Indonesia untuk berdoa agar seluruh jemaah haji diberi perlindungan oleh Allah. (Bob/Ado/Sar)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya