Gorden Warung Makan di Bulan Ramadhan dan Teriakan Pedih Peremeh Puasa di Neraka

Pada bulan Ramadhan, kita kerap mendapati warung-warung makan yang ditutupi gorden. Sementara, Rasulullah SAW telah memperingatkan orang yang nekat meninggalkan puasa wajib tanpa uzur. Mereka akan disiksa dalam api neraka. Begini kisahnya

oleh Liputan6.com diperbarui 01 Mar 2023, 16:30 WIB
Diterbitkan 01 Mar 2023, 16:30 WIB
Ilustrasi neraka (Pixabay)
Ilustrasi neraka (Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta - Pada bulan Ramadhan, kita kerap mendapati warung-warung makan yang ditutupi korden. Itu adalah cara untuk 'melindungi' orang yang makan dan minum agar tak ketahuan, atau setidaknya malu dilihat orang lain karena tak berpuasa.

Di satu sisi, ada niat baik untuk menghomrmati orang yang berpuasa. Namun, di sisi lain, bukankah ini mendukung orang yang tak berpuasa lebih leluasa?

Sementara, puasa Ramadhan adalah kewajiban tiap muslim dan merupakan rukun Islam ketiga, setelah syahadat dan sholat. Melihat itu, maka puasa menempati posisi penting sebagai pondasi agama.

Puasa Ramadhan itu wajib bagi setiap muslim yang sudah baligh (dewasa), berakal, dalam keadaan sehat, dan dalam keadaan tidak melakukan safar atau perjalanan jauh. Sungguh bahayalah orang-orang Islam yang meninggalkan.

Yang menunjukkan bahwa puasa Ramadhan itu wajib adalah dalil Al Qur’an. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 183.

‎يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa."

Dilanjutkan di ayat selanjutnya

‎فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ

Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu.” (QS. Al Baqarah: 185)

Namun ternyata, ada yang nekat meninggalkan puasa Ramadhan tanpa uzur. Alasannya macam-macam. Misalnya, tak kuat, panas, atau ini yang paling parah, tidak peduli dengan Ramadhan dan kewajiban di dalamnya.

Tampak jika dia begitu menyelekan puasa. Sementara, Rasulullah SAW sendiri telah memperingatkan bakal ada siksa pedih untuk orang yang tinggalkan puasa tanpa uzur. Bahkan, teriakannya sampai di dengar dari luar neraka. Begini kisahnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan Ini:


Kisah Rasulullah SAW Dengar Teriakan Siksa dari Neraka

Mengutip ulasan Alfain Jalaluddin Ramadlan, mahasiswa Umla (Universitas Muhammadiyah Lamongan), di situs suaramuhammadiyah.com, dalam kitab At-Targhib disebutkan, jika seseorang meninggalkan kewajiban puasa dengan sengaja secara i’tiqâdi maka ia telah terjatuh dalam kekufuran.

Dalilnya adalah riwayat ad-Dailami dan disahihkan oleh adz-Dzahabi dari Ibnu ‘Abbas bahwa Rasulullah saw. pernah bersabda:

‎عُرَى اْلإِسْلاَمِ وَقَوَاعِدُ الدٍّيْنِ ثَلاَثَةٌ عَلَيْهِنَّ أُسُسُ اْلإِسْلاَمِ مَنْ تَرَكَ مِنْهِنَّ وَاحِدَةً فَهُوَ بِهاَ كَافِرٌ حَلاَلُ الدَّمِ : شَهَادَةُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَالصَّلاَةُ اْلمَكْتُوْبَةُ وَصَوْمُ رَمَضَانَ

Sendi-sendi dan dasar-dasar agama Islam ada tiga dan Islam dibangun di atas tiga sendi ini. Siapa saja yang meninggalkan salah satu dari ketiganya adalah kufur dan halallah darahnya, yaitu: mengakui bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, shalat fardhu, dan puasa Ramadhan (HR Abu Ya’la).

Itu artinya, seorang muslim dilarang meninggalkan puasa Ramadhan tanpa uzur yang jelas karena statusnya yang merupakan ibadah wajib.

Rasulullah SAW juga telah memberikan peringatan kepada orang yang meninggalkan puasa Ramadhan. Ini adalah dikisahkan dari sahabat Abu Umamah RA. Abu Umamah menuturkan beliau mendengar Rasulullah SAW bersabda:

‎بَيْنَا أَنَا نَائِمٌ إِذْ أَتَانِى رَجُلاَنِ فَأَخَذَا بِضَبْعَىَّ فَأَتَيَا بِى جَبَلاً وَعْرًا فَقَالاَ لِىَ : اصْعَدْ فَقُلْتُ : إِنِّى لاَ أُطِيقُهُ فَقَالاَ : إِنَّا سَنُسَهِّلُهُ لَكَ فَصَعِدْتُ حَتَّى إِذَا كُنْتُ فِى سَوَاءِ الْجَبَلِ إِذَا أَنَا بَأَصْوَاتٍ شَدِيدَةٍ فَقُلْتُ : مَا هَذِهِ الأَصْوَاتُ قَالُوا : هَذَا عُوَاءُ أَهْلِ النَّارِ ، ثُمَّ انْطُلِقَ بِى فَإِذَا أَنَا بِقَوْمٍ مُعَلَّقِينَ بِعَرَاقِيبِهِمْ مُشَقَّقَةٌ أَشْدَاقُهُمْ تَسِيلُ أَشْدَاقُهُمْ دَمًا قَالَ قُلْتُ : مَنْ هَؤُلاَءِ قَالَ : هَؤُلاَءِ الَّذِينَ يُفْطِرُونَ قَبْلَ تَحِلَّةِ صَوْمِهِمْ

Ketika aku sedang tidur, tiba-tiba ada dua laki-laki yang mendatangiku. Keduanya memegangi kedua lenganku, kemudian membawaku ke sebuah gunung terjal. Keduanya berkata kepadaku: “naiklah!”. Aku menjawab: “Aku tidak mampu”. Keduanya berkata, “Kami akan memudahkannya untukmu”. Maka aku naik. Ketika aku berada di tengah gunung itu, tiba-tiba aku mendengar suara-suara yang keras, sehingga aku bertanya: “suara apa itu?”.

Mereka menjawab, “Itu teriakan penduduk neraka”. Kemudian aku dibawa ke tempat lain, tiba-tiba aku melihat sekelompok orang digantung terbalik dengan urat-urat kaki mereka sebagai ikatan. Ujung-ujung mulut mereka sobek dan mengalirkan darah. Aku bertanya, “Mereka itu siapa?” Keduanya menjawab, “Mereka adalah orang-orang yang berbuka puasa sebelum waktunya” (HR. Ibnu Hibban no.7491, dishahihkan Syu’aib Al Arnauth dalam Takhrij Shahih Ibnu Hibban.


Ancaman untuk yang Meninggalkan Puasa Ramadhan

Perlu diketahui pula bahwa meninggalkan puasa Ramadhan termasuk dosa yang amat berbahaya karena puasa Ramadhan adalah puasa wajib dan merupakan salah satu rukun Islam.

Sebagian ulama berpendapat bahwa orang yang meninggalkan puasa Ramadhan dengan sengaja tanpa udzur maka ia keluar dari Islam. Disebutkan dalam kitab Shifatu Shalatin Nabi (hal. 18) karya Ath Tharifiy :

Sebagian ulama berpendapat, pendapat ini diriwayatkan dari Al Hasan (Al Bashri), juga merupakan pendapat Nafi’, Al Hakim, Ibnu Habib dari Malikiyyah, Ishaq bin Rahuwaih, dan salah satu pendapat Imam Ahmad, bahwa orang yang meninggalkan satu saja dari rukun Islam, baik itu zakat, puasa atau haji, dengan sengaja atau karena malas atau meremehkan atau karena mengingkari kewajibannya, maka ia kafir. Sedangkan jumhur ulama berpendapat tidak sampai kafir”.

Dalil ulama yang mengkafirkan, di antaranya hadits-hadits tentang rukun Islam. Bahwa Islam dibangun di atas lima perkara, yaitu: syahadat, shalat, zakat, puasa, dan haji, maka konsekuensinya jika salah satu ditinggalkan, hancurlah Islam seseorang.

Maka dari itu, lewat tulisan ini. Penulis mengingatkan kepada saudara se iman agar melaksanakan puasa di bulan Ramadhan.

Tim Rembulan

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya