Adab Membaca dan Mendengarkan Al-Qur'an, Insya Allah Tambah Berkah

Karena kemuliannya, umat Islam seharusnya tahu adab saat berinteraksi dengan Al-Qur'an. Itu termasuk ketika membaca Al-Qur'an dan mendengarkan Al-Qur'an

oleh Liputan6.com diperbarui 27 Agu 2023, 20:30 WIB
Diterbitkan 27 Agu 2023, 20:30 WIB
Ilustrasi membaca Al-Qur'an
Ilustrasi membaca Al-Qur'an. (Foto oleh Alena Darmel: https://www.pexels.com/id-id/foto/tangan-gadis-duduk-dalam-ruangan-8164742/)

Liputan6.com, Jakarta - Membaca dan mendengarkan Al-Qur'an merupakan ibadah sunnah. Seseorang yang melakukannya niscaya akan memperoleh pahala.

Al-Qur'an merupakan Kalamullah, yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW dan disampaikan kepada umat manusia. Kala itu, sebagian besar umat manusia masih berada di dalam tradisi lisan, termasuk di Jazirah Arab.

Pada masa Khulafaur Rasyidin, mushaf-mushaf Al-Qur'an tersebut dikumpulkan dan kemudian disusun sebagaimana diverifikasi oleh para sahabat penghafal Al-Qur'an.

Hal itu juga dilatarbelakangi banyaknya para hafidz yang wafat, baik syahid di medan perang, maupun penyebab lainnya.

Karena kemuliannya, umat Islam seharusnya tahu adab saat berinteraksi dengan Al-Qur'an. Itu termasuk ketika membaca Al-Qur'an dan mendengarkan Al-Qur'an.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Adab Membaca Al-Qur'an

FOTO: Melihat Anak-Anak Kashmir Belajar Al-Quran Selama Ramadan
Seorang anak berdoa setelah belajar Al-Quran selama bulan suci Ramadan di Jammu Kashmir Al Fallah Yateem Trust, Srinagar, India, Kamis (7/5/2020). Para ulama dan otoritas agama setempat mendesak warga untuk beribadah di rumah untuk mencegah penyebaran virus corona COVID-19. (AP Photo/Dar Yasin)

Mengutip laman mui.or.id, Imam Nawawi ad-Dimasyqi dalam kitabnya At-Tibyan fi Adabi Hamalatil Qur’an menyebutkan beberapa adab dalam membaca Al-Qur'an:

Pertama, niat ikhlas. Diwajibkan bagi seseorang yang membaca Al-Qur'an untuk ikhlas dan memelihara etika ketika berhadapan dengannya. Hal ini dikarenakan membaca Al-Qur'an bernilai ibadah di sisi Allah SWT.

Kedua, membersihan mulut. Apabila seseorang akan membaca Al-Qur'an hendaknya dia membersihkan mulutnya dengan siwak atau lainnya.Apabila rongga mulutnya terkena najis yang berasal dari darah atau lainnya, maka makruh baginya membaca Al-Qur'an sebelum membasuhnya.

Ketiga, dalam kondisi suci. Sebaiknya orang yang hendak membaca Al-Qur'an berada dalam kondisi suci dan boleh jika dia dalam keadaan berhadas berdasarkan kesepakatan kaum Muslimin.

Keempat, berada di tempat yang suci. Hendaknya ketika membaca Al-Qur'an, seseorang berada di tempat yang bersih dan nyaman. Mayoritas ulama menganjurkan di masjid karena merupakan tempat yang mulia, serta tempat untuk melakukan ibadah lainnya, seperti itikaf.

Kelima, menghadap kiblat. Hendaknya orang yang membaca Al-Qur'an di luar sholat dianjurkan untuk mennghadap kiblat.Bersikap khusyuk dan tenang jiwa raganya, seakan-akan dia tengah berada di hadapan sang guru. Sikap tersebut menurut Imam Nawawi lebih sempurna.

Keenam, memulai bacaan Alquran dengan isti’adzah dan membiasakan mengawali setiap surah dengan basmalah, kecuali surat at-Taubah.

 

Adab Mendengarkan Al-Qur'an

Semangat Para Santri Mengkhatamkan Al-Quran di Bulan Ramadhan
Santri yang masih berusia belasan tahun membaca Al Quran bersama-sama (tadarus) dalam rangka mengkhatamkan Qur'an dengan menerapkan jaga jarak pada Masjid Daarul Qu'ran Pesantren Al Kautsar, Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Minggu (10/04/2022). (merdeka.com/Arie Basuki)

Selain berlakunya adab bagi pembaca Al-Qur'an, perlu diperhatikan pula adab bagi mereka yang mendengarkan bacaan tersebut.Hal ini sebagai bentuk pemuliaan terhadap Al-Qur'an yang merupakan kalam ilahi, bukan bacaan karangan manusia seperti koran, buku, majalah dan sebagainya.

Berkenaan dengan hal tersebut, Imam as-Suyuthi dalam kitab Al-Itqan fi Ulumil Qur’an menjelaskan:

يُسَنُّ الِاسْتِمَاعُ لِقِرَاءَةِ الْقُرْآنِ وَتَرْكُ اللَّغَطِ وَالْحَدِيثِ بِحُضُورِ الْقِرَاءَةِ قَالَ تَعَالَى {وَإِذَا قُرِئَ الْقُرْآنُ فَاسْتَمِعُوا لَهُ وَأَنْصِتُوا لَعَلَّكُمْ} .

“Disunnahkan untuk mendengarkan al-Qur’an dengan seksama, tanpa membuat gaduh dan bicara sendiri. Karena Allah SWT berfirman: Dan ketika Alquran dibacakan, maka dengarkanlah. Agar supaya kalian mendapatkan rahmat”. (Lihat Al-Itqan fi Ulumil Qur’an, Juz 1, h 381)

Pendapat Imam as-Suyuthi tersebut bersandar pada firman Allah SWT dalam surat al-A’raf ayat 204, yaitu:

وَاِذَا قُرِئَ الْقُرْاٰنُ فَاسْتَمِعُوْا لَهٗ وَاَنْصِتُوْا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ

“Jika dibacakan Alquran, dengarkanlah (dengan saksama) dan diamlah agar kamu dirahmati.”

Dalam kitab Tafsir al-Munir, Syekh Wahbah Zuhaili berpendapat bahwa ayat di atas memerintahkan agar siapa saja yang mendengarkan bacaan Alquran supaya memahami dan mengambil pelajaran dari ayat-ayat tersebut.

Oleh sebab itu, bagi yang mendengarkan bacaan Alquran hendaknya tidak berbicara (diam) dan khusyuk agar dapat berfikir untuk mentadaburi maknanya.

Demikianlah penjelasan mengenai adab membaca dan mendengarkan Alquran. Oleh sebab Alquran merupakan kalam ilahi serta mukjizat agung Nabi Muhammad SAW, sudah seharusnya setiap muslim mengetahui adab dalam berinteraksi dengannya.

Bukan sekadar dibaca dan didengarkan, melainkan penghayatan dan implementasi makna dari ayat-ayat Alquran adalah sebuah keutamaan.

Dengan begitu, benarlah bahwa Alquran merupakan pedoman hidup bagi umat manusia hingga akhir zaman. Wallahu’alam.

Tim Rembulan

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya