Liputan6.com, Jakarta - Pangeran Harry dan Meghan Markle buka suara mengenai invasi Rusia ke Ukraina. Pasangan ini menyampaikan pernyataan melalui situs resmi mereka, Archewell.
"Pangeran Harry dan Meghan, Duke dan Duchess of Sussex dan kita semua di Archewell berdiri bersama rakyat Ukraina melawan pelanggaran hukum internasional dan kemanusiaan ini dan mendorong komunitas global dan para pemimpinnya untuk melakukan hal yang sama," bunyi pernyataan yang dirilis Pangeran Harry dan Meghan Markle pada Kamis, 24 Februari 2022, dilansir People, Jumat (25/2/2022).
Pernyataan mereka muncul tak lama setelah pemimpin Rusia Vladimir Putin mengumumkan "operasi militer khusus" di daerah Donbas Ukraina, wilayah separatis di negara yang katanya minggu ini harus merdeka. Ini adalah sebuah langkah yang ditolak Amerika Serikat dan Ukraina.
Advertisement
Baca Juga
Putin juga mengeluarkan peringatan kepada siapa pun yang mencoba untuk campur tangan, dengan mengatakan mereka "harus tahu bahwa jawaban Rusia akan segera, dan akan menyebabkan konsekuensi seperti yang tidak pernah Anda alami dalam sejarah Anda," menurut The New York Times.
Presiden Amerika Serikat Joe Biden menanggapi pidato Putin yang disiarkan di televisi dalam sebuah pernyataan melalui Gedung Putih. "Presiden Putin telah memilih perang yang direncanakan yang akan membawa korban jiwa dan penderitaan manusia yang besar," jelasnya.
"Rusia sendiri yang bertanggung jawab atas kematian dan kehancuran yang akan ditimbulkan oleh serangan ini, dan Amerika Serikat serta Sekutu dan mitranya akan merespons dengan cara yang bersatu dan tegas," lanjut Biden. "Dunia akan meminta pertanggungjawaban Rusia," tambahnya.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Disebut Arogan
Dilansir dari Daily Mail, Jumat (25/2/2022), Pangeran Harry dan Meghan Markle dikritik karena penyataan 'sangat arogan' dan dituduh 'sekali lagi membuat ini tentang mereka'. Rusia meluncurkan invasi skala penuh dan dianggap sebagai tindakan paling agresif Moskow sejak invasi Soviet ke Afghanistan pada 1979.
Pemerintah Ukraina menyebut 137 warga sipil dan personel militer telah tewas. Beberapa ledakan terdengar di ibu kota Kiev pada 24 Februari 2022 ketika pasukan Rusia melanjutkan serangan mereka.
Sementara, Harry dan Meghan secara teratur berbicara mengenai masalah-masalah besar dan konflik global sejak mengundurkan diri sebagai anggota senior Keluarga Kerajaan pada awal 2020. Mereka meninggalkan Inggris untuk memulai hidup baru di California.
Advertisement
Tuai Kecaman
Setelah pindah ke Negeri Paman Sam, mereka dituduh mendukung pemilihan presiden Amerika ketika mereka mendesak para pemilih untuk 'menolak ujaran kebencian' dalam sebuah pesan yang secara luas ditafsirkan sebagai serangan terhadap Donald Trump dan dukungan diam-diam untuk kampanye Joe Biden. Agustus lalu, Sussex yang 'patah hati' mengatakan aksi Taliban di Afghanistan membuat mereka 'tidak bisa berkata apa-apa' dalam sebuah pernyataan panjang.
Namun, mereka dikecam karena 'upaya lain untuk membentuk keluarga kerajaan bangun alternatif'. Juga, warganet pada saat itu mencap pernyataan mereka 'publisitas samar mencari kata-kata yang tampaknya acak'. Warganet menyebut itu 'tidak relevan' karena tidak menyebutkan bagaimana mereka secara pribadi akan membantu dalam krisis Afghanistan.
Pernyataan Harry
Desember lalu, Harry memperingatkan 'keserakahan perusahaan dan kegagalan politik' memperpanjang pandemi. Ia menyerukan kesetaraan vaksin global dan membandingkannya dengan krisis HIV pada 1980-an dan 1990-an.
Harry menghabiskan 10 tahun di Angkatan Darat Inggris dan melakukan dua tur garis depan Afghanistan sebagai pengontrol udara dengan Blues dan Royals di garis depan di provinsi Helmand. Ia juga sebagai pilot helikopter serang Apache selama dua dekade intervensi Barat.
Advertisement