Benarkah Kopi Bisa Menyebabkan Migrain?

Berdasarkan penelitian, kafein dalam kopi bisa menyembuhkan migrain tapi ada juga yang justru sebaliknya.

oleh Henry Hens diperbarui 14 Agu 2019, 05:03 WIB
Diterbitkan 14 Agu 2019, 05:03 WIB
Liputan 6 default 4
Ilustraasi foto Liputan 6

Jakarta - Kafein tak hanya terdapat pada kopi, tapi juga teh dan minuman bersoda. Lalu, apa hubungannya kafein dengan migrain atau sakit kepala sebelah?

Sebuah studi observasi yang dilakukan oleh peneliti di Boston berupaya mengungkap seberapa banyak konsumsi kafein yang dapat menyembuhkan sakit kepala migrain, atau malah sebaliknya memicu penyakit itu. Para ahli percaya kalau kafein membantu memblokir adenosin --molekul yang terlibat dalam serangan migrain-- dari pengikatan ke reseptor di otak, sehingga banyak orang menggunakannya sebagai obat migrain.

Kafein juga merupakan bahan dalam banyak obat migrain yang dijual bebas. Namun, beberapa penderita migrain juga mengatakan bahwa mengonsumsi kafein dapat menyebabkan sakit kepala parah.

"Masalah kompleks dengan kafein kadang berbahaya dan kadang bermanfaat," terang Elizabeth Mostofsky, seorang peneliti epidemiologi kardiovaskular di Beth Israel Deaconess Medical Center, Boston, dilansir dari Time dan Antara, 9 Agustus 2019.

Temuan penelitian itu menunjukkan kalau tiga porsi minuman berkafein seperti kopi, teh, dan soda dalam sehari sepertinya menjadi titik kritis kafein menjadi pemicu migrain. Satu porsi biasanya didefinisikan sebagai delapan ons kopi, enam ons teh, 12 ons soda, atau dua ons minuman energi.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Obat Sakit Kepala

Ilustrasi Kafein (AFP)
Ilustrasi Kafein (AFP)

Untuk penelitian ini, para peneliti meminta 98 orang dewasa yang menderita migrain dua hingga 15 kali per bulan untuk mencatat konsumsi kafein mereka dua kali sehari selama enam minggu. Responden juga diminta mengumpulkan informasi tentang kemungkinan pemicu migrain lainnya, termasuk olahraga, konsumsi alkohol, suasana hati, tidur, status menstruasi, dan cuaca.

Mereka juga memberikan informasi tentang gejala migrain yang dialami selama masa studi, dan bagaimana mengobatinya. Sebagian besar dari mereka, seperti kebanyakan penderita migrain di AS, adalah perempuan.

Setelah menyesuaikan pemicu potensial lainnya, para peneliti memperhatikan titik perubahan dari konsumsi sekitar tiga porsi kafein per hari. Satu atau dua minuman berkafein per hari secara statistik tidak dikaitkan dengan kemungkinan menderita migrain.

Namun, menenggak tiga porsi atau lebih dikaitkan dengan risiko sakit kepala yang lebih tinggi baik pada hari itu dan keesokan harinya. Itu lantaran banyak penderita migrain menggunakan kafein sebagai obat untuk sakit kepala.

Namun, fakta bahwa orang lebih cenderung mengalami sakit kepala sehari setelah konsumsi kafein yang tinggi menunjukkan kalau minuman itu menyebabkan, bukan mengobati migrain.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya