3 Jebakan Rasa Cemas Paling Umum dan Cara Menghindarinya

Simak ulasan selengkapnya untuk Anda yang senatiasa merasa cemas.

oleh Indy Keningar diperbarui 11 Mei 2015, 17:35 WIB
Diterbitkan 11 Mei 2015, 17:35 WIB
3 Jebakan Rasa Cemas Paling Umum dan Cara Menghindarinya
Simak ulasan selengkapnya untuk Anda yang senatiasa merasa cemas.

Liputan6.com, Jakarta Jika Anda seorang yang cepat merasa cemas, Anda mungkin sering dinasihati untuk jangan terlalu  khawatir. Jangan "terlalu banyak berpikir" dan "santai saja". Sayangnya, kebanyakan orang tidak mengerti bahwa rasa cemas berlebih tidak bisa dihilangkan dengan jentikan jari. Di sanalah Anda merasa tidak "normal".

Namun, menurut Alice Boyes, PhD, pengarang buku The Anxiety Toolkit, itu tidak benar.

"Di masyarakat, kita punya orang-orang pemberani dan orang-orang yang berhati-hati, dan itu menciptakan keseimbangan." Begitu yang diungkapkan Boyes dalam wawancaranya dengan Health. Namun, masalah timbul ketika rasa cemas berlebih melumpuhkan kemampuan Anda dalam beraktifitas. Itulah yang disebut "jebakan" oleh Boyes. Proses dalam mengatasi 'jebakan' itu disebut "penjernihan" pikiran. 

Seperti dilansir dari laman huffingtonpost.com, Senin (11/5/2015), inilah cara untuk melewati tiga jebakan paling umum.

1. Ragu dalam bertindak sampai siap 100 persen

Anda takut gagal dan menghabiskan waktu untuk menimbang-nimbang sampai berhari-hari. Anda punya banyak ide namun tidak ada yang terealisasi.

Cara membebaskan diri: Anda yang mudah cemas cenderung berfokus pada kemungkinan terburuk dan sangat takut untuk mengambil resiko. Kenyataannya, semua bisa terjadi. Boyes kerap menasihati pasiennya untuk menjelaskan hal terburuk, terbaik, dan yang paling realistis dari kemungkinan yang akan terjadi. Pikirkan ketiganya di urutan itu. Fungsinya adalah untuk mengenali bahwa bukan hanya resiko yang akan terjadi, namun juga kesempatan.

Trik lainnya adalah membuat rencana menangani hasil dari skenario terburuk. Orang-orang yang khawatir kerap berpikir "bagaimana jika?" Namun mereka takut untuk menjawab sendiri. Sebaiknya, buat rencana. Ini bisa meningkatkan persepsi diri sebagai orang yang bisa menangani kesulitan. Itu biasanya menenangkan.

2. Terobsesi dengan kesalahan.

Memikirkan kesalahan yang pernah dilakukan di masa lalu tidak jarang membuat Anda mumet.

Cara membebaskan diri: "Sering kali, cara membebaskan diri paling efektif adalah dengan langkah pasti untuk maju." Begitu yang diungkapkan oleh Boyes. Anda sebaiknya mulai mencatat tiga kemungkinan tindakan yang bisa dilakukan. Contohnya, jika baru-baru ini Anda mempekerjakan karyawan baru yang susah bekerja, daripada menyalahkan diri karena kurang cermat, buat pilihan untuk tindakan selanjutnya. Contohnya adalah memberi tugas lebih sedikit, memberi panduan lebih, atau memecat orangnya. Menurut Boyes, membuat daftar menggeser pikiran Anda ke mode lebih produktif.

3. Menghindari kritik

Orang-orang yang mudah kerap melakukan berbagai cara untuk menghindari kritik. Bukan karena mereka punya ego tinggi dan merasa diri paling baik, namun karena mereka sendiri sudah terlalu keras menilai diri dan mendapat kritik dari luar terlalu memberi tekanan. Ditambah lagi, mereka cenderung akan mengulang-ulang kritik itu di dalam kepala sampai berhari-hari, bahkan berminggu-minggu.

Cara membebaskan diri: Coba bersikap lebih santai saat menerima masukan. Walau merasa terpukul atau defensif, coba buat gestur Anda terlihat lebih menghargai. Lemaskan otot pundak. Angkat kepala. Santaikan tangan Anda. Ini bukannya berpura-pura, namun perasaan dan pemikiran anda akan menyesuaikan diri dengan gestur Anda.

Ada baiknya Anda punya persiapan jawaban kalau-kalau diperlukan. Contohnya, Anda bisa meminta klien untuk memberi Anda waktu untuk menjawab lewat email. Itu bisa memberi Anda waktu untuk secara tuntas memproses informasi dan merespon dengan cara produktif. (Ikr/ret)

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya