Menikmati Layanan Komplet Salon Lelaki Tanpa Takut Dipandang Aneh

Para lelaki di salon ini bisa menikmati beragam layanan selayaknya di salon perempuan, mulai dari potong rambut hingga manicure/pedicure.

oleh Asnida Riani diperbarui 21 Jan 2019, 16:15 WIB
Diterbitkan 21 Jan 2019, 16:15 WIB
Salon lelaki
Salon lelaki, Hammer and Nails. (dok. Instagram @hammerandnailspdx/https://www.instagram.com/p/BklLZE2Fn7u/Asnida Riani)

Liputan6.com, Jakarta - Perawatan wajah dan tubuh selama ini identik hanya untuk perempuan. Stereotipe ini makin melekat, sehingga kalau ada lelaki ingin "bebersih" di salon, tak sedikit pasang mata bakal menatap heran.

Melawan anggapan itulah, seorang penulis naskah, Michael Elliot, mendirikan salon Hammer and Nails. Di tempat ini, para lelaki bisa merawat diri tanpa takut ditatap dengan pandangan aneh.

Dalam sebuah wawancara dengan Forbes yang dikutip Senin (21/1/2019), Michael menyebut, Maret 2013 adalah waktu di mana, seperti sebagian besar lelaki Amerika sadar butuh pedicure. "Saya sudah pernah ke salon untuk pedicure sebelumnya dan ketika membuka pintu, semua perempuan menatap sambil seolah mengatakan, 'Saya tidak seharusnya datang'," ceritanya.

Dari situlah, Michael bertekad membuka salon untuk lelaki yang tak hanya menawarkan jasa potong rambut, tapi juga manicure and pedicure. "Saya ingin Hammer and Nails jadi tempat di mana lelaki merasa setara soal perawatan tubuh dan yang terpenting, nyaman dengan apa yang mereka lakukan." tambah Michael.

Setelah upaya panjang dengan menyisihkan uang dan mencari investor, di mana banyak orang disebut tertawa ketika ditawari Michael, salon tersebut berhasil berdiri dan terus menambah cabangnya di seantero Amerika Serikat.

Masih berlabel sebagai founder, operasional salon lelaki itu sekarang dipegang Chief Executive Officer, John Choi, dan President and Chief Operating Officer, Aaron Meyers. Rata-rata perawatan di sini akan dikenai biaya 23 dolar AS atau setara Rp 328 ribu.

Harga tersebut termasuk servis berupa minuman dan makanan kecil. Harga yang ditawarkan, ujar Michael, sebenarnya tergantung pada standar kota di mana salon tersebut beroperasi.

"Kami juga punya tiga tipe membership, rata-ratanya seharga 53 dolar AS per bulan (setara Rp 755 ribu)," papar Michael.

Selain memberi kenyamanan untuk lelaki, Michael Elliot selaku founder juga berharap dengan adanya salon lelaki ini, para perempuan tidak lagi memandang sebelah mata kaum adam yang ingin merawat tubuh. "Kulit, kaki, dan tangan yang sehat itu juga hak lelaki. Stereotipe yang selama ini terbentuk sudah seharusnya dihilangkan," kata Michael.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya