Safari Ramadan ke Sekolah Alam Luar Biasa di Luwuk Timur

Sekolah Alam Luar Biasa diperuntukkan bagi warga suku terpencil dan mereka yang menyandang disabilitas.

oleh Liputan6.com diperbarui 31 Mei 2018, 22:40 WIB
Diterbitkan 31 Mei 2018, 22:40 WIB
[Bintang] Hal yang Cuma Ada di Bali
Ilustrasi keindahan alam Bali | Via: waltersgolf.com

Liputan6.com, Palu - Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola, dalam rangkaian safari ramadan ke Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah, meresmikan Sekolah Alam Luar Biasa (SALB) Mian Nu Lipuknyo di Desa Molino, Kecamatan Luwuk Timur, Selasa, 29 Mei 2018.

SALB ini diperuntukkan bagi komunitas adat terpencil dan anak-anak penyandang disabilitas di dataran Bintang, Desa Molino, yang didiami oleh masyarakat terpencil Suku Wana.

Kehadiran sekolah alam luar biasa ini, kata gubernur, sangat penting untuk mencegah naiknya angka anak putus sekolah sehingga berimbas positif pada naiknya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Sulteng.

"Rata-rata lama anak bersekolah di Sulteng baru sampai 8 dan 11 tahun padahal yang bagus adalah 14 tahun," kata gubernur seperti dikutip siaran pers Biro Humas Pemprov Sulteng, dilansir Antara.

Karena itu, gubernur mengapresiasi inovasi jajaran dinas pendidikan yang membangun sekolah alam luar biasa seraya mengharap bisa diterima secara luas oleh masyarakat dan menjadi percontohan bagi daerah lainnya.

"Saya acung jempol untuk inovasi ini dan mudah-mudahan bermanfaat bagi masyarakat di sekitar sini dan secara khusus bagi anak-anak usia sekolah," ujarnya.

Ide membangun SALB Molino ini, menurut Kabid Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus Dinas Dikbud Sulteng Minarni Nongtji, muncul setelah melihat kondisi anak-anak suku adat terpencil Wana yang hidup terisolasi dan belum mengenyam pendidikan saat dikunjunginya pada 2017.

Ide ini mendapat restu pihak Kementerian Dikbud dan Pemprov Sulteng sehingga bisa direalisasi. Sejak pembangunan SLB dimulai pada 2012, saat ini Sulteng sudah memiliki 26 SLB.

Bupati Banggai Herwin Yatim juga mengapresiasi pembangunan sekolah SALB Molino ini sebagai upaya menurunkan jumlah anak putus sekolah yang selama ini jadi penyebab IPM Banggai masih lebih rendah dari Kabupaten Poso.

"Insya Allah pembangunan SALB ini akan memberi nilai plus dalam hal pemanfaatan tata ruang wilayah dan mendukung visi misi kami," kata Herwin.

Selain membangun gedung sekolah, di lokasi yang sama dengan luas tujuh hektare itu akan ditanami buah-buahan sebanyak dua hektare, kelapa dalam tiga hektare dan sisanya untuk masjid, asrama, peternakan dan instalasi biogas.

Penyediaan berbagai sarana dan fasilitas ini bertujuan supaya warga sekolah dapat menghidupi diri dan operasional sekolah secara mandiri.

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya