Liputan6.com, Jakarta - Di tengah upaya memutus rantai penyebaran corona COVID-19, sejumlah pihak juga menyiapkan regulasi yang bakal diadopsi di berbagai bidang, bahkan setelah masa pandemi, tak terkecuali perihal operasional pesawat terbang.
Mengutip laman Lonely Planet, Minggu (10/5/2020), dalam industri penerbangan sendiri, diskusi apakah kursi tengah di komposisi sebaris tiga kursi mesti dikosongkan dengan mengaitkan narasi berakhirnya penerbangan murah.
Advertisement
Baca Juga
Harga tiket sendiri dipengaruhi berbagai elemen, termasuk biaya yang harus dibayarkan ke bandara, pajak turis, pajak pemerintah, dan elemen lain seperti bahan bakar, serta jumlah penumpang pesawat yang sangat mungkin langsung memengaruhi tarif kursi pesawat.
Perhitungan terkait, serta efektifvitas penerbangan di masa risiko infeksi virus corona baru masih terus didiskusikan dengan mempertimbangkan banyak faktor, mengingat dunia penerbangan jadi salah satu sektor yang harus secara telak menerima pukulan pandemi.
Asosiasi Penerbangan Udara Internasional belum lama ini menunjukkan dukungan bahwa penumpang dan awak kabin harus mengenakan masker, tapi masih ragu pada aturan mengosongkan kursi tengah dalam upaya jaga jarak aman antar individu.
Â
Sulitnya Atur Jaga Jarak Aman di Dalam Kabin Pesawat
Perdebatan akan operasional psawat dengan memerhatikan prosedur tertentu agar penyebaran coron COVID-19 tak makin parah terus berlanjut.
Beberapa pihak, termasuk CEO Ryanair, CEO Michael O’Leary, mengatakan dalam wawancara dengan Financial Times bahwa ide mengosongkan kursi tengah bukan solus tepat.
Ia beranggapan, meski tak ada orang persis di samping, masih ada orang lain tepat di belakang kursi penumpang yang mungkin saja percikan batuk maupun tangannya bisa memegang kursi.
Sementara, sebagian pihak, menganggap mengosongkan kursi tengah bisa jadi salah satu cara untuk praktik jarak aman antar individu.
Terlepas dari pendapat pro-kontra, beberapa maspakai yang sudah kembali membuka rute penerbangan sempat menghebohkan warganet karena pesawat pernuh, sehingga gagal mempraktikan physical distancing.Â
Advertisement