Ungkapan Hati Anak Korban Perceraian yang Orang Dewasa Tak Tahu

Perceraian merupakan tragedi rumah tangga yang menjadikan anak sebagai korban. Berikut ungkapan hati mereka, yang orang dewasa tak tahu.

oleh Firman Fernando Silaban diperbarui 08 Nov 2015, 12:00 WIB
Diterbitkan 08 Nov 2015, 12:00 WIB
Ilustrasi : Ungkapan Hati Anak Korban Perceraian yang Orang Dewasa Tak Tahu
Ungkapan Hati Anak Korban Perceraian yang Orang Dewasa Tak Tahu (sumber. livehack.org)

Liputan6.com, Jakarta Perceraian bukan hanya menghasilkan kelegaan pada kedua insan yang sudah tak mampu mempertahankan hubungannya, tetapi juga kehancuran bagi psikologis dan mental bagi anak mereka. Anak merupakan korban utama dari tragedi dalam perjalanan rumah tangga kedua orang tuanya.

Mungkin beberapa dari mereka meluapkan emosi dan kekesalan akan kondisi keluarganya yang hancur. Namun, ada juga yang menyembunyikan dan menutupnya rapat-rapat agar tidak ada satu pun orang mengetahui.

Seperti dilansir dari Lifehack, Kamis (5/11/2015), berikut beberapa ungkapan anak korban perceraian yang tidak diketahui orang dewasa.

1. Mereka membangun dinding dan jarak disekitar orang tuanya
Mereka tak lagi percaya pada orang-orang disekitar mereka, termasuk kedua orang tuanya. Hal tersebut membuat mereka membangun 'dinding' dan jarak karena mereka ingin merasa aman dari kehancuran rumah tangga kedua orang tuanya.

2. Mereka akan menjaga barang dengan ketat
Mungkin ini jadi salah satu wujud ekpresi yang mereka ungkapkan, yaitu protektif pada barang-barang yang mereka miliki. Mereka menyadari bahwa telah kehilangan kehangatan kedua orang tua sehingga sikap tersebut muncul yang berangkat dari sebuah kekecewaan.

3. Mereka takut akan komitmen
Hubungan kedua orang tuanya yang bercerai merupakan cerminan bagi mereka. Cerminan yang berbicara tentang sebuah komitmen dari pernikahan ternyata hancur berantakan sehingga membuat mereka takut untuk berkomitmen.

4. Mereka tidak menyukai selingkuh
Untuk beberapa kasus perceraian yang disebabkan oleh perselingkuhan, luka yang ditimbulkan tak hanya pada salah satu pihak saja, tapi melibatkan anak di dalamnya. Anak akan melihat bahwa perselingkuhan itu penyebab hancurnya hubungan kedua orang tuanya sehingga mereka cenderung benci akan perselingkuhan.

5. Mereka mengapresiasi adanya komunikasi
Ternyata anak jauh lebih menyadari pentingnya sebuah komunikasi dalam penyelesaian sebuah masalaha. Hal tersebut dilandasi oleh kondisi kedua orang tuanya yang tidak mampu membangun komunikasi di antara mereka sehingga perceraianlah jalan keluarnya. (Ffs/Ibo)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya