Liputan6.com, Jakarta - Susah-susah-gampang membuat anak makan sayur untuk mencukupi nutrisi hariannya. Karena itu, para orangtua harus punya trik tersendiri dalam menyiasati kondisi tersebut, dan ini bisa dimulai dari cara memasak.
Terkait ini, pemenang Masterchef Indonesia season 7, Chef Jerry Andrean, mengatakan bahwa orangtua bisa mengakalinya dengan memotong sayuran jadi bagian yang lebih kecil.
"Lalu, bisa juga dimasukkan ke dalam bahan lain," katanya dalam Virtual Press Conference: Rayakan Hari Gizi Nasional 2022, Royco Pertegas Komitmen Atasi Malnutrisi melalui Aksi dan Kolaborasi Strategis, Selasa, 25 Januari 2022. "Misalnya seperti yang saya buat, dalam patty-nya bisa dicampur dengan parutan wortel."
Advertisement
Baca Juga
Kemudian dalam memasak, Chef Jerry menyarankan jangan sampai memasak sayuran sampai layu. Ia berkata, "Terutama sayuran hijau, (masaknya) cukup sebentar saja. Jadi, harus minding waktu memasak."
dr. Diana F. Suganda, Sp.GK, M.Kes, selaku ahli gizi keluarga mengatakan bahwa standar kualitas makanan yang baik berarti memberikan nutrisi dengan gizi seimbang. "Dalam sekali makan, itu lengkap (nutrisinya)," tuturnya.
Kemudian, tidak dimasak terlalu matang, sambung dr. Diana. Memasak, terutama sayur, juga tidak dipanaskan dalam suhu tinggi. Ia mengatakan, "Makanan-makanan deep fried dikurangi. Maksimal dua kali seminggu untuk anak."Â
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Anak Boleh Konsumsi Penyedap?
dr. Diana mengatakan, ragam masakan tumis juga bisa dipertimbangkan karena dimasak dengan api tidak terlalu panas. Jadi nutrisi, terutama protein, vitamin, dan mineral, tidak terlalu rusak. "Pakai bumbu juga silakan saja," ucapnya.
Berdasarkan rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr. Diana menjelaskan, anak-anak dengan MPASI sudah boleh memakan bumbu, seperti gula dan garam. Penyedap juga boleh, tuturnya, namun hanya sejumput saja.
Dalam rangka memperingati Hari Gizi Nasional 2022 bertema "Aksi Bersama Cegah Stunting dan Obesitas," Royco mengumumkan berbagai inisiatif dan kolaborasi untuk memperluas dampak program edukasi nutrisi "Royco Nutrimenu" yang terlaksana sejak 2019.
Salah satunya melalui kerja sama dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) untuk mendukung komitmen dalam mencegah dan menangani berbagai permasalahan nutrisi, termasuk stunting.
Kolaborasi keduanya akan dilakukan melalui program Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT). Implementasinya berupa kegiatan pemberdayaan masyarakat di tingkat desa maupun kelurahan sebagai upaya pemenuhan gizi seimbang bagi keluarga berisiko stunting.
Nantinya, kader DAHSAT akan dibekali inspirasi resep Nutrimenu dan edukasi mengenai pentingnya memasak, serta mengonsumsi makanan bergizi seimbang sesuai panduan "IsiPiringku." Harapannya, mereka dapat menyebarluaskan informasi tersebut pada seluruh target program, termasuk ibu hamil maupun menyusui.
Advertisement
Memanfaatkan Berbagai Medium
Head of Foods & Beverages PT Unilever Indonesia, Tbk., Ari Astuti, mengatakan bahwa resep yang diajarkan merupakan sajian sehari-hari yang bahannya mudah didapat dan terjangkau. "Dengan memberdayakan kader DAHSAT, program ini juga berarti berkelanjutan, bukan touring dari satu kota ke kota lain," tuturnya.
Selama pelaksanaannya, perempuan yang akrab disapa Tutut itu mengatakan, akan ada evaluasi dan monitoring. Seluruh produk Royco diklaim terbuat dari bahan-bahan berkualitas yang telah dilengkapi garam beriodium.
Mereka juga melengkapi seluruh kemasannya dengan berbagai resep bergizi, sederhana, praktis, dan terjangkau dengan memanfaatkan bahan "50 Pangan Masa Depan" untuk menginspirasi keluarga berkreasi di dapur.
Selain itu, pihanya juga memperluas edukasi nutrisi melalui serial animasi Riko the Series yang ditayangkan di YouTube. Terkait medium ini, celebrity mom Fitri Tropica, menyebut bahwa dengan begitu, anak-anak jadi terinspirasi.
"Saat melihat Riko makan sayur, misalnya, dan menyebut itu enak, anak-anak akan penasaran, betul enggak sih enak? Mereka lalu akan mau mencoba. Ini sepertinya akan lebih berhasil daripada ibunya memaksa makan sayur," tuturnya.
Infografis 5 Tips Pakai Masker Cegah COVID-19 untuk Anak
Advertisement