Seruan Boikot Produk Israel dan Cerita Al Bahjah Mart Hindari Produk Musuh Kemanusiaan

Seruan boikot produk pro Israel mengancam pemutusan hubungan kerja (PHK) massal. Hal ini pun menjadi kekhawatiran salah seorang jemaah Al Bahjah. Jemaah tersebut tak segan menanyakan bagaimana nasib karyawan yang di-PHK akibat aksi boikot tersebut.

oleh Muhamad Husni Tamami diperbarui 20 Nov 2023, 10:30 WIB
Diterbitkan 20 Nov 2023, 10:30 WIB
Buya Yahya
Buya Yahya menanggapi aksi boikot produk pro Israel. (Foto: Dok. Instagram @buyayahya_albahjah)

Liputan6.com, Jakarta - Seruan boikot produk pro Israel mengancam pemutusan hubungan kerja (PHK) massal. Hal ini pun menjadi kekhawatiran salah seorang jemaah Al Bahjah. Jemaah tersebut tak segan menanyakan bagaimana nasib karyawan yang di-PHK akibat aksi boikot tersebut.

“Sekarang lagi marak pemboikotan produk-produk dari Yahudi (termasuk Israel). Kalau misalnya kita sudah mulai memboikot sedemikian rupa dan ternyata saudara-saudara kita akhirnya kehilangan pekerjaan solusinya bagaimana?” tanyanya seperti dilihat dari tayangan YouTube Al Bahjah TV, Ahad (19/11/2023). 

Buya Yahya mengatakan, persoalan boikot produk pro Israel harus melibatkan hati. Menurutnya, yang terpenting adalah menghidupkan hati.

“Anda di sini enak, bisa bercanda dengan anak. Tapi hari ini di Palestina anak kecil kepalanya retak, anak kecil tanganya patah, anak kecil di perban masih bisa berkata Allah Allah. Tangannya masih ingin mengajak perang,” imbuh Buya Yahya, pengasuh Ponpes Tahfidz dan Majelis Ta'lim Al Bahjah.

Buya Yahya menggambarkan kondisi di Palestina yang terus dibombardir Israel. Ia pun bertanya, “Mana hati nurani Anda?”

Menurut Buya Yahya, konflik di Palestina bukan hanya diceritakan, tapi harus peduli dengan kondisi korban yang telah dibunuh oleh zionis. Ia menekankan bahwa kejadian di Palestina bukan soal keislaman, tapi masalah kemanusiaan.

“Sehingga yang peduli Palestina bukan orang Islam saja. Lihat saja gerakan besar-besaran di negeri yang katanya kafir (tapi) membela Palestina. Orang di luar Islam pun mengerti di sana ada penjajahan kezaliman pada kemanusiaan sebelum kepada kaum muslimin,” tuturnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan Ini:


Soal Aksi Boikot Produk Pro Israel

Buya Yahya. (Foto: Dok. Instagram @buyayahya_albahjah)
Buya Yahya. (Foto: Dok. Instagram @buyayahya_albahjah)

Buya Yahya lantas menyinggung banyak perusahaan raksasa dunia yang mendukung Israel. Kemudian produk dari perusahaan-perusahaan tersebut ramai diboikot.

“Kalau kemarin MUI memfatwakan kita menghindari produk (pro) Israel. Ketahuilah Al Bahjah sudah bertahun-tahun lalu. Sudah dari dahulu kita lakukan semuanya. Bahkan, kami selalu ajarkan kalau Anda masih minum miliknya orang yang memusuhi kemanusiaan Islam (berarti) gak punya hati nurani,” ungkapnya.

Ia menuturkan, tujuan memboikot produk pro Israel agar jangan sampai kezaliman terus berjalan. Ketika memboikot produk tersebut niatkan mengangkat ekonomi saudara-saudara terdekat. Ia menyebut, seruan boikot produk pro Israel dapat menaikkan omset produk lokal.

“Kita itu menghindari dari produk-produk itu karena cinta pada umat. Kok tega kita masih bisa minum-makan dari mereka? Ini masalah hati nurani, mana nurani Anda?” Buya Yahya mengingatkan.


Hikmah Boikot Produk Israel

Buya Yahya. (Foto: Dok. Instagram @buyayahya_albahjah)
Buya Yahya. (Foto: Dok. Instagram @buyayahya_albahjah)

Lantas, bagaimana dengan karyawan-karyawan yang perusahaannya diboikot karena terafiliasi dengan Israel?

“Ketahuilah, bukankah tugas kita mengajak semuanya untuk bisa berjuang di saat ada musuh seperti itu?” ujarnya.

Buya Yahya menyebut beberapa macam cara berjuang. Ada yang berjuang dengan jiwanya. Kalau tidak bisa berjuang dengan nyawa, paling tidak dengan panjatan doa dan harta. Kalau dengan doa dan harta tidak bisa, paling tidak jangan membantu orang yang memusuhi kemanusiaan.

Loh, ini yang bekerjanya gimana? Diajak juga yang bekerja. Dengan saya tidak bekerja di tempat ini saya niatkan ini adalah perjuangan saya. Karena apa? Kalau saya tetap membesarkan perusahaan ini sesungguhnya saya akan memerangi saudara saya,” katanya.

“Kemudian kalau kita lanjutkan lagi hikmah di balik ini semuanya apa? Kita ingin membesarkan produk-produk saudara-saudara kita. Kita melihat produk saudara kita dari Sabang ke Merauke,” ujarnya.

“Saya melihat orang-orang kita punya produk bagus-bagus dan banyak. Kenapa produk ini tidak maju? Karena Anda lebih senang beli produknya Israel sehingga air tetangganya tidak laku," sambungnya.


Solusi Buya Yahya

Buya Yahya (Tangkap Layar Al-Bahjah TV)
Buya Yahya (Tangkap Layar Al-Bahjah TV)

Tak dapat dipungkiri jika produk-produk yang pro Israel banyak beredar di Indonesia, termasuk banyak yang dijual di warung-warung kecil. Buya Yahya pun memberikan solusi agar tetap mengangkat ekonomi masyarakat setempat.

“Mungkin ada banyak di antara toko produk mereka. Setelah itu kita kosongkan dari produk mereka, kita masukkan produk saudara kita. Karyawannya tetap bisa kok dan sudah ada yang melakukan. Kenapa pusing? Yang menjadi masalah kita berhujjah,” imbuhnya.

“Itu toko-toko raksasa itu kosongin dari produk mereka. Wuh langsung, mana orang-orang kita yang punya produk dinaikkan, wih cakep. Kita juga ada kok Al Bahjah Mart, tapi sudah dari dulu menghindari produk-produk yang memusuhi kemanusiaan,” kata Buya Yahya .

Buya Yahya mengatakan, orang-orang yang kehilangan pekerjaan karena perusahaan pro Israel-nya ditutup akibat aksi boikot merupakan bagian dari jihad tanpa harus berperang.

“Maka kami seru kepada siapa pun yang akan kehilangan pekerjan karena beberapa perusahaan yang mendukung Israel ditutup, maka ketahuilah ini bagian dari jihad Anda dan ternyata nyawa Anda masih ada,” tutur Buya Yahya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya