Kumpulan Khutbah Idulfitri yang Singkat dan Mudah Dimengerti, Lengkap dengan Dalilnya

Kumpulan khutbah Idulfitri yang singkat, berwasiat tentang takwa, dan dilengkapi dalilnya.

oleh Laudia Tysara diperbarui 18 Apr 2023, 15:38 WIB
Diterbitkan 18 Apr 2023, 15:38 WIB
FOTO: Momen Pelaksanaan Salat Id di Rumah
Warga mendengarkan khotbah saat melaksanakan salat Idul Fitri di kediamannya kawasan Mekarsari, Depok, Jawa Barat, Minggu (24/5/2020). Warga menjalankan salat Idul Fitri di rumah saat pandemi COVID-19. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta Khutbah Idul Fitri yang singkat baik disampaikan untuk menyempurnakan salah sunnah Idul Fitri di rumah. Penyampaian khutbah Idul Fitri berbeda dengan khutbah Jumat. Menurut fatwa MUI, khutbah Id dilaksanakan dengan dua khutbah, dilakukan dengan berdiri dan di antara keduanya dipisahkan dengan duduk sejenak.

Salat Idul Fitri hanya bisa ditunaikan setahun sekali tepat di hari raya Idul Fitri, begitu juga khutbahnya. Meski menyampaikan khutbah Idul Fitri yang singkat termasuk penyempurna salat Id, tetapi hukumnya sunnah.

Pelaksanakaan khutbah Idul Fitri pertama di mulai dengan takbir sembilan kali, diikuti memuji Allah SWT, dan selawat kepada Nabi Muhammad SAW. Untuk khutbah Idul Fitri kedua di mulai dengan takbir tujuh kali, diikuti memuji Allah SWT, berselawat kepada Nabi Muhammad SAW, dan ditutup doa.

Khutbah Idul Fitri biasanya disampaikan oleh seorang imam di masjid atau tempat ibadah lainnya, setelah sholat Idul Fitri dilaksanakan. Khutbah ini memuat pesan-pesan yang bersifat religius dan juga memberikan arahan bagi umat Islam dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

Beberapa materi yang dapat disampaikan dalam khutbah Idul Fitri antara lain:

  1. Rasa syukur dan berterima kasih kepada Allah SWT atas nikmat yang diberikan dalam menjalani ibadah puasa selama sebulan penuh. Selain itu, rasa syukur juga harus diwujudkan dengan berbagi kebahagiaan kepada sesama melalui tindakan sosial dan kemanusiaan.
  2. Kepentingan memperkuat ikatan silaturahmi dengan keluarga, tetangga, dan masyarakat sekitar. Perayaan Idul Fitri adalah momen yang tepat untuk mempererat tali persaudaraan dan memperbaiki hubungan yang kurang baik dengan orang lain.
  3. Pentingnya menjaga dan memelihara kebersihan lingkungan, terutama setelah perayaan Idul Fitri. Kita sebagai umat Muslim harus menjadi contoh dalam menjaga kebersihan dan keindahan lingkungan, sehingga tercipta lingkungan yang sehat dan nyaman untuk ditinggali.
  4. Pentingnya menjaga keamanan dan ketertiban selama perayaan Idul Fitri. Kita harus menghindari tindakan yang merugikan orang lain, seperti tindakan kekerasan atau penyalahgunaan narkoba, dan sebaliknya, menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi dan saling menghormati.
  5. Mengingatkan umat Muslim tentang pentingnya menjalani hidup dengan penuh keikhlasan dan rasa tanggung jawab terhadap diri sendiri, keluarga, dan masyarakat sekitar. Kita harus selalu berusaha meningkatkan kualitas hidup dan memberikan manfaat bagi orang lain.

Berikut Liputan6.com rangkum kumpulan khutbah Idul Fitri yang singkat dari berbagai sumber:

Kumpulan Khutbah Idulfitri yang Singkat tentang Cobaan Sakit

Mencegah Kanker
Ilustrasi sakit. Credit: pexels.com/AndreaPiacquadio

Rasulullah Muhammad SAW dan para ulama mengajarkan kita untuk selalu bersabar saat sakit dan menganggapnya sebagai cobaan dari Allah SWT. Ada banyak keutamaan di balik sikap sabar tersebut.

Imam Nawawi dalam kitab Al Majmu' Syarh Al Muhadzdzab mengatakan orang yang sedang sakit disunahkan untuk bersabar. Ada sejumlah dalil terkait hal ini, salah satunya adalah Surat Az Zumar ayat 10.

"Sesungguhnya orang-orang yang bersabar akan dipenuhi pahala mereka tanpa hitungan."

Dalam hadis riwayat Muslim, Rasulullah SAW bersabda:

“Tidaklah seorang muslim terkena suatu penyakit dan lainnya kecuali karena Allah menggugurkan kejelekan-kejelekannya sebagaimana sebuah pohon menggugurkan daunnya.”

Imam Nawawi menjelaskan pelajaran yang dapat diambil dari hadis tersebut adalah sakit merupakan sarana Allah untuk melebur kesalahan-kesalahan seorang hamba. Bahkan jika kesalahan itu begitu kecil.

Ada beberapa hikmah yang bisa diambil bila seorang hamba diberi cobaan sakit atau penyakit:

1. Menghindarkan dari Api Neraka

Bergembiralah wahai saudaraku, sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sakit demam itu menjauhkan setiap orang mukmin dari api Neraka.” (HR. Al Bazzar, shohih)

2. Mengukur Keimanan

Rasulullah SAW bersabda. “Betapa mengaggumkanya keadaan seorang mukmin, sesungguhnya seluruh perkaranya adalah baik baginya, dan hal tersebut tidak dimiliki kecuali orang yang beriman, saat ia mendapatkan kesenangan ia bersyukur dan itu baik baginya, sedangkan ia tertimpa kesulitan ia bersabar dan hal itupun baik baginya.” (HR. Muslim)

3. Semakin Dekat dengan Allah SWT

Sehingga datangnya rasa sakit akan meningkatkan rasa tawakkal seorang hamba kepada Allah yang Maha Kuasa. “Dan apabila kami memberi nikmat kepada manusia, ia berpaling dan menjauhkan diri; tetapi apabila ia ditimpa malapetaka maka ia banyak berdoa.” (QS. Fushilat:51)

4. Penghapus Dosa

“Tidaklah menimpa seorang mukmin rasa sakit yang terus menerus, kepayahan, penyakit, dan juga kesedihan, bahkan sampai kesusahan yang menyusahkannya, melainkan akan dihapuskan dengannya dosa-dosanya.” (HR Muslim)

5. Doanya Mustajab

Allah berfirman, “Siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan.” (QS. An-Naml: 62)

Kumpulan Khutbah Idulfitri yang Singkat tentang Kembali Fitri atau Suci

Ilustrasi Muslim - Image by Igor Ovsyannykov from Pixabay
Ilustrasi Muslim. Image by Igor Ovsyannykov from Pixabay

Makna kembali ke fitrah pada hari raya idul fitri ini masih banyak yang belum paham. Padahal kembali kepada fitrah ini mengandung makna yang begitu dalam dan sangat penting untuk kunci kesuksesan hidup di dunia dan akhirat.

Kata Idulfitri merupakan gabungan dari kata id dan fitri dalam Bahasa Arab. Kata id dalam bahasa arab memiliki arti merayakan. Kata fitri berasal dari bahasa Arab yaitu al-fithr yang artinya berbuka. Kata berbuka disini bisa dimaknai kepada aktivitas umat islam saat bulan Ramadan yang berbuka setelah berpuasa seharian penuh.

Jadi kata iftar berasal dari kata al-fithr ini. Adapun fitrah dalam bahasa arab disebut juga dengan al-fitrah diartikan sebagai kesucian atau kebersihan. Makna kembali ke fitrah berarti bebas dari dosa dan kembali memiliki akidah yang lurus.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat Ar Ruum ayat 30:

“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.”

Sesungguhnya, makna kembali ke fitrah adalah mampu mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk. Kembali bisa menilai baik dan buruk berarti tidak boleh berbuat dosa lagi, tidak melakukan ghibah dan fitnah lagi, dan sebagainya.

Untuk menjaganya, seorang muslim wajib menjaga fitrah yang telah didapatkan tersebut setelah berakhirnya bulan Ramadan. Hal ini bisa dilakukan dengan senantiasa membaca dan mempelajari Al-Qur’an.

Kumpulan Khutbah Idulfitri yang Singkat tentang Cara Bersyukur

Niat Zakat Untuk Keluarga
Ilustrasi bersyukur. Credit: freepik.com

Allah memberikan rahmat dan nikmat untuk semua makhluk. Tak ada batasan waktu dan Allah tak memilih hamba yang akan mendapatkan rahmat-Nya. Tentu kita patut bersyukur atas segala rahmat tersebut. Karena berkat rahmat-Nya, hati kita menjadi tentram.

Selalu mengingat Allah SWT di manapun dan kapanpun merupakan bentuk bersyukur kepada Sang Pencipta. Semua yang ada di dunia ini adalah ciptaan-Nya, mulai dari manusia sampai alam yang kita tinggali ini. Maka dari itu, jagalah hati kita setiap detik untuk mengingat kebesaran-Nya.

Ingat bahwa penyakit-penyakit dalam hati bisa membuat seseorang menjadi kufur nikmat. Kita harus bisa memurnikan hati dari hal-hal buruk, seperti perasaan hasad, takkabur, riya', atau ujub.

Allah SWT berfirman dalam Surat An Nahl ayat 18 yang artinya:

“Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya.”

Cara bersyukur tidak harus melalui lisan atau hati saja, melalui perbuatan juga bisa. Contohnya seperti menjadi pribadi yang bertaqwa. Menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.

Baca doa ini sebagai bentuk syukur kepada Allah SWT dan agar senantiasa selalu dimasukkan dalam golongan hamba yang saleh:

Rabbi auzi'ni an asykura ni'matakal lati an'amta 'alayya wa 'ala walidayya wa an a'mala shalihan tardhahu wa adkhilni birahmatika fi 'ibadikash shalihin.

Artinya,

"Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh."

Jika telah diberikan kenikmatan rezeki yang berlimpah, maka salah satu cara bersyukur yang bisa kamu lakukan yaitu dengan berbagi kepada sesama manusia. Disebagian harta kita terdapat hak untuk orang yang membutuhkan. Maka dari itu, kita tidak boleh lupa beramal maupun bersedekah.

Terakhir, hendaknya bagi kamu yang memiliki ilmu tinggi atau berwawasan luas membagikannya kepada orang lain. Banyak cara yang bisa kamu lakukan untuk membagi-bagikan ilmu yang kamu miliki. Seperti menjadi tenaga pendidik, bahkan juga bisa lewat tulisan artikel yang bermanfaat di internet atau sosial media.

Kumpulan Khutbah Idulfitri yang Singkat tentang Menjaga Silaturahmi

Ilustrasi Islami, silaturahmi
Ilustrasi silaturahmi. (Photo by mentatdgt from Pexels)

Bersilaturahmi adalah bagian dari kebutuhan kita sebagai manusia. Menjaga hubungan baik dengan sesama memang sangat dianjurkan, terlebih dengan kerabat dan saudara.

Kata silaturahmi berakar dari bahasa Arab, yaitu shilah, yang berarti hubungan atau relasi, dan rahim berarti kerabat atau kasih sayang. Bisa dimaknai silaturahmi sebagai hubungan kekerabatan atas dasar kasih sayang.

Menjaga silaturahmi sangat penting. Allah SWT telah berfirman dalam QS Al Anfaal ayat 63:

"Kalau kalian tidak mengerjakan apa yang Aku perintahkan itu (yaitu untuk berukhuwah, bersilaturahmi) tentu akan terjadi fitnah di muka bumi dan kerusakan yang besar."

Selain menaati perintah Allah SWT, bersilahturami juga memiliki segudang manfaat. Berikut penjelasannya:

1. Mendekatkan diri pada Allah SWT

Rasulullah SAW bersabda, “Allah SWT berfirman: Aku adalah Ar-Rahman. Aku menciptakan rahim dan Aku mengambilnya dari nama-Ku. Siapa yang menyambungnya, niscaya Aku akan menjaga hak-Nya. Dan siapa yang memutusnya, niscaya Aku akan memutus darinya.” (HR. Ahmad).

2. Mempererat persaudaraan

Di usia produktif ini kita seringkali disibukkan dengan beragam hal yang membuat kita tidak memiliki waktu untuk menyapa saudara dan keluarga. Kesibukan memang dapat melenakan.

Usahakan untuk tetap meluangkan waktu sejenak dan menghubungi sanak saudara. Apalagi kini dengan teknologi yang semakin canggih, kita bisa bertatap wajah dari jarak jauh dengan menggunakan aplikasi di smartphone. 

3. Memanjangkan usia

Abu Huraiorh r.a, Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang ingin diluaskan rejekinya dan dipanjangkan umurnya, hendaklah dia menyambungkan silaturahmi." (HR. Bukhori)

4. Dijanjikan pahala

Allah SWT juga menjanjikan pahala bagi mereka yang gemar menjaga silahturrahmi. “Engkau menyembah Allah dan tidak menyekutukan sesuatu dengan-Nya, mendirikan salat, menunaikan zakat, dan menyambung tali silaturahmi.” (HR. Bukhari dan Muslim)

5. Memperluas rezeki

Rasulullah SAW bersabda, “Sedekah terhadap orang miskin adalah sedekah dan terhadap keluarga sendiri mendapat dua pahala: sedekah dan silaturahmi.” (HR. Tirmidzi)

Kumpulan Khutbah Idulfitri yang Singkat tentang Membaca Al-Qur’an

Doa Malam Nuzulul Qur’an
Ilustrasi Al-Qur’an. Credit: freepik.com

Al Quran adalah pedoman hidup bagi umat Muslim di seluruh dunia. Membaca Al Quran secara rutin akan memberikan manfaat luar biasa. Selain itu, pahala berlipat ganda pun akan senantiasa dilimpahkan.

Membaca Al Quran termasuk ibadah paling utama yang memiliki berbagai keutamaan. Sehingga tidak heran bila umat muslim berlomba membaca Al Quran untuk keselamatan di dunia maupun di akhirat kelak.

Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang Mu’min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar.” (QS. Al Israa: 9)

Adapula riwayat yang disampaikan oleh an-Nu'man ibn Basyir yang artinya: "Rasulullah SAW bersabda, " Sebaik-baiknya ibadah umatku adalah membaca Al Quran."  (HR. Al-Baihaqi)

Begitu banyak keutamaan yang didapatkan seorang hamba yang senantiasa membaca Al Quran. Diantaranya sebagai berikut:

1. Pahala berlipat

Rasulullah SAW bersabda sebagai berikut: "Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Al-Quran maka ia akan mendapat satu kebaikan dan dari satu kebaikan itu berlipat menjadi sepuluh kebaikan. Aku tidak mengatakan alif lam mim sebagai satu huruf. Akan tetapi alif satu huruf, lam satu huruf dan mim satu huruf." (HR. Bukhari).

2. Obat penyakit hati

Allah SWT berfirman: "Dan Kami turunkan di dalam Al Quran suatu yang menjadi obat (penyakit manusia) dan rahmat bagi orang-orang yang beriman." (QS al-Israa': 82)

Selain itu Allah SWT berfirman: "Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan (membaca) petunjuk Allah (Al Quran). Ingatlah, hanya dengan (membaca) petunjuk Allah (Al Quran) hati menjadi tentram."  (QS ar-Ra'du: 28)

3. Jauh dari kesesatan

"Maka jika datang kepadamu petunjuk daripada-Ku (wahai manusia), lalu barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya dia tidak akan sesat dan tidak akan celaka." (QS. Thaahaa: 123).

Selain itu Ibnu Abbas ra berkata: "Allah SWT memberikan jaminan bagi orang yang membaca Al-Quran dan mengamalkan kandungannya bahwa dia tidak akan tersesat di dunia dan tidak akan celaka di akhirat (kelak)."

4. Rumahnya bercahaya

Imam an Nawawi berkata: "Dalam hadits ini terdapat anjuran untuk (banyak) berzikir kepada Allah SWT (termasuk membaca Al Quran dan zikir-zikir lainnya) di rumah dan hendaknya rumah jangan dikosongkan dari berzikir (kepada-Nya)."

Dalam riwayat at-Tirmidzi juga terdapat sebuah hadist yang berbunyi: "Sesungguhnya setan tidak akan masuk ke rumah yang dibaca di dalamnya surat Al-Baqarah."

5. Mendapat syafaat

"Bacalah bait Al Quran karena sesungguhnya pada hari kiamat nanti akan datang memberikan syafaat yang baik kepada pembacanya."  (HR. Muslim)

6. Memperoleh kemuliaan

“Siapa yang membaca Al Quran dan beramal dengan isi kandungannya, dianugerahkan kedua ibu bapaknya mahkota di hari kiamat. Cahayanya (mahkota) lebih baik dari cahaya matahari di rumah-rumah dunia. Kalau lah demikian itu matahari berada di rumahmu (dipenuhi dengan sinarnya), maka apa sangkaan kamu terhadap yang beramal dengan ini (Al Quran).” (HR. Abu Daud)

Kumpulan Khutbah Idulfitri yang Singkat tentang Menjaga Salat

Dibuka Kembali, Begini Suasana Salat Berjamaah di Masjidil Haram
Petugas keamanan Saudi berjaga-jaga saat orang Saudi dan ekspatriat melakukan sholat "Al Fajr" di Masjidil Haram di kota suci Mekkah (18/10/2020). Saudi juga memperbolehkan umrah untuk menampung 15.000 jamaah karena melonggarkan pembatasan virus corona. (AFP/STR)

Salat adalah perintah Allah SWT yang wajib dijalankan oleh umat Islam yang telah memenuhi syarat secara syar'i. Mengerjakan salat tidak boleh asal-asalan atau dibuat main-main. Selain karena perintah langsung dari Allah, sholat adalah cara manusia 'bercakap-cakap' dengan-Nya.

Menurut Syekh Al Misri, agar salat kita tidak menjadi sia-sia, harus memperhatikan 4 hal penting di bawah ini:

Pertama, husnunniyyah yaitu menata hati dan niat salat kita hanya mengharap ridho Allah semata, bukan karena pahala dan surga apalagi biar dianggap sebagai ahli ibadah.

Kedua, takdhimul maqom dengan menyadari posisi kita saat salat. Kita adalah seorang hamba yang tak punya kekuatan apa-apa kecuali atas kehendak dan takdir Allah.

Manusia adalah hamba yang hina penuh dosa, maka akuilah kehinaan diri kita itu dalam salat. Semua itu tercermin dalam gerakan dan bacaan salat kita, mulai dari takbiratul ihram sampai salam.

Ketiga, yaqinul maqol dengan menjaga ke-tawadhu-an diri sejak berwudhu. Kita harus sadar akan menghadap Allah SWT yang Maha Suci. Kita lemah dan kotor, sehingga tidak mungkin bisa menggapainya, kecuali dengan diri dan hati yang bersih dan suci.

Keempat, hudurul qolbi adalah salat itu harus khusyuk. Bukan hanya mengerti maksud salat dan arti doa serta bacaannya. Tetapi juga meresapi dan merenungkan semua itu dalam kehidupan kita sehari-hari. Kita mengakui bahwa hanya Allah yang besar dan suci sebagaimana doa yang kita baca sejak takbiratul ihram hingga salam.

Agar senantiasa kita terjaga dalam menunaikan ibadah utama ini dianjurkan membaca doa yang diajarkan Nabi Ibrahim AS agar kita dan keturunan kita menjadi orang-orang yang menjaga salat.

Rabbij'alni muqimash sholati wa min dzurriyati, rabbana wa taqabbal du'a.

Artinya,

"Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang yang tetap melaksanakan salat, ya Tuhan kami, kabulkanlah doaku."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya