Lihat Burung Bidadari Langka di Taman Nasional Ketajawe-Lolobata

Burung Bidadari halmahera adalah burung endemik kepulauan Maluku dan merupakan jenis burung cenderawasih sejati yang tersebar paling barat.

oleh Gilar Ramdhani diperbarui 17 Jul 2017, 16:33 WIB
Diterbitkan 17 Jul 2017, 16:33 WIB
Lihat Burung Bidadari Langka di Taman Nasional Ketajawe-Lolobata
Burung Bidadari halmahera adalah burung endemik kepulauan Maluku dan merupakan jenis burung cenderawasih sejati yang tersebar paling barat.

Liputan6.com, Jakarta Taman Nasional Aketajawe-Lolobata adalah taman nasional yang terletak di Halmahera, Maluku Utara, Indonesia. Taman ini menjadi tempat bermukim sekitar 106 spesies burung termasuk 25 spesies burung endemik.

Salah satu spesies burung endemik yang langka dan menjadi ikon dari Halmahera adalah Burung Bidadari. Burung Bidadari Halmahera yang memiliki nama latin Semioptera Wallacii adalah jenis burung yang masih dalam satu keluarga dengan cendrawasi namun memiliki ukuran yang lebih kecil.

Burung Bidadari berwarna coklat kehijauan zaitun. Burung jantan mempunyai mahkota warna ungu dan ungu-pucat yang mengkilat serta warna hijau zamrud pada dadanya. Sementara yang betina berukuran lebih kecil dengan warna cokelat zaitun dan mempunyai ekor lebih panjang dibandingkan burung jantan.

Selain mempunyai bulu yang indah layaknya bidadari, Semioptera Wallacii juga mempunyai gerak tarian yang indah dan terkesan genit terutama saat merayu pasangannya. Kegenitan burung berbulu indah ini terlihat terutama saat musim kawin.

Burung jantan akan memamerkan kecantikan bulu dan bentang sayapnya serta kegenitan dalam menari untuk merayu dan menarik perhatian betinanya. Sementara Burung Bidadari betina akan menghampiri dan memilih satu pejantan yang dinilai paling indah tarian dan bentangan sayapnya. Masyarakat lokal mengenal burung bidadari sebagai weka-weka yang memakan serangga, antropoda, dan buah-buahan.

Populasi burung Bidadari tidak diketahui dengan pasti tetapi jumlahnya telah menurun jika dibandingkan dengan tahun 1980-an lantaran banyaknya kawasan hutan habitat burung bidadari yang mengalami deforestasi. Penurunan populasi juga diakibatkan oleh perburuan liar untuk menangkap burung Bidadari jantan yang mempunyai bulu indah.

Beruntung, kawasan Taman Nasional Aketajawe Lolobata bisa menjadi tempat berkembang biak yang baik bagi Burung Bidadari. Untuk melihat keindahan Burung Bidadari, Tim Terios 7 Wonders Wonderful Moluccas bertandang ke Taman Nasional Aketajawe-Lolobata.

Tim Terios 7 Wonders Wonderful Moluccas bertandang ke Taman Nasional Aketajawe-Lolobata.

Kawasan Pengamatan Burung Bidadari dapat ditemukan di Kali Batu Putih, Kabupaten Halmahera Barat, Provinsi Maluku Utara. Lokasi ini tidak jauh dari Jailolo, hanya sekitar 20 menit dengan kendaraan.

Burung bidadari ditemukan pertama kali oleh Alfred Russel Wallace di Pulau Bacan, Maluku Utara, tahun 1858. Wallace menyebutnya sebagai bird of paradise karena kecantikan burung ini. Penemuan itu lalu ditulisnya dalam sebuah laporan yang dikirim ke Inggris. Setahun kemudian, laporannya menjadi bahan kajian para peneliti satwa di Inggris. Jadi, jangan heran kalau nama latinnya Semioptera Wallacii. Nama ini sebagai penghargaan terhadap Wallace naturalis asal Inggris yang hidup pada tahun 1823 – 1913 itu.

Tim Terios 7 Wonders Wonderful Moluccas mencoba mengamati keberadaan burung Bidadari.

Di dalam kawasan taman nasional juga dapat dijumpai jenis-jenis burung lain yang cukup menarik. Selain bidadari halmahera (Semioptera wallacii), Anda juga bisa melihat kakatua putih (Cacatua alba), kasturi ternate (Lorius garrulus), paok halmahera (Pitta maxima), julang irian (Aceros plicatus), gosong kelam (Megapodius freycinet), beragam pergam (Ducula spp.) serta walik (Ptilinopus spp.), dan sebagainya.

Taman Nasional Aketajawe-Lolobataini juga menjadi tempat perlindungan burung-burung paling terancam dan langka secara global menurut IUCN (International Union for Conservation of Nature and Natural Resources), yaitu mandar gendang, kakatua putih, kasturi ternate, cekakak murung, dan cikukua hitam (Philemon fuscicapillus).

Selain kekayaan ekosistem dan jenis, kawasan TN Aketajawe-Lolobata juga menyimpan banyak keragaman genetis berupa sub-jenis endemik Pulau Halmahera.

 

Ikuti perkembangan pertualangan Terios 7 Wonders: Wonderful Moluccas di tagar #terios7wonders #wonderfulmoluccas.

 

Powered By:

Terios 7 Wonders: Wonderful Moluccas

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya