Liputan6.com, Jakarta Jemaah haji Indonesia kloter pertama akan tiba di Bandara Internasional Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA), Madinah pada Rabu 23 Mei 2023 besok. Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi pun telah mengecek kesiapan penyambutan kedatangan perdana jemaah dari Tanah Air.
Kepala Daerah Kerja (Kadaker) Bandara PPIH Arab Saudi, Haryanto mengatakan pihaknya telah melakukan orientasi tempat kerja untuk menyiapkan penyambutan jemaah haji kloter pertama. Orientasi dilakukan mulai dari pengecekan empat terminal di bandara yang akan dilalui para jemaah haji.
Baca Juga
"Ada 4 terminal yang nanti sebagai tempat jemaah haji mendarat di Madinah, mulai dari terminal fast track, terminal zero, terminal haji, dan terminal internasional," ujar Haryanto usai meninjau kesiapan di Bandara AMAA, Madinah, Selasa (23/5/2023).
Advertisement
Jemaah pertama yang akan mendarat di Madinah berasal dari kloter 1 Embarkasi Jakarta-Pondok Gede (JKG) pada sekitar pukul 6.20 Waktu Arab Saudi (WAS). Kloter 1 Embarkasi JKG ini akan tiba melalui terminal fast track sehingga tidak perlu berlama-lama menunggu proses imigrasi di bandara.
"Fast track adalah terminal jalur cepat, saat jemaah tiba turun pesawat. Kemudian masuk imigrasi itu tidak dilakukan lagi pemeriksaan tapi akan langsung menuju bus yang nanti akan mengantar ke tempat penginapan (hotel di dekat Masjid Nabawi)," kata Haryanto.
Â
Jemaah Haji yang Bisa Melalui Fast Track Berasal dari Embarkasi JKG
Adapun jemaah haji yang bisa melalui terminal fast track hanya yang berasal dari Embarkasi JKG dan Jakarta-Bekasi (JKS) yang terbang dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta). Sebab, layanan fast track saat ini hanya ada dua Bandara Soetta.
Sementara, jemaah yang berasal dari embarkasi selain JKG dan JKS akan mendarat di terminal haji. Apabila terjadi penumpukan di terminal haji, maka kedatangan berikutnya akan dialihkan di terminal internasional dan terminal zero.
"Kalau terminal biasa akan melalui jalur biasa. Begitu jemaah haji turun akan dilakukan pemeriksaan imigrasi, hand bag, dan akan transit di paviliun atau dikenal dengan istilah keong," tutur Haryanto.
Di Keong ini, jemaah akan didata dan dikelompokkan per rombongan bus untuk diantar ke tempat penginapan di Madinah. Jemaah yang transit di paviliun adalah yang keluar melalui terminal haji dan terminal internasional. Sementara, jemaah dari terminal fast track dan terminal zero langsung diangkut bus tanpa perlu transit di Keong.
"Bedanya kalau fast track jemaah tidak perlu proses imigrasi, kalau terminal zero tetap melalui proses biasa, kemudian keluar lewat bawah dan langsung dijemput bus tanpa harus menunggu di paviliun," jelas Haryanto.
Advertisement
Suhu Arab Saudi Capai 42 Derajat, Ini 7 Tips dan Perlengkapan yang Perlu Dimiliki Jemaah Haji
Sebagai informasi, suhu di Arab Saudi pada penyelenggaraan ibadah haji tahun ini diperkirakan mencapai 42 derajat Celsius. Bahkan saat penyelenggaraan puncak haji di padang Arafah, Muzdalifah, dan Muna (Armuzna) suhu udara di tanah suci diprediksi mencapai 48 derajat Celsius.
Perbedaan suhu yang sangat mencolok antara Arab Saudi dengan Indonesia ini harus diantisipasi sejak dini, supaya para jemaah bisa menjalankan seluruh prosesi ibadah haji dengan lancar dan dalam kondisi sehat.
Selain memperhatikan kesehatan fisik, berikut alat perlengkapan diri (APD) yang harus dimiliki dan tips yang perlu diketahui para jemaah haji:
1. Botol Minum
Jemaah haji diimbau membawa botol minum kecil untuk persediaan saat tengah berada jauh dari tangki air minum. Jemaah diimbau sering minum agar tidak dehidrasi. Agar tetap terhidrasi namun tidak sering buang air kecil, bisa disiasati dengan minum dalam jumlah sedikit atau seteguk namun sering.
2. Payung
Jemaah haji disarankan memasukkan payung dalam daftar APD yang perlu dibawa selama ibadah haji. Hal ini penting untuk melindungi tubuh dari bahaya sinar matahari yabg terlalu panas.
"Jadi sebaiknya kepada seluruh jemaah haji, sebelum keluar hotel sebaiknya kota menggunakan payung," ujar Koordinator Lapangan Tim Promosi Kesehatan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Ade Irma Rosiani di Madjnah, Selasa (23/5/2023).
3. Kaca Mata Hitam
Kaca mata hitam ini berfungsi untuk melindungi mata para jemaah haji dari sinar UV yang tinggi. Selain itu, kacamata juga berfungsi melindungi mata dari debu yang dapat membuat mata iritasi.
4. Masker
Meski pandemi Covid-19 sudah melandai dan pemerintah Arab Saudi tidak lagi memberlakukan protokol kesehatan ketat, jemaah haji Indonesia tetap diimbau menggunakan masker. Hal ini penting untuk mencegah potensi penyakit infeksi saluran pernapasan atas (ISPA). Apalagi cuaca di Arab Saudi sangat panas dan banyak debu.Â
5. Botol Semprotan Air atau Spray
Botol spray menjadi APD yang perlu dibawa untuk membantu meredam panas yang menyengat kulit akibat paparan sinar matahari. Botol spray tersebut bisa diisi dengan air zamzam atau air minum yang akan disemprotkan ke bagian wajah atau kepala dan anggota tubuh lainnya yang diperlukan.
"Ini akan melindungi kita dari sengatan panas atau potensi heatstroke," ucap Irma.
6. Alas Kaki
Alas kaki berupa sandal atau sepatu berfungsi untuk melindungi kaki dari panasnya lantai atau jalanan akibat terpapar matahari, sehingga dapat mencegah kaki melepuh. Jemaah disarankan membawa alas kaki yang mudah dibawa dan dimasukkan ke dalam tas.
"Alas kaki ini harus dibawa sendiri saat hendak masuk masjid. Jangan dititipkan, karena berpotensi bisa hilang," tuturnya.
7. Tote Bag atau Tas Jinjing Kain
APD terakhir yang diperlukan jemaah haji adalah tote bag atau tas jinjing kain. Tas ini berfungsi untuk menjadi tempat seluruh APD yang diperlukan, termasuk wadah sandal saat masuk masjid.
"Nah tas berisi barang-barang ini tidak boleh dititipkan, harus dibawa sendiri. Takutnya saat keluar dari masjid nanti bisa ketinggalan," ucap Irma menandaskan.
Â