Liputan6.com, Jakarta - Belva Devara dan Sabrina Anggraini melanjutkan bulan madu mereka ke Italia. Pasangan yang menikah pada 5 Maret 2022 di Ciputra Artpreneur, Jakarta ini sebelumnya sempat bulan madu di Pulau Dewata.
Potret bulan madu di Bali dibagikan Belva dan Sabrina Anggraini pertama kali pada 10 Maret 2022. Kala itu, mereka mengabadikan potret dengan latar birunya langit, kolam renang, laut serta hijaunya pepohonan dari hotel bintang lima, Six Senses Uluwatu, Bali.
Belva dan Sabrina juga menginap di hotel bintang lima lainnya, Bulgari Resort Bali, di waktu yang berbeda. Dari Uluwatu, perjalanan pasangan pengantin baru ini dilanjutkan ke Ubud dengan menginap di Four Seasons Resort Bali At Sayan.
Advertisement
Baca Juga
"Dari Uluwatu ke Ubud kita berpetualang ke @fsbali LOL. Sayangnya sempet suatu sore malah ujan. Maklum karna cuaca di Ubud... lalu apa yang kita lakukan... ujan2an aja yuk sekali2! YOLO lah!" tulis Sabrina pada 13 Maret 2022 lalu.
Pasangan ini juga tampak mengunggah potret tengah menikmati makanan di salah satu hotel bintang lima di Ubud, Capella Ubud, dengan pemandangan alam yang cantik. Momen sarapan ini dirasa begitu spesial oleh Sabrina.
"Salah satu sarapan paling nyenengin karena dikelilingin sama segernya suara dan suasana asri alamnya Ubud! Sebagai anak yg dulunya ke hutan mulu, gapapa dong diobatin kangennya sama suasana2 bersatu dengan alam, meski edisi santai dan "syantique" karena ya pake dress. Makanya seneng pas ke Ubud. Dari Uluwatu pergi ke Ubud terasa sih kalo Ubud emang punya ciri khasnya tersendiri," lanjut Sabrina Anggraini.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Berangkat ke Italia
Setelah puas bulan madu di Bali, Belva Devara dan Sabrina Anggraini kembali melanjutkan petualangan mereka ke Italia. Sabrina sempat mengunggah potret tengah berada di pesawat menjelang keberangkatan mereka.
"Bismillah berangkaat! Pas bgt abis nikahan, tanggalnya bertepatan sama Sloan week (tiap semester ada minggu yg libur jadi kelas libur semua) + Spring Break MIT (bonus seminggu libur lagi) jadinya pas bgt bisa honeymooon hahaha," tulisnya pada 23 Maret 2022.
Sabrina mengakui mengurus pernikahan sembari kuliah yang tengah sibuk-sibuknya menjadi tantangan tersendiri baginya. Selama beberapa bulan menyiapkan banyak hal dari jauh, mobilisasi tinggi, ditambah perbedaan waktu.
"Pagi sampe siang aktivitas, nyempetin kerjain tugas ataupun project, malemnya tetep harus bangun buat kelas. Semua kadang dikerjain dalam underpressure. Jam tidur udah terngaco. Skill pelor jujur berguna bgt bisa tidur di situasi kapanpun kalo ada waktu, Tapi yg penting satu aja: get things done dan yg penting dinikmatin aja prosesnya!" lanjutnya.
Advertisement
Menara Pisa
Ketika tiba di Italia, Belva Devara dan Sabrina Anggraini mengunjungi salah satu destinasi wisata ternama Italia, yakni Menara Pisa. Mereka berpose dengan latar belakang menara tersebut sembari tersenyum manis ke arah kamera.
"Hello from Pisa, Italy," tulis Belva singkat pada unggahan 25 Maret 2022.
Dikutip dari History, Senin (28/3/2022), pada abad ke-12, konstruksi dimulai di menara lonceng untuk katedral Pisa, pusat perdagangan yang sibuk di Sungai Arno di Italia barat, sekitar 50 mil dari Florence. Sementara konstruksi masih berlangsung, fondasi menara mulai tenggelam ke tanah berawa yang lembut dan menyebabkannya miring ke satu sisi.
Pembangunnya mencoba mengimbangi kemiringan dengan membuat lantai atas sedikit lebih tinggi di satu sisi, tetapi batu tambahan yang dibutuhkan hanya membuat menara semakin tenggelam. Saat selesai pada 1360, para insinyur modern mengatakan itu adalah keajaiban bahwa menara tidak jatuh sepenuhnya.
Meskipun katedral itu dan tempat pembaptisan di sebelahnya juga sedikit miring, Torre Pendente di Pisa, atau Menara Miring Pisa, menjadi daya tarik wisata paling terkenal di kota itu. Pada abad ke-20, menara marmer putih setinggi 190 kaki bersandar secara dramatis 15 kaki dari tegak lurus.
Pada tahun sebelum penutupannya pada 1990, 1 juta orang mengunjungi menara tua, mendaki 293 anak tangga yang lapuk ke puncak dan memandang ke luar Campo dei Miracoli (Field of Miracles) yang hijau di luar. Khawatir menara akan runtuh, para pejabat menunjuk sekelompok 14 arkeolog, arsitek, dan ahli tanah untuk mencari tahu cara menghilangkan sebagian kemiringan yang terkenal itu.
Meskipun upaya awal pada 1994 hampir merobohkan menara, para insinyur akhirnya mampu mengurangi kemiringan antara 16--17 inci dengan menghilangkan tanah dari bawah fondasi. Ketika menara dibuka kembali pada 15 Desember 2001, para insinyur memperkirakan akan membutuhkan waktu 300 tahun untuk kembali ke posisi 1990.
Kunjungan langsung ke menara kini terbatas. Namun, turis tak kehilangan akal dengan tetap mengunjunginya sambil berpose klasik, yakni berdiri di sebelah menara berpura-pura menahannya.
Cinque Terre
Selain Menara Pisa, pasangan ini juga berkunjung ke Cinque Terre. Mereka berpose di dekat bebatuan dengan latar bangunan bertingkat warna-warni menjadi latar dari potretnya.
"Honeymoon season 2! ☀ Udah lama pengen ke sini gak kesampean, lalu sekarang bisa ke sini dengan istri," tulis Belva pada unggahan 27 Maret 2022.
Dikutip dari laman Cinque Terre EU, Senin (28/3/2022), Cinque Terre adalah rangkaian lima desa nelayan yang bertengger tinggi di Riviera Italia di wilayah Liguria, yang hingga saat ini hanya dihubungkan oleh jalur anak kuda dan keledai dan hanya dapat diakses dengan kereta api atau air. Sistem jalan setapak kuno masih merupakan cara terbaik untuk mengunjungi lima desa, yakni Monterosso, Vernazza, Corniglia, Manarola, dan Riomaggiore.
Cinque Terre terkenal karena keindahannya. Selama berabad-abad, orang-orang telah dengan hati-hati membangun teras untuk menanam anggur dan zaitun di lanskap terjal hingga ke tebing yang menghadap ke Laut Mediterania. Pemandangan pelabuhan yang menakjubkan jauh di bawah garis pantai dengan benteng abad pertengahan dan tanaman merambat yang berlimpah serta warna-warna cerah.
Riomaggiore adalah desa paling selatan di Cinque Terre, terletak hanya beberapa menit dengan kereta api dari La Spezia. Asal usul Riomaggiore berasal dari abad ke-8, ketika penduduk lembah Vara, yang mencari iklim yang lebih sejuk untuk menanam anggur dan pohon zaitun tanpa takut akan serangan bajak laut, bergerak menuju pantai.
Kota ini mendaki sepanjang punggung bukit yang menghadap ke laut dan ditandai dengan rumah-rumah batu yang khas dengan fasad berwarna dan atap batu tulis. Di Riomaggiore, dimulailah Via dell'Amore, Lover's Lane, jalur indah yang dikenal dengan suasana romantis dan pemandangan alam yang menakjubkan. Ini mengarah ke Manarola dan dibutuhkan dua puluh menit berjalan kaki.
Desa-desa Cinque Terre dihubungkan oleh jaringan jalan setapak yang menawarkan momen terbaik untuk benar-benar menikmati pemandangan yang unik. Kelima desa terhubung dengan baik oleh kereta api, kereta api lokal reguler dari Genoa dan La Spezia beroperasi dengan frekuensi tinggi.
Advertisement