Maaf saja Tak Cukup untuk Selesaikan Urusan di Akhirat, Perlu Lakukan Ini Kata UAH

UAH ungkap dosa orang yang memaafkan namun tidak meminta maaf kepada Allah SWT

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Agu 2024, 04:30 WIB
Diterbitkan 06 Agu 2024, 04:30 WIB
UAH
Ustadz adi Hidayat (SS TikTok)

Liputan6.com, Jakarta - Memaafkan seseorang secara pribadi memang dapat menyelesaikan urusan kita dengan orang tersebut, namun tidak serta merta menyelesaikan urusan mereka dengan Allah di akhirat.

Dalam Islam, seseorang yang telah menyakiti orang lain perlu meminta maaf dan memperbaiki kesalahannya untuk menyelesaikan urusannya dengan Allah.

Meski orang yang disakiti telah memaafkan, pelaku tetap harus bertanggung jawab atas perbuatannya di hadapan Allah dan memohon ampunan-Nya.

Jadi, meskipun urusan antar manusia mungkin selesai dengan permintaan maaf, urusan spiritual atau akhiratnya membutuhkan langkah tambahan dari pihak yang bersalah.

Masalah maaf memaafkan ini tampaknya sederhana bahkan cenderung diabaikan. Namun tidak demikian, ada persoalan yang harus dibahas secara tuntas agar tak jadi masalah di akhirat kelak.

Mengutip kanal YouTube @dakwah.islam.11, Ustadz Adi Hidayat memberikan pandangannya mengenai pentingnya memaafkan dan konsekuensi dari tindakan tersebut di hadapan Allah.

Ulama muda yang akrab disapa UAH ini menekankan bahwa meskipun kita memaafkan seseorang, urusan dosa mereka dengan Allah masih belum selesai.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Bagaimana Cara Menyelesaikan Urusan dengan Allah SWT

Ilustrasi minta maaf ke pasangan
Ilustrasi minta maaf. (Photo created by @azerbaijan_stockers on www.freepik.com)

"Ingat ya, kalau orang salah kita maafin, urusan kita dengan dia selesai," kata Ustadz Adi Hidayat mengawali penjelasannya,dalam video pendek itu.

Hal ini menegaskan bahwa memaafkan adalah tindakan mulia dan merupakan hak kita sebagai individu untuk mengakhiri konflik dengan orang yang bersalah.

“Tapi urusan dia dengan kita dan dengan Allah itu belum selesai sepanjang dia belum minta maaf," ujarnya.

Ini menggarisbawahi bahwa meskipun kita telah memberikan maaf, tanggung jawab mereka terhadap Allah belum sepenuhnya selesai sampai mereka meminta ampunan.

UAH mengungkapkan bahwa dosa-dosa yang dilakukan seseorang terhadap kita tetap menjadi tanggung jawab mereka di hadapan Allah, meskipun kita telah memaafkan mereka.

“Kita sampai akhirat gak punya urusan sama dia, tapi dia punya urusan dengan Allah pada dosa-dosa yang dia lakukan terhadap kita saat di dunia,” jelas Ustadz Hidayat.

Menurut Ustadz Hidayat, memaafkan adalah langkah untuk membersihkan hati kita dari rasa dendam dan kebencian. “Memaafkan adalah cara untuk menjaga hati kita tetap bersih dari dendam dan kebencian,” ujarnya.

Langkah Mencapai Kedamaian Batin

Ilustrasi memaafkan, memberikan dukungan dan semangat
Ilustrasi memaafkan, memberikan dukungan dan semangat. (Image by jcomp on Freepik)

Ini merupakan langkah penting dalam mencapai kedamaian batin dan hubungan yang harmonis dengan orang lain.

Ustadz Adi menekankan bahwa meskipun kita melepaskan rasa sakit hati, hak-hak kita tetap ada di sisi Allah.

“Meskipun kita telah memaafkan, hak-hak kita tetap akan diurus oleh Allah,” katanya. Ini menunjukkan bahwa keadilan Allah tetap berlaku meskipun kita sudah memberikan maaf.

Ia juga memberikan nasihat agar kita tidak merasa terbebani oleh dosa orang lain yang belum meminta maaf.

“Jangan merasa terbebani dengan dosa orang lain yang belum meminta maaf. Fokuslah pada hubungan kita dengan Allah dan terus berbuat baik,” saran UAH.

Ustadz Adi Hidayat mengingatkan bahwa setiap tindakan buruk yang dilakukan terhadap kita akan tetap menjadi tanggung jawab mereka di akhirat.

“Setiap dosa yang dilakukan terhadap kita akan tetap menjadi tanggung jawab mereka di hadapan Allah,” jelasnya.

Dalam kesempatan itu juga menyarankan agar kita selalu mengandalkan Allah dalam setiap urusan dan tidak merasa kesulitan ketika harus memaafkan.

“Serahkan segala urusan kepada Allah dan percayalah bahwa Dia Maha Adil,” ujarnya.

Ustadz Hidayat menambahkan bahwa memaafkan bukan hanya tentang memberikan maaf, tetapi juga tentang menjaga kebersihan hati kita sendiri. “Memaafkan adalah tentang menjaga kebersihan hati kita dari kebencian dan dendam,” katanya.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya