Gus Iqdam: Siapapun Presidennya Tukang Ngarit Tetap Ngarit

Gus Iqdam: Tukang rumput tetap cari rumput, pelihara sapi tetap pelihara sapi, siapapun presidennya, dibuat biasa Saja

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Feb 2024, 04:30 WIB
Diterbitkan 16 Feb 2024, 04:30 WIB
Gus Iqdam
Gus Iqdam (tangkap layar)

Liputan6.com, Jakarta - Ada pesan penting dari Markas ST Pusat usai gelaran Pilpres 2024. Siapapun presiden yang terpilih, masyarakat tetap pada kesehariannya.

Persoalan siapapun pemenang dalam hajat nasional Pemilihan Presiden (Pilpres) bagi Gus Iqdam tidak terlalu penting. Yang terpenting adalah tetap berkarya.

Baginya apapun pekerjaannya sebelum Pilpres 2024, setelah selesai pemilihan dan siapapun hasilnya maka profesi tersebut tetap ditekani, dan jarang yang akan berganti profesi.

"Sopo wae presidene sing ngarit panggah ngarit, sing ngingu sapi panggah ngingu sapi. Sing nukang panggah nukang, sing kuli panggah kuli," kata Gus Iqdam seperti diunggah dalam laman sosial media TikTok akun @Edy Prayitno.

Kurang lebih artinya, siapapun presidennya, yang tukang rumput tetap cari rumput, yang pelihara sapi tetap pelihara sapi, yang tukang kayu tetap tukang kayu, begitupun yang kuli, tidak berubah profesinya, tetap kuli.

"Trus nyapo mbok lebokno ati, terus koe melu huru hara maido, sing mbok paido kiai. Koe iso kualat dadi sempak malahan," kata Gus iqdam bercanda.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Suka Bertengkar Bikin Indonesia Susah Maju

Gus Iqdam (SS: YT YouTube El Maynada)
Gus Iqdam (SS: YT YouTube El Maynada)

Ia menanyakan, pilpres tidak perlu dimasukkan ke hati, sampai-sampai kiai jadi bahan gunjingan. Menggunjing dan marah kepada kiai bisa kualat.

Bahkan dengan bercanda menurutnya menyakiti kiai bisa dikutuk jadi celana dalam.

"Suantai, sing tenang. Nang kene kan wes ono mukadimah anake Pak Anis rene, garwone Pak Ganjar rene, ra sah geger, dunia persilatan ra sah geger. haduuh haduuuh," kata Gus Iqdam.

Ia berharap semua santai semua tenang. Ia juga mencontohkan jika keluarga capres cawapres sebelumnya datang ke tempatnya, ia berharap tak perlu ada huru-hara apa lagi geger dunia persilatan.

Menurutnya jika bertengkar, bertikai dan masih suka huru-hara maka hal inilah yang membuat Indonesia ini tidak maju.

"Iki loh garai Indonesia ora maju, titik titik geger, titik titik gelut," ujar Gus Iqdam.

Permusuhan Hanya Menciptakan Ketegangan yang Tidak Perlu

Gus Iqdam (SS: YT El Maynada)
Gus Iqdam (SS: YT El Maynada)

Seperti kita ketahui, 14 Februari 2024 lalu negeri ini menggelar hajat besar. Pemilihan presiden adalah momen krusial dalam sebuah negara yang menentukan arah kebijakan dan kepemimpinan untuk periode tertentu.

Dalam proses ini, penting bagi semua pihak untuk menjaga kedamaian dan menghindari permusuhan yang dapat merusak persatuan sosial. Suasana damai memungkinkan masyarakat untuk fokus pada perdebatan ide dan gagasan, memberikan ruang bagi kerjasama dan kompromi yang pada akhirnya dapat membawa kemajuan bagi negara.

Bermusuhan setelah pemilihan, terutama jika hasilnya tidak sesuai dengan harapan, dapat mengakibatkan polarisasi yang mendalam di dalam masyarakat. Oleh karena itu, penting untuk menghormati hasil pemilihan dan mendukung proses demokrasi, bahkan jika kandidat pilihan kita kalah.

Permusuhan hanya akan menciptakan ketegangan yang tidak perlu dan menghalangi kemampuan masyarakat untuk bekerja sama dalam mencapai tujuan bersama.

Memahami peran penting dialog dalam meredakan ketegangan politik juga sangat krusial. Dialog yang terbuka dan terhormat memungkinkan berbagai pihak untuk saling memahami dan mencari titik temu, menciptakan kesempatan untuk membangun konsensus yang lebih luas.

Kesepakatan dan solusi yang berasal dari diskusi yang baik cenderung lebih berkelanjutan dan diterima oleh masyarakat secara umum.

Dalam jangka panjang, menjaga sikap positif pasca-pemilihan presiden membantu membangun fondasi kepercayaan di antara berbagai kelompok dalam masyarakat. Hal ini penting untuk menjaga stabilitas politik, sosial, dan ekonomi negara.

Masyarakat yang bersatu dan bekerja sama dapat lebih efektif menghadapi berbagai tantangan dan mencapai kemajuan yang berkelanjutan. Oleh karena itu, menjaga damai setelah pemilihan adalah investasi dalam masa depan yang lebih baik bagi negara.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya