Liputan6.com, Cilacap - Istighfar ialah permohonan ampun atas dosa-dosa yang telah kita lakukan. Istighfar merupakan salah satu amalan penghapus dosa seorang muslim.
Islam memberikan solusi atas permasalahan hidup, salah satunya dosa. Dengan beristighfar dosa seorang muslim berpotensi diampuni Allah SWT.
Namun, saat sering beristighfar dan selalu ingat dosa, menurut ulama asal Rembang, KH. Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha) itu bisa berbahaya.
Advertisement
Baca Juga
Tentunya aneh bukan pandangan murid Mbah Moen ini? Oleh sebab itu agar tidak salah paham, simak ulasannya sampai selesai.
Simak Video Pilihan ini:
Kenangan dengan Allah Cuma Dosa
Gus Baha menjelaskan bahwa sering istighfar, menangis dan selalu ingat dosa menurutnya seakan-akan Allah SWT menciptakan manusia itu hanya kesedihan semata.
Padahal Allah SWT telah begitu banyak memberikan nikmat kepada manusia seperti dianugerahi kemampuan untuk melaksanakan ibadah. Singkatnya kenangan kebaikan dengan Allah SWT tak kalah banyak.
Hanya saja tatkala kita selalu mengingat kita, maka sekan-akan kenangannya dengan Allah SWT itu hal-hal yang pahit saja dan tentunya ini sangat berbahaya sebab boleh jadi kita tidak akan pernah bersyukur kepada Allah SWT.
“Astaghfirullah terus nangis ingat dosa, seakan-akan Allah bikin kenangan anda ini hanya anda diciptakan dosa,” tuturnya dikutip dari tayangan YouTube Short @islammenyenangkan99, Jumat (14/02/2025).
Jadi kalau istighfar terus kan kesannya kenangannya Allah sama Anda ini bikin dosa, padahal anda sholat Subuh, anda merawat istri, merawat keluarga, anda tidak zina, tidak maling, kenangan kebaikan Allah itu kan banyak,” paparnya.
Advertisement
Pendapat Madzhab Syadzili
Mazhab Syadzili menurut Gus Baha sangat mengingkari jika seseorang itu larut dalam kesedihan sebab selalu mengingat dosa-dosanya.
Mazhab ini menekankan pentingnya optimisme dalam beragama dan menekankan pentingnya rasa syukur kepada Allah SWT sebab karunia nikmat yang tak terhitung jumlahnya.
"Tapi kamu hanya mengenang sisi kamu ditakdir dosa, maka mazhab Syadzili itu mazhab yang paling mengingkari cara berpikir seperti itu," tandasnya.
“Sebagaimana nasnya Rasulullah SAW, bahwa saya ya Allah, hubungan dengan Engkau itu selalu engkau kasih nikmat,” sambungnya.
Bahkan saat melaksanakan sholat, misalnya saja secara fikih kurang atau tidak sesuai, menurut Gus Baha itu sudah membuat malaikat dan Allah merasa senang sebab seseorang yang tinggal di bumi Allah sudah seharusnya mengakui Allah sebagai Tuhannya.
Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul
![Loading](https://cdn-production-assets-kly.akamaized.net/assets/images/articles/loadingbox-liputan6.gif)