Liputan6.com, Jakarta Manajemen krisis penanganan Covid-19 dinilai bisa mengangkat kembali sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Indonesia. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif berupaya keras membangkitkan kembali destinasi wisata dan ekonomi kreatif yang terpukul imbas COVID-19.
Sekretaris Deputi Bidang Kebijakan Strategis Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Hariyanto memaparkan skema pemulihan sektor pariwisata dengan mengoptimalkan manajemen krisis penanganan Covid-19. Menurut Hariyanto, ada beberapa faktor yang menjadi pertimbangan wisatawan untuk melakukan perjalanan wisata.
Baca Juga
"Isu kesehatan menjadi faktor utama pertimbangan wisatawan untuk melakukan perjalanan wisata. Untuk itu, pada era adaptasi kebiasaan baru saat ini protokol kesehatan dan CHSE harus diterapkan di destinasi wisata," kata Hariyanto seperti rilis yang diterima media.
Advertisement
Menurutnya, kedisiplinan penerapan protokol kesehatan dan destinasi berstandar CHSE (Cleanliness, Health, Safety and Environmental) adalah hal mutlak yang merupakan stimulus bagi wisatawan untuk kembali mengunjungi obyek wisata. Hal itu berkaitan dengan indeks pesepsi dari pasar internasional tekait penanganan Covid-19 di Indonesia yang berada di kisaran 20 persen.
Hal ini mengindisikasikan persepsi negatif terhadap dunia pariwisata Indonesia. Hal itu lantatan terjadinya peningkatan signifikan kasus COVID-19 pada awal Juli lalu.
Â
Saksikan video pilihan berikut ini:
Manajemen Krisis
Hariyanto yakin kepercayaan masyarakat terhadap peran dan fungsi manajemen krisis penanganan pandemi Covid-19 akan tumbuh.Rencana strategis dalam jangka pendek adalah perlunya validasi data, penyiapan draft regulasi, melakukan harmonisasi regulasi dan menyiapkan rancangan aplikasi indikator TTCI.
Dukungan datang dari Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian. Dia mengapresiasi penuh apa yang disampaikan oleh Hariyanto.
Sebagai wakil rakyat yang membidangi pariwisata, Hetifah mendukung optimalisasi manajemen krisis pengananan pandemi COVID-19 dalam rangka pemulihan destinasi pariwisata.
"Ini merupakan alternatif solusi yang dapat dikembangkan lebih lanjut untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kebersihan, kesehatan, keselamatan dan keberlangsungan lingkungan di destinasi pariwisata," kata dia. Â
Â
Advertisement
Pedoman
Â
Deputi Bidang Kebijakan Strategis Kemenparekraf, R Kurleni Ukar mengamini paparan Hariyanto. Saat ini, kata perempuan yang karib disapa Nike itu, Kemenparekraf tengah menyusun pedoman bagi destinasi dan pelaku wisata mengenai protokol kesehatan dan sertifikasi CHSE.
Saat ini, imbas pandemi COVID-19 pola perilaku wisatawan dalam melakukan perjalanan wisata mengalami perubahan drastis.
"Maka dari itu penting untuk menerapkan protokol kesehatan dan penerapan CHSE di destinasi wisata. Selain menjadi faktor pertimbangan wisatawan, penerapan protokol kesehatan dan CHSE juga dalam rangka memperbaiki peringkat pariwisata Indonesia berdasarkan indeks TTCI," ucap Nike.