Petugas Haji di Mekah Siap Sambut Kepulangan Jemaah Gelombang 2

Jemaah haji Indonesia yang diberangkatkan pada gelombang kedua akan mulai berpindah dari Mekah menuju Madinah, Selasa, 12 September 2017.

oleh Taufiqurrohman diperbarui 11 Sep 2017, 18:21 WIB
Diterbitkan 11 Sep 2017, 18:21 WIB
20160904-Masjidil Haram Penuh Sesak oleh Jemaah Haji-Mekkah
Jemaah mengelilingi Kabah saat melaksanakan ibadah haji di Masjidil Haram, Makah, Arab Saudi, Minggu (4/9). Seminggu jelang pelaksanaan Haji 2016, Masjidil Haram penuh sesak oleh jemaah haji dari berbagai belahan dunia. (REUTERS/Ahmed Jadallah)

Liputan6.com, Jakarta - Jemaah haji Indonesia yang diberangkatkan pada gelombang kedua akan mulai berpindah dari Mekah menuju Madinah mulai Selasa, 12 September 2017. Petugas Daker Mekah menggelar rapat untuk mengecek kesiapan akhir persiapan pemberangkatan jemaah.

Kepala Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daker Mekah KH Nasrullah Jasam mengatakan, rapat digelar untuk memastikan semua kepala sektor sudah mendapatkan jadwal keberangkatan ke Madinah.

"Rapat juga untuk memastikan kembali semua nomor kontrak, baik kontrak bus maupun kontrak hotel di Madinah, sudah terinput sehingga ketika menjelang keberangkatan tidak ada kendala lagi," terang Nasrullah di Mekah, Senin (11/9/2017).

Menurut dia, ada perbedaan antara pemberangkatan jemaah haji dari Mekah ke Jeddah dengan ke Madinah. Kalau ke Jeddah, petugas hanya fokus pada penyiapan dokumen jemaah. Jika dokumen lengkap, tanpa ada akad akomodasi, jemaah bisa berangkat ke Jeddah.

"Tapi kalau ke Madinah, di samping dokumen, harus dipastikan sistem e-Hajj di Muassasah Adilla harus sudah disetujui. Kalau mereka sudah menyetujui, sistemnya sudah memungkinkan, maka jemaah bisa berangkat ke Madinah," terang Nasrullah.

Sistem yang dimaksud Nasrullah ini terkait dengan layanan akomodasi dan transportasi. Jika keduanya sudah disetujui, berarti sudah jelas bus yang akan membawa jemaah menuju Madinah dan hotel yang akan menjadi tempat tinggal jemaah haji selama di Kota Nabawi.

Akurasi Keberangkatan

Hal lain yang menjadi fokus bahasan rapat adalah terkait akurasi keberangkatan. Nasrullah mengatakan pemberangkatan ke Madinah harus benar-benar tepat secara waktu, tidak boleh terlalu cepat dan juga tidak boleh terlambat.

"Kalau terlalu cepat, bisa jadi hotelnya belum siap. Tapi kalau terlambat, bisa jadi berakibat pada proses Arbain yang kurang," ujar Nasrullah.

Sebab, lanjut dia, checkout hotel di Madinah berdasarkan keberangkatan ke Tanah Air. Empat atau lima jam sebelum take-off, jemaah sudah harus keluar dari hotel.

"Dalam konteks pelaksanaan Arbain, maka harus dipaskan betul keberangkatan dari Mekah menuju Madinah," kata Nasrullah.

Jemaah haji Indonesia akan berada di Madinah selama 8–9 hari untuk menjalani ibadah Arbain, yaitu salat 40 waktu berjemaah di Masjid Nabawi secara berturut-turut.

Sebanyak 16 kloter dijadwalkan tiba di Madinah pada 12 September mendatang, yaitu tiga kloter dari Embarkasi Surabaya (SUB 44 - 46), empat kloter Embarkasi Solo (SOC 48 - 51), empat kloter Embarkasi Jakarta - Bekasi (JKS 48 - 51), masing-masing satu kloter dari Embarkasi Batam (BTH 14), Embarkasi Palembang (PLM 09), Jakarta - Pondok Gede (JKG 30), Embarkasi Padang (PDG 14), dan Embarkasi Lombok (LOP 01).

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya