Penyu Hijau Ditemukan Telan Sampah Masker di Pesisir Jepang

Ditemukannya kura-kura yang menelan masker wajah menunjukkan pandemi Covid-19 memunculkan kekhawatiran mendalam terhadap ekosistem laut.

oleh Putu Elmira diperbarui 10 Feb 2022, 12:40 WIB
Diterbitkan 10 Feb 2022, 12:32 WIB
Ilustrasi Masker
Ilustrasi masker. (dok. Pixabay.com/viarami)

Liputan6.com, Jakarta - Masker sekali pakai ditemukan di kotoran penyu hijau yang ditangkap di lepas pantai timur laut Jepang. Temuan itu menguatkan hasil studi tim peneliti Jepang yang menunjukkan adanya peningkatan kekhawatiran sampah plastik terkait Covid-19 mencemari ekosistem laut.

Dilansir dari Japan Today, Kamis (10/2/2022), penyu hijau itu diketahui secara tidak sengaja menelan plastik selama beberapa waktu. Padahal, tidak ada masker wajah yang ditemukan selama survei 15 tahun di wilayah itu sebelum pandemi, menurut tim dari Tokyo University of Agriculture and Technology dan University of Tokyo.

Laporan tentang masker sekali pakai yang mencemari laut telah meningkat di wilayah pesisir di seluruh dunia sejak merebaknya Covid-19. Dalam makalah yang diterbitkan di Marine Pollution Bulletin awal bulan ini, tim juga mengonfirmasi bahwa masker yang tersedia secara komersial mengandung stabilisator untuk mencegah plastik rusak oleh sinar ultraviolet.

Bahan tambahan dianggap pengganggu endokrin, yang berarti dapat mengganggu sistem hormonal organisme. Penyu hijau itu ditangkap hidup-hidup di sebuah jaring di Prefektur Iwate pada Agustus 2021.

Saat ini, penyu hijau tersebut ditempatkan di penangkaran. Barang itu lalu dikonfirmasi sebagai masker polipropilen non-woven yang ditemukan di kotoran penyu oleh Takuya Fukuoka, seorang peneliti di Tokyo University of Agriculture and Technology.

Hideshige Takada, seorang profesor di universitas yang sama yang juga terlibat dalam penelitian ini. Ia menyampaikan temuan itu menunjukkan bahwa kehidupan laut terpapar zat kimia melalui konsumsi sampah plastik secara tidak sengaja.

Penggunaan masker dan alat pelindung diri lainnya kemungkinan akan berlanjut untuk beberapa waktu ke depan karena imbas Covid-19. "Kita perlu mengambil langkah-langkah seperti memastikan pengelolaan limbah yang tepat dan mengganti bahan tambahan," kata peneliti di Jepang tersebut.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Tipuan Bau Plastik

Ilustrasi Penyu
Ilustrasi penyu. (dok. Unsplash.com/Jesse Schoff)

Dilansir dari BBC, Kamis (10/2/2022), para ilmuwan memiliki bukti baru untuk menjelaskan plastik berbahaya bagi penyu. Hewan-hewan itu salah mengira bau plastik sebagai makanan.

Dengan demikian, kantong plastik yang mengapung di laut tidak hanya terlihat seperti makanan ringan ubur-ubur, tetapi juga mengeluarkan bau yang serupa. "Perangkap penciuman" ini mungkin membantu menjelaskan mengapa penyu cenderung makan dan terjerat dalam plastik, kata peneliti AS, Dr Joseph Pfaller dari University of Florida, Gainesville..

Sampah plastik menumpuk dengan cepat di lautan. Barang-barang seperti kantong plastik, jaring, dan botol menjadi ancaman bagi ratusan spesies laut, termasuk penyu, burung, dan paus yang terancam punah. 

"Plastik yang telah menghabiskan waktu di laut mengeluarkan bau yang membuat penyu tertarik dan ini adalah adaptasi evolusioner untuk mencari makanan, tetapi sekarang menjadi masalah bagi penyu karena mereka tertarik dengan bau dari plastik," katanya.


Ditelan Penguin

Ilustrasi
Ilustrasi penguin. (dok. pexels/Jonathan lajoie)

Penyu hijau menelan masker di Jepang bukan satu-satunya kasus yang terjadi pada hewan. Masker juga ditemukan dalam perut seekor penguin mati terdampar di pantai di Brasil, menurut kelompok pelestarian lingkungan setempat pada September 2020 lalu.

Dilansir dari New York Post, Penguin Magellan ditemukan di Pantai Juquei di Sao Paulo pada 9 September, Instituto Argonauta mengumumkan dalam siaran pers, Selasa, 8 September 2020.

"Kasus ini merupakan bukti tegas bahwa limbah jenis ini menyebabkan kerusakan dan kematian juga pada fauna laut, selain tidak bertanggung jawab dari orang yang membuang masker di tempat yang tidak tepat," kata presiden lembaga, Hugo Gallo Neto, dalam sebuah pernyataan.

Ia melanjutkan, pihaknya telah bergelut dengan sampah laut selama 23 tahun. Pihaknya juga selalu berusaha mendidik dan merehabilitasi hewan yang bermasalah. "Ini adalah ancaman baru yang sayangnya datang dengan pandemi," lanjutnya.

Beberapa hari sebelum penemuan, orang banyak memadati pantai untuk merayakan Hari Kemerdekaan Brasil dan meninggalkan tumpukan sampah, kata kelompok itu. Setidaknya 113 masker dibuang secara tidak benar di pantai Sao Paulo sekitar 16 April--13 September, menurut temuan dari organisasi tersebut.

Masker di dalam penguin itu ditemukan selama otopsi, kata Instituto Argonauta. Kelompok itu menambahkan penguin itu kekurangan gizi.


Infografis Jangan Buang Sembarangan, Ini Cara Kelola Masker Covid-19 Bekas Pakai

Infografis Jangan Buang Sembarangan, Ini Cara Kelola Masker Covid-19 Bekas Pakai. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Jangan Buang Sembarangan, Ini Cara Kelola Masker Covid-19 Bekas Pakai. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya