Liputan6.com, Semarang - Dinas Ketahanan Pangan (Dishanpan) Jawa Tengah mengintensifkan pengawasan Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT). Ini dilakukan untuk memastikan keamanan pangan dan sebagai bentuk perlindungan kepada warga.
Sampai minggu ketiga Juni, pengawasan telah dilakukan pada 39 pasar rakyat dan toko swalayan di 15 kabupaten/kota se-Jawa Tengah.
Pengawasan dilakukan secara rutin maupun insidentil. Dalam kegiatan tersebut, dilakukan pengambilan contoh untuk pengujian secara kualitatif menggunakan Rapid Test Kit G9 Pesticide atau secara kuantitatif, dengan menggandeng Laboratorium PT Saraswanti Indo Genetech Bogor.
Advertisement
Baca Juga
Adapun, pengambilan sampel uji cepat pestisida, katanya, dilakukan pada beberapa sayuran dan buah. Di antaranya sawi, labu siam, daun bawang, kacang panjang, cabai rawit merah, strawberi, angggur, kiwi, apel, dan melon.
Selain uji cepat adapula Tim OKKPD juga mengirimkan contoh komposit cabai merah keriting, kubis, dan kacang tanah ke laboratorium.
“Hasil uji cepat menunjukkan keseluruhan contoh sayur dan buah yang diambil di pasar rakyat dan toko swalayan, tidak terindikasi mengandung pestisida. Namun, hasil uji laboratorium menunjukkan terdapat tujuh contoh komposit cabai merah keriting mengandung residu profenofos melebihi batas maksimum residu,” ujar Kepala Dishanpan Jateng Dyah Lukisari, dikutip dari laman Pemprov Jateng, Selasa (28/6/2022).
Saksikan Video Pilihan Ini:
Cuci Sayuran dengan Air Mengalir
Dengan hasil itu, ia mengimbau masyarakat tidak khawatir. Karena, profenofos yang merupakan salah satu bahan aktif dalam insektisida yang digunakan menyemprot tanaman bisa dihilangkan dengan cara mencuci menggunakan air mengalir.
“Masyarakat tidak perlu khawatir namun, tetap waspada. Oleh karena itu, jika hendak mengonsumsi sayur cuci terlebih dahulu dengan air mengalir untuk mengurangi kadar profenofos,” ajak Dyah.
Terhadap temuan, Dyah mengajak petani ikut berpartisipasi menjaga pangan aman. Hal itu dapat dilakukan dengan menggunakan pestisida sesuai anjuran dan ramah lingkungan.Selain pengawasan PSAT, juga dilakukan pengawasan izin edar dan pengawasan terhadap pemenuhan persyaratan keamanan PSAT yang diedarkan dalam bentuk kemasan pada toko swalayan.
Hasil pengawasan pada 1.173 PSAT beredar menunjukkan sebanyak 65,90 % PSAT yang diedarkan telah memiliki izin edar PSAT berupa izin edar PSAT-PL, PSAT-PD atau register PSAT-PDUK. PSAT yang belum memiliki izin edar sebanyak 5,12%, sisanya sebanyak 28,99% menggunakan izin edar BPOM-ML, BPOM-MD dan PIRT.
“Izin edar PSAT merupakan salah satu wujud upaya pemerintah untuk memberikan penjaminan keamanan pangan bagi masyarakat. Saat ini pemerintah memberi banyak kemudahan bagi pelaku usaha yang mau mengurus izin edar, namun memperketat pengawasannya,” pungkas Dyah.
Tim Rembulan
Advertisement