Liputan6.com, Jakarta Julia Roberts, aktris yang sukses memerankan film Pretty Woman pernah berujar soal media sosial. Ia mengatakan media sosial ibarat godaan yang bisa bikin kecanduan. Sekali kecemplung, maka selamanya akan terikat.
Omongan Julia Roberts mungkin ada benarnya. Itu bisa dibuktikan dari fenomena saat ini, di mana banyak orang kecanduan media sosial. Bahkan seseorang biasanya memiliki lebih dari satu akun media sosial. Mulai dari Facebook, Twitter, Instagram, sampai Path.
Tapi harus hati-hati ya, kecanduan media sosial tanpa disadari bisa bikin hidup Anda boros. Tak percaya? Dikutip dari DuitPintar.com, berikut ini sejumlah potensi pemborosan akibat media sosial.
Advertisement
1. Gaya hidup berubah demi gengsi
Kehadiran media sosial bagi para pengguna, terutama di Indonesia ternyata bisa mengubah gaya hidup seseorang. Tak sedikit orang yang kecanduan media sosial yang kemudian suka pamer aktivitas sehari-hari.
Yang biasanya tak suka naik gunung, mendadak rajin mendaki. Orang yang tidak suka jalan-jalan, tiba-tiba suka traveling. Itu bagus kalau tujuannya untuk membuat badan sehat. Tapi kalau niatnya hanya untuk mengunggah foto-foto di media sosial, untuk apa?
Bukan itu saja, sekarang ini banyak juga orang yang pamer dengan mengunggah aktivitas gaya hidupnya. Nongkrong di kafe , restoran, atau di mal-mal mewah demi gengsi.
2. Hidup jadi lebih konsumtif
Kehadiran media sosial seringkali dimanfaatkan orang untuk dijadikan ladang bisnis. Di satu sisi orang dapat untung dari jualan. Tapi di sisi lain, orang jadi konsumtif karena dimudahkan dalam berbelanja.
Di Instagram banyak sekali yang menjual beragam produk menarik. Unggahan fotp produk tersebut secara psikologis bisa mempengaruhi dan menarik orang lain untuk tergiur.
Jika produk tersebut memuat foto bagus, informasi lengkap, menawarkan harga promosi dan bikin penasaran, maka orang tak akan segan untuk membelinya.
Advertisement
3. Pulsa dan data internet cepat habis
Setiap saat memeriksan akun Instagram, Facebook, Twitter atau Path? Maka wajar kalau pulsa dan kuota internet cepat habis.
Dulu sebelum adanya media sosial, kita hanya beli pulsa untuk telepon dan mengirim pesan. Itupun pulsa yang terpakai bisa awet hingga sebulan.
Memang tidak ada yang melarang kita beli pulsa dan data internet, tapi alangkah baiknya kalau itu digunakan untuk hal-hal yang lebih bermanfaat dan menghasilkan.
4. Rela beli followers demi eksistensi
Belum afdol kalau seseorang punya akun media sosial tapi tak punya followers. Untuk meningkatkan jumlah pengikut, sekarang ini banyak penjual jasa followers.
Harga yang dipasang untuk beli followers bervariasi. Mulai dari Rp 25.000 untuk 100 followers, hingga Rp 250.000 untuk 5.000 followers. Ini hanya harga gambaran saja. Masih banyak harga followers yang lebih murah atau lebih mahal dijual oleh orang lain.
Bagi mereka yang gengsinya besar, tentu ingin jumlah followers media sosialnya banyak. Bahkan tak jarang yang rela mengeluarkan uang banyak untuk menambah followers.
Berdasarkan harga gambaran di atas, coba kita hitung. Jika seseorang ingin punya 20.000 followers artinya dia harus mengeluarkan uang Rp 1 juta. Lebih baik uang sebesar itu dijadikan modal usaha untuk dapat penghasilan. Atau digunakan untuk buka bisnis yang modalnya tak terlalu besar.
5. Gadget jadi lambat dan baterai cepat habis
Satu lagi, fakta yang tak bisa dibantah kalau media sosial bisa bikin boros. Sudah pasti, gadget gampang lemot dan baterai cepat habis. Ini karena pemakaian internet di gadget banyak memakan daya.
Tahun lalu, sebuah riset menyebutkan rata-rata orang Indonesia menghabiskan waktu bermain media sosial selama 2 jam 51 menit sehari dalam berbagai perangkat.
Angka rata-rata durasi tersebut cenderung menurun dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 2 jam 52 menit dalam sehari.
Kalau ponsel sudah lemot dan baterai bocor, sudah pasti harus ganti baru atau keluar biaya untuk servis. Nah, ini yang bikin boros.
Advertisement