Ke Purwakarta, Yuk ke Gunung Parang

Tak hanya melulu dibalut dengan wisata heritage, budaya, atau kuliner. Purwakarta juga memiliki lokasi wisata dengan nuansa alam terbuka.

oleh Liputan6.com pada 10 Okt 2019, 17:00 WIB
Diperbarui 10 Okt 2019, 17:17 WIB
Menguji Adrenalin Melewati Tebing Gunung Parang
Pendaki memanjat tebing Gunung Parang via Jalur Ferrata, Desa Cihuni, Purwakarta, Jawa Barat, Sabtu (30/3). Gunung berketinggian 930 mdpl tersebut menjadi lokasi pilihan bagi pemanjat tebing lokal dan mancanegara. (merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta Purwakarta kini menjadi primadona untuk menghabiskan berlibur. Tak hanya melulu dibalut dengan wisata heritage, budaya, atau kuliner. Purwakarta juga memiliki lokasi wisata dengan nuansa alam terbuka.

Adalah Gunung Parang berlokasi di Kampung Cihuni, Desa Sukamulya, Kecamatan Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Tempat ini berdekatan dengan Waduk Jatiluhur. Gunung Parang merupakan gunung batu andesit yang mempunyai titik kulminasi 963 meter di atas permukaan laut.

Gunung Parang terdiri dari tiga puncak yang masing-masing memiliki perbedaan ketinggian. Medan vertikalnya seolah menantang para pemanjat (baik dari dalam maupun luar negeri) untuk turut merasakan rock climbing di Gunung Parang.

Untuk merasakan sensasi di Gunung Parang, pengunjung cukup datang ke Kampung Badega Gunung Parang. Pasalnya, kampung itu mengakomodir kebutuhan para pemanjat tebing, sekaligus menjadi akses untuk memulai pemanjatan.

Perlu diketahui, kampung ini diresmikan pada 17 Desember 2013 oleh Kang Dedi Mulyadi, selaku bupati Purwakarta. Nama ‘Badega’ sendiri berarti ‘penjaga’. Karena ingin memperkenalkan konsep fun climbing untuk semua kalangan, kini Gunung Parang juga sudah dilengkapi dengan jalur via ferrata sebagai alternatif trekking+climbing.

Agar aman, Sling dan carabiner tetap dipersiapkan sebelum Sahabat Purwakarta memulai pemanjatan. Selain itu, Badega Parang yang berkonsep ‘Sunda’ juga diharapkan mampu menaikkan kembali kebudayaan Sunda.

Kalau pun kamu takut uuntuk panjat tebing. Gunung Parang pun menawarkan jalur pendakian yang terbilang menantang. Meski tidak setinggi kebanyakan gunung di pulau Jawa, namun tingkat kesukaran pendakian Gunung Parang tidak bisa diremehkan.

Sejak memasuki batas hutan, Sahabat Purwakarta akan terus menemui jalur bebatuan terjal. Tak jarang Sahabat Purwakarta harus merasakan lutut menempel dengan dada kala mendaki. Maka dari itu, bawalah air minum ekstra dan persiapkan fisik, alat-alat pendakian, juga mental sebaik mungkin.

Ingat, proses tak akan menghianati hasilnya, pasalnya saat tiba di puncak Gurung Parang, kamu akan  pemandangan Waduk Jatiluhur, hamparan pegunungan, lampu-lampu kota, juga sawah-sawah yang luas menghijau. Jadi, siapkan tendamu, dan rasakan hangatnya secangkir persahabatan di tengah desau angin dan langit penuh gemintang Gunung Parang.

 

(*)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya