Hari Laut Sedunia, Pilih Sunscreen Lebih Ramah Lingkungan Yuk

Berikut daftar kandungan berbahaya dan seberapa tinggi kadar SPF yang direkomendasikan untuk menjaga koral dalam perpanjangan semangat Hari Laut Sedunia.

oleh Asnida Riani diperbarui 10 Jun 2020, 05:02 WIB
Diterbitkan 10 Jun 2020, 05:02 WIB
6 Kesalahan Sepele Penggunaan Sunscreen
Ilustrasi penggunaan sunscreen. (dok. pixabay/Novi Thedora)

Liputan6.com, Jakarta - Semangat peringatan Hari Laut Sedunia yang jatuh setiap 8 Juni tentu bisa dilakukan dengan berbagai cara. Salah satu yang paling sederhana dan sangat mungkin diterapkan adalah pemilihan produk saat beraktivitas di laut.

Dari sekian banyak, sunscreen jadi beauty item yang begitu lekat pemakaiannya dengan lingkungan ini. Melansir laman Travel and Leisure, Selasa (9/6/2020), beberapa tahun lalu, Dr. Craig Downs selaku Executive Director Haereticus Environmental Laboratory dan timnya menemukan hubungan penggunaan sunscreen terhadap kerusakan koral.

Menggunakan sample lebih dari 50 merek tabir surya, kandungan oxybenzone dan octinoxate jadi sebab utama sekian banyak koral di lautan mati. Kedua bahan tersebut digunakan sebagai bahan sunscreen karena dikenal bisa menyerap sinar UV berbahaya.

Oxybenzone, misalnya. Bahan ini berbahaya untuk koral karena empat alasan, termasuk merusak DNA yang berujung pada bleaching alias pemutihan. "Koral akan mengalami pemutihan secara normal saat suhuh berada di atas 31 derajat celcius," kata Dr. Downs.

Oxybenzone sendiri dijelaskan bakal menyebabkan pemutihan koral, walau suhu air 25 derajat celcius. "Butuh waktu hanya beberapa jam untuk bahan kimia tersebut menyebabkan kerusakan parah," imbuhnya.

Bahan lain dalam sunscreen yang ditemukan berbahaya untuk koral dan biota laut lain adalah paraben maupun phenoxyethanol. "Kami juga menemukan bahwa parfum berbahan kimia pun berbahaya tak hanya untuk koral, tapi juga ikan," ungkap Dr. Downs.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Kadar SPF yang Direkomendasikan

[Fimela] Sunscreen
Ilustrasi sunscreen | pexels.com/@moose-photos-170195

Mencegah kerusakan lebih parah, publik disarankan melupakan aerosol spray. Brian Guadagno, Founder, sekaligus CEO Raw Elements menjelaskan, non-nano titanium dioxide sebaiknya digunakan sebagai pengganti bahan oxybenzone dan octinoxate.

"Jadi, pastikan Anda membaca daftar kandungan produk sebelum membelinya. Kenali nama-nama berbahaya seperti yang sudah disebutkan di atas," ucap Guadagno.

Dr. Downs menambahkan, kandungan SPF yang tak terlalu tinggi pun sangat disarankan. "Anda hanya perlu menemukan tabir surya ber-SPF 30 yang lulus uji coba tahan air dan biasanya merekomendasikan pemakaian kembali setelah 80 maupun 90 menit," tuturnya.

Keduanya pun menyarankan untuk mengenakan busana yang juga punya efek melindungi kulit dari paparan sinar matahari. "Anggap pakaian maupun aksesori yang Anda pakai sebagai tambahan SPF," tandas Dr. Downs.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya