Menpar: Pariwisata RI Kalah dari Malaysia dan Thailand

Pariwisata RI jauh tertinggal dibanding Malaysia dan Thailand, utamanya jumlah negara yang mengunjungi mereka.

oleh Dewi Divianta diperbarui 09 Nov 2014, 11:00 WIB
Diterbitkan 09 Nov 2014, 11:00 WIB
Menpar: Pariwisata RI Kalah dari Malaysia dan Thailand
Pariwisata RI jauh tertinggal dibanding Malaysia dan Thailand, utamanya jumlah negara yang mengunjungi mereka.

Liputan6.com, Denpasar Menteri Pariwisata, Arief Yahya mengakui jika pariwisata Indonesia jauh tertinggal dibanding Malaysia dan Thailand, utamanya jumlah negara yang mengunjungi mereka. Menurut Arief, saat ini Indonesia baru dikunjungi oleh wisatawan asal 15 mengara di dunia. "Sementara Malaysia dikunjungi oleh sekitar 50 negara dan Thailand sekitar 150 negara," kata Arief saat meresmikan Markplus Center for Tourism and Hospitality di Kuta, Bali, Sabtu (8/11/2014).

Untuk itu, ia mengajak pelaku industri pariwisata untuk membantu pemerintah meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara. Apalagi, di bawah kepemimpinan Joko Widodo pemerintah menarget jumlah kunjungan wisatawan sebesar 20 juta pada tahun 2019 mendatang.

Target tersebut, menurutnya, bukanlah target mudah. "Berat target kami, tapi harus dilakukan. Maka, kami meminta untuk pelaku bisnis pariwisata membantu kementerian dalam mewujudkan hal itu," ajak Arief.

Yang membuatnya miris, Malaysia dan Thailand tidak sebesar Indonesia. Indonesia sendiri, menurut Arief, tidaklah kalah dengan dua negara tetangga tersebut. Untuk itu, Arief optimistis Indonesia dapat bangkit dan mengungguli Malaysia dan Thailand dalam hal industri pariwisata.

Arief mengaku antusias atas peluncuran ini industri pariwisata dan hospitality ini. Baginya, hal itu merupakan pengembangan bisnis, khususnya di sektor industri pariwisata. Bagi dia, peluncuran ini menjadi bagian penting untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan dalam rangka memenuhi target tersebut. (Dewi Divianta/Ars)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya