Liputan6.com, Jakarta - Makin banyak produsen menunjukkan minat menjual produk mereka dengan sistem isi ulang. Satu yang terbaru adalah Nestle. Mereka berkolaborasi dengan Siklus, perusahaan rintisan yang bergerak dalam sistem penjualan isi ulang, untuk menguji coba sistem tersebut.
Prawitya Soemadijo, Head of Sustainability, PT Nestlé Indonesia, menerangkan studi pengembangan isi ulang akan berlangsung selama tiga bulan di daerah Tebet, Jakarta Selatan. "Tebet dipilih karena menjadi lokasi kantor pusat Siklus," kata dia dalam pesan tertulis kepada Liputan6.com, Selasa, 7 September 2021.
Dalam uji coba ini, Siklus akan mendistribusikan produk sereal dan susu dari Nestle menggunakan sepeda ke daerah perumahan. Konsumen juga bisa memesannya melalui aplikasi.
Advertisement
Baca Juga
"Minimal pembelian adalah satu porsi takaran saji sesuai dengan porsi takaran masing-masing produk. Milo 22g, Dancow FortiGro Instant 27g, Dancow FortiGro Cokelat 39g, dan Koko Crunch 30g," ia menerangkan.
Ia beralasan ketiga brand makanan dan minuman itu dijadikan bahan studi lantaran sudah dikenal masyarakat secara luas. Selain itu, pihaknya bermaksud menyajikan produk yang lebih ramah lingkungan.
Prawitya menyatakan selama uji coba penjualan dengan sistem isi ulang berlangsung, pihaknya tetap memastikan kualitas dan keamanan pangan. Salah satunya adalah dengan pengisian produk pada sistem kemasan isi ulang hanya akan dilakukan di lokasi operasional Nestlé yang menerapkan protokol kebersihan and keamanan pangan yang ketat.
"Selain itu, kami meminta konsumen untuk juga mengikuti saran tanggal konsumsi produk seperti yang tertera pada stiker yang ditempelkan di wadah isi ulang untuk mendapatkan kualitas produk Nestlé yang terbaik," imbuh dia.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Langkah Pertama
Sementara, Presiden Direktur PT Nestlé Indonesia, Ganesan Ampalavanar menjelaskan studi tersebut dilakukan sebagai bagian komitmen perusahaan untuk menjadikan 100 persen kemasannya dapat didaur ulang atau digunakan kembali. Mereka juga bertekad mengurangi 1/3 penggunaan resin plastik baru pada 2025.
"Nestlé Indonesiaberkomitmen untuk berfokus pada mengurangi sampah kemasan plastik dan menghentikan kebocoran sampah plastik kelingkungan. Kerja sama dengan Siklus, akan memungkinkan kami mengukur manfaat positif sistem kemasan isi ulang terhadaplingkungan, serta penerimaan dan pengalaman berbelanja konsumen," kata Ganesan.
Hal itu juga ditanggapi positif oleh Siklus. Jane von Rabenau, CEO & Co-Founder Siklus, mengatakan kerja sama itu merupakan langkah pertama yang penting untuk menyelesaikan masalah sampah plastik dalam skala yang lebih besar.
"Melalui studi ini, kedua perusahaan akan bekerja sama untuk menguji dan menyesuaikan solusi isi ulang yang akan memberikan kepada konsumen Indonesia suatu alternatif dan cara efektif untuk membeli produk-produk konsumen sekaligus mengurangi penggunaan plastik sekali pakai," ujar dia.
Advertisement
Harga Jual
Prawitya menambahkan, produk Nestle yang dijual di sepeda Siklus akan lebih murah dibandingkan dengan harga produk dalam kemasan sachet yang biasa dijual. "Ini juga merupakan salah satu bagian dari studi yang kami lakukan untuk melihat penerimaan dan pengalaman belanja konsumen," sambungnya.
Ia berharap studi tersebut bisa memberikan data yang valid untuk dianalisa. Hasilnya akan dijasikan dasar untuk melakukan strategi bisnis yang sesuai dengan kebutuhan dan penerimaan konsumen, di saat yang bersamaan memperhatikan dampak terhadap lingkungan.
"Nestlé melakukan studi tentang sistem kemasan isi ulang sebagai salah satu upaya untuk mendukung ambisi pemerintah untuk mengurangi sampah di Indonesia sebesar 30 persen dan mengelola 70 persen sampah pada tahun 2025," ujarnya.
Indonesia Sumbang Sampah Plastik Terbesar Kedua Sejagat
Advertisement