Liputan6.com, Yogyakarta - Jamu bukan sekadar warisan budaya yang berasal dari resep nenek moyang, melainkan juga terbukti dalam dunia pengobatan. Pengakuan jalur rempah sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO dapat digunakan oleh Pemerintah Republik Indonesia sebagai media diplomasi internasional bidang kebudayaan.
"Saatnya memperkuat jati diri dan membangun kesejahteraan bersama berbasis kekayaan budaya di masa depan," kata Aries Ikawati Arifah selaku CEO / Chief Executive Officer PT. Widya Herbal Indonesia, dalam siatan persnya, Selasa (16/8/2022).
Jamu minuman asli leluhur bangsa Indonesia, selama ribuan tahun nenek moyang telah memanfaatkan beragam spesies tanaman untuk menjaga kesehatan dan mengobati berbagai macam penyakit. Mereka percaya bahwa Tuhan menciptakan kekayaan alam agar dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya, termasuk bagi penyembuhan penyakit.
Advertisement
Baca Juga
Bukti bahwa nenek moyang sudah meracik dan mengonsumsi jamu sejak dulu kala di antaranya pada Relief Candi Borobudur (750 M), Relief Candi Rimbi (1329 M), dan Serat Centhini (1814M). Jamu berasal dari kata Jampi atau Usodo yang berarti penyembuhan dengan menggunakan ramuan, doa, atau ajian.
“Sehingga dapat disimpulkan bahwa jamu merupakan suatu praktik menjaga kesehatan yang bersifat holistik, dengan melibatkan body, mind, and spiritual sehingga bersifat preventif sekaligus kuratif,” ucapnya.
Secara empirik jamu telah menjadi bagian dari perjalanan masyarakat Indonesia untuk menjaga kesehatannya, dan yang terpenting saat ini adalah jamu merupakan solusi yang pas bagi dunia yang sedang sakit.
Herbal memberikan solusi terbaik dalam pencegahan dan pengatasan berbagai masalah kesehatan. Herbal dapat mengurangi efek samping toksisitas dari obat sintetik dan akan memaksimalkan efek terapeutiknya dengan efek penyembuhan yang paling efektif dan dinamis.
Seperti halnya Widya Herbal Indonesia terinspirasi dari kisah Abiyasa yang mengonsumsi “sekar sekethi” (sejuta bunga) dan juga mineral (amerta) sehingga mampu berumur panjang hingga 5 Generasi (5 G) dengan keahlian bertapa, tatanegara, dan pengobatan.
Widya Herbal turut berkontribusi menjaga warisan budaya nusantara dengan mengolaborasikan kekayaan hayati nusantara dengan advanced technology, sehingga dapat menciptakan produk berdaya guna tinggi dengan basis digitalisasi menuju kemerdekaan obat tradisional.
Produk Widya Herbal memiliki komposisi bahan alam multikomponen yang sinergis dengan focus longevity dan reverse ageing. Nama produk menggunakan bahasa Sansekerta dengan mantra penyembuhan. Formulasi dengan nanoteknologi yang dapat meningkatkan penyerapan dan distribusi obat hingga 60 sampai 80 persen sehingga efektif dan efisien.