Percakapan Seputar Ramadan di Twitter Meningkat 25 Persen

Menurut data Twitter, pada tahun 2020 percakapan seputar Ramadan di Twitter meningkat sebesar 25 persen. Tahun ini pun percakapan di Twitter mengenai Ramadan diprediksi akan mengalami peningkatan seiring banyaknya orang menghabiskan waktu di depan layar.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 07 Apr 2021, 21:10 WIB
Diterbitkan 07 Apr 2021, 21:10 WIB
Aplikasi Twitter
Aplikasi Twitter. Ilustrasi: Dailydot.com

 

Liputan6.com, Jakarta - Menyambut Ramadan pada bulan April ini, Twitter menjadi tempat untuk berbagi dan mencari informasi terkait Ramadan. Pencarian yang dilakukan mulai dari konten hiburan, belanja, hingga berbagi inspirasi.

Country Industry Head Twitter Indonesia Dwi Adriansah mengungkap, di masa penuh tantangan ini, orang pergi ke Twitter untuk tetap terhubung satu sama lain dan mengikuti percakapan sesuai minat mereka.

"Masyarakat saling berbagi harapan, menyebarkan hal-hal positif, bahkan memulai hal baru karena terinspirasi dari konten di Twitter," tutur Dwi, dalam keterangan Twitter beberapa waktu lalu.

Ia juga mengatakan, Twitter melihat adanya peningkatan percakapan mengenai Ramadan di Indonesia hingga 25 persen pada Ramadan 2020, dibandingkan tahun sebelumnya.

Berikut adalah 6 insight Twitter mengenai penggunaan Twitter di bulan Ramadan:

1. Masyarakat Indonesia siap jalani dan rayakan Ramadan online

Selama masa pandemi, berkomunikasi dan menjalin silaturahmi secara virtual dengan keluarga dan kerabat telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Adopsi online pun meningkat karenanya.

Nah, pada Ramadan nanti, Twitter melihat masyarakat Indonesia akan lebih banyak menggunakan aplikasi media sosial (88 persen) untuk terhubung satu sama lain.

Tak hanya medsos, pengguna Twitter juga berencana untuk menggunakan aplikasi streaming video (77 persen) selama Ramadan untuk hiburan selama ngabuburit.

Para pengguna Twitter juga akan melakukan belanja online (57 persen), memesan makanan (37 persen), berzakat (19 persen), dan mengirim hadiah (19 persen).

 

2. Percakapan seputar Ramadan dimulai beberapa waktu sebelumnya

Twitter, Aplikasi Twitter
Twitter, Aplikasi Twitter. Liputan6.com/Mochamad Wahyu Hidayat

Topik seputar Ramadan dibicarakan sepanjang tahun. Namun percakapan seputar Ramadan mulai ramai dibicarakan di Twitter setidaknya sebulan sebelum bulan suci tiba.

Jumlah percakapan selama Ramadan 2020 pun meningkat 25 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2019.

Tema yang diperbincangkan mulai dari mudik (64 persen), hiburan (60 persen), dan kuliner (30 persen) masih mendominasi percakapan di Twitter.

3. Masyarakat Indonesia tetap penuh harapan

Belajar dari adaptasi pelaksanaan Ramadan 2020, percakapan di twitter didominasi dengan sentimen positif (57 persen). Masyarakat juga yakin, kondisi pandemi akan segera membaik (45 persen).

 

4. Hiburan menjadi konten terpopuler di Twitter selama Ramadan

Twitter
Twitter memperkenalkan fitur baru bernama Fleets yang cara kerjanya mirip Instagram Stories. (Foto: Twitter)

Banyak pengguna Twitter yang mencari konten hiburan (57 persen), komedi (51 persen), dan kuliner (56 persen) untuk menemani Ramadan mereka.

Jika dibanding dengan tahun 2019, jumlah percakapan tentang hiburan meningkat tajam pada Ramadan 2020.

5. Twitter jadi tempat kampanye brand terkait Ramadan

Berbelanja merupakan aktivitas populer saat Ramadan dan jelang Lebaran. Pada 2020, percakapan di Twitter seputar belanja dan memberi hadiah meningkat 22 persen dibanding tahun 2019.

Tren ini dinilai bakal terus berlanjut karena pengguna cenderung pergi ke Twitter saat ingin berbagi informasi tentang produk baru (65 persen), yakni produk yang sudah dibeli atau direncanakan untuk dibeli.

6. Konsumen Twitter Indonesia loyal

Ada makin banyak brand yang dikenal oleh masyarakat Indonesia karena kampanye di Twitter. Pasalnya, pengguna Twitter lebih sadar akan brand ketimbang mereka yang tidak memakai Twitter.

Pengguna Twitter Indonesia juga makin peduli dengan kondisi lingkungan. Hal ini bisa dilihat dari kesediaan mereka membayar lebih banyak untuk produk ramah lingkungan (66 persen) dibandingkan dengan 28 persen orang yang tidak memakai Twitter.

(Tin/Ysl)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya