Liputan6.com, Jakarta - Berolahraga bisa jadi alternatif untuk mengatasi kebosanan anak selama di rumah saja. Dengan sekolah yang masih memberlakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ), olahraga seperti zumba kids, bisa jadi satu cara membuat anak tetap aktif bergerak.
"Zumba kids merupakan latihan zumba yang dipersiapkan untuk anak-anak. Konsep dan gerakannya sama dengan zumba pada umumnya. Masih menggunakan musik latin dan teknik olahraga yang sama," kata Zumba Instructor Network (ZIN) Sistya Windasari saat group media interview secara virtual Selasa, 21 Juli 2020.
Bedanya, bakal ada sisipan permainan, kegiatan tambahan, dan eksplorasi budaya dalam setiap kelasnya. Secara keseluruhan, sesi latihan ini akan dibuat semenyenangkan mungkin supaya anak-anak tak cepat bosan.
Advertisement
Baca Juga
"Kelas ini memang didesain untuk anak berusia 7--11 tahun karena mereka sudah bisa mengikuti gerakan dengan lebih baik. Tapi, anak di bawah umur tersebut tetap bisa join untuk mendorong mereka lebih aktif bergerak," imbuh Tya.
Setiap kelas zumba kids berdurasi 30--45 menit dengan intensitas medium to low. Berkaca pada kondisi sekarang, semua latihannya dilakukan secara virtual.
"Nanti kelasnya bakal diinfo oleh instruktur masing-masing. Apa saja yang bakal dilakukan pun bakal diberitahukan sebelum kelas. Karena dalam pelaksanaannya mungkin butuh bola, pena, atau benda lain," ujarnya.
Tya menyarankan, kelas zumba kids ini dilakukan dua kali seminggu. "Slot waktu olahraga dalam seminggu bisa diubah dengan kegiatan berbeda. Jadi, tidak cuma zumba supaya anak tak bosan," katanya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Tak Hanya Menyehatkan Tubuh
Psikolog Finandita Utari menjelaskan, berkaca pada gerakan zumba yang aktif dan termasuk non-stop cardio, setidaknya ada sederet manfaat psikologi yang bakal dirasakan anak, di samping menyehatkan tubuh. "Dalam praktiknya, anak harus mengikuti instruksi, ada irama dan tempo yang harus disesuaikan. Masuk pula unsur kerja sama," katanya di kesempatan yang sama.
Karenanya, latihan zumba kids dinilai tepat untuk meningkatkan kecerdasan kinestetik, emosional, dan motorik anak. "Ada koordinasi mata tangan di sana dan itu sangat bagus untuk anak-anak," sambungnya.
Sementara menurut Tya, latihan ini juga menstimulus kesadaran budaya, percaya diri, daya ingat, rasa menghargai, dan kerja sama dalam tim. "Ada pengembangan diri, di samping aktif bergerak," ucapnya.
Finandita menjelaskan, karakter anak di bawah lima tahun lebih cepat bosan. Karenanya, disarankan menggunakan variasi gerakan berulang. Misalnya, tiga gerakan dahulu dan jangan ditambah sampai anak tampak menguasai.
"Tapi, aturan ini pun tak baku. Bila anak adaptif, cukup patuh, dan bisa mengikutii, gerakan bisa ditambah," tuturnya.
Advertisement