6 Fakta Menarik Sumba Timur, Punya Kampung yang Bisa Membawa ke Masa Lalu

Mereka yang pernah mengunjungi kampung di Sumba Timur ini seperti berangkat dengan mesin waktu menuju masa lalu.

oleh Henry diperbarui 06 Apr 2022, 08:30 WIB
Diterbitkan 06 Apr 2022, 08:30 WIB
Pantai Tarimbang NTT
Pantai Tarimbang terletak di bagian Selatan Kota Waingapu, Pulau Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur. (Liputan6.com/Ola Keda)

Liputan6.com, Jakarta - Kabupaten Sumba Timur merupakan salah satu kabupaten yang berada di provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Kabupaten Sumba Timur sendiri meliputi 55 persen wilayah yang ada di Pulau Sumba, yang terdiri dari empat kabupaten. Pusat pemerintahan atau ibu kota kabupaten terletak di kecamatan Kota Waingapu.

Pada 2021, jumlah penduduk Sumba Timur sebanyak 250.788 jiwa. Luas wilayah Kabupaten Sumba Timur adalah 7.000,5 km persegi. Dari 98 pulau-pulau kecil di sekelilingnya, hanya tiga pulau sudah dihuni, yaitu Pulau Salura, Pulau Menggudu, dan Pulau Kotak

Tentu bukan itu saja hal-hal menarik dari Sumba Timur. Berikut enam fakta menarik seputar Kabupaten Sumba Timur yang dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber.

1. Petani

Meskipun keadaan tanahnya kurang subur, lebih dari separuh penduduk kabupaten Sumba Timur ini adalah petani. Selain itu, ada juga yang bekerja sebagai peternak, pegawai, buruh, nelayan dan lain-lain.

Walaupun sektor pertanian menempati tempat pertama dalam pendapatan regional, luas sawah yang bisa digarap baru 11 persen dari luas tanah kabupaten seluruhnya. Hasil utama dari pertanian mereka adalah tanaman padi, jagung dan ubi kayu.

Penggarapan sawah ini dilakukan dengan cara tradisional yang disebut renca, yaitu pengerahan tenaga manusia dan kerbau dalam jumlah besar di atas tanah sawah yang akan ditanami. Kaki-kaki kerbau yang berjumlah puluhan ini digunakan sebagai pengganti bajak dan pekerjaan renca ini diawali dan diakhiri dengan upacara keagamaan (ritus).

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2. Kuda dan Sapi

Keelokan Sumba Timur
Seorang remaja hendak pulang bersama kuda peliharaanya. Kuda menjadi salah satu ciri dari Sumba Timur. Berdasarkan sejarah dahulu kala kuda memiliki peranan penting dalam peperangan di wilayah Sumba. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sumba Timur memiliki musim penghujan pendek dan padang rumput (sabana) luas. Mereka terkenal sebagai pusat penangkaran dan perdagangan kuda sejak abad ke-19. Kuda sandel yang merupakan hasil perbaikan (grading up) kuda lokal dengan kuda Arab telah menjadi maskot daerah dan figurnya dimasukkan dalam lambang daerah.

Pada awal abad ke-20 (1906--1907) pemerintah Hindia Belanda memasukkan empat ras sapi ke Sumba, salah satunya adalah sapi ongole dari India. Ras sapi ini bisa beradaptasi dengan baik dan menjadi komoditas peternakan unggulan, menggeser kuda. Pemerintah kemudian menetapkan Sumba sebagai pusat penangkaran sapi ongole murni dan sejak itu dikenal sebagai ras SO (Sumba Ongole) yang berlangsung hingga sekarang.

3. Kain Tenun Ikat

Melihat Pembuatan Kain Tenun Sumba Timur
Mama Adriana Rambuadji membuat kain tenun di Desa Adat Prailiu, Sumba Timur, NTT, Sabtu (15/12). Harga kain tenun Sumba tergantung tingkat kesulitan, waktu pembuatan, dan sejarahnya. (Liputan6.com/JohanTallo)

Industri rumah tangga di Sumba Timur didominasi kerajinan kain tenun ikat yang terdapat di hampir seluruh penjuru kabupaten. Ada dua kelompok perajin, yaitu yang menggantungkan seluruh penghasilannya pada pekerjaannya dan yang melakukannya hanya sebagai kerjaan sambilan.

Seniman sambilan ini umumnya adalah mereka yang secara sosial masih memiliki fungsi adat seperti kaum bangsawan (maramba). Meski merupakan hasil sambilan, tenun jenis ini bermutu tinggi karena sebenarnya tenunan tersebut bukanlah barang dagangan, hanya sebagai koleksi atau digunakan dalam upacara adat.

Ada beberapa daerah yang terkenal dengan kain tenunnya, seperti Desa Kaliuda yang terletak di Kecamatan Pahungalodu serta Rindi dan Watuhadang yang terletak di kecamatan Rindiumalulu. Tenunan dari daerah ini bermutu tinggi karena dibuat dengan menggunakan ramuan tradisional dan membutuhkan waktu yang lama untuk menyelesaikannya. Kerajinan tenun ini juga mendukung kegiatan pariwisata di kabupaten ini.

4. Kampung Raja Prailiu

Keelokan Sumba Timur
Rumah adat Sumba di Desa Adat Prailiu, Sumba Timur, bernama "uma mbatangu". Nama Rumah sumba ini di ambil dari bahasa Sumba yang artinya rumah berpuncak. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Ada banyak destinasi wisata yang menyajikan keindahan panorama alam yang sangat indah di Sumba Timur. Salah satu yang paling dikenal adalah Kampung Raja Prailiu. Kampung ini sangat asri dan terkenal akan kekhasan bangunan rumah, tradisi unik dan kerajinan kain yang terletak di Kota Waingapu.

Mereka yang pernah mengunjungi tempat ini seperti berangkat dengan mesin waktu menuju masa lalu. Sebab pengunjung akan disuguhi barisan rumah tradisional bergaya arsitektur lampau. Keunikan kampung adat ini ditandai dengan masih adanya rumah adat yang diistilahkan sebagai Uma Mbatang atau Uma Hori. Keberadaan rumah tinggi ini masih berkaitan dengan kepercayaan penduduk.

Rumah tradisional tersebut berstruktur tinggi dengan atap dari daun. Rumah-rumah ini terdiri dari tiga bagian, yang melambangkan bagian bawah tanah sebagai rumah orang mati, bagian tengah sebagai rumah untuk hidup, dan atap sebagai rumah para Dewa. Selain itu ada juga pemakaman batu megalitikum yang disebut reti dan patung-patung peninggalan masa lampau yang masih terpelihara dengan baik.

5. Kuliner khas Sumba Timur

[Bintang] Nusa Tenggara
Rumpu Rampe, kuliner Maumere, Flores, NTT. (Sumber Foto: sherly_katili/Instagram)

Selain kekayaan budaya dan alamnya, para pelancong juga bakal disuguhi beragam kuliner tradisional. Sumba Timur yang terkenal dengan penggunaan bahan dan bumbu sederhana. Salah satunya adalah Rumpu Rampe yang dikenal sebagai sayuran kaya serat, bahan utamanya adalah daun pepaya yang ditumis.

Selain daun pepaya, dalam masakan ini juga ditambahkan irisan jantung pisang, daun singkong, kembang pepaya hingga cabai. Untuk menambah rasa gurih, beberapa orang juga menambahkan ikan teri kecil dan daun jeruk.

Selain itu ada Manggulu, makanan khas Waingapu ini rasanya sedikit asam dan memiliki tekstur yang mirip dengan dodol. Bagi yang baru pertama kali mencoba, manggulu terasa seperti pisang basi walaupun sebenarnya tidak. Manggulu dibuat dari pisang, gula merah, dan kacang tanah.

Uniknya, kue ini dibungkus kecil-kecil menggunakan daun pisang kering. Kue ini cukup awet meski tanpa bahan pengawet. Kuliner khas lainnya ada Sup Ayam Waingapu, Jawada/Kue Rambut, Jagung Catemak, Ka’Pu Pantunnu, Kadapet Watara, Kaparak dan Bokosawu Nyale.

6. Pantai Tarimbang

Pantai Tarimbang NTT
Perpaduan pasir putih dan langit biru yang cerah di Pantai Tarimbang, NTT. (Liputan6.com/Ola Keda)

Pantai ini berlokasi di Kecamatan Tabundung yang berada di sebelah selatan Kabupaten Sumba Timur. Akses menuju Pantai Tarimbang yang masih sulit menjadikan pantai ini masih terjaga keasriannya. Meskipun begitu, pantai ini ternyata sudah lama terkenal di kalangan para peselancar dunia.

Perbukitan batu kapur yang megah di salah satu sisinya semakin membuat pantai ini terlihat semakin garang dan anggun. Pantai Tarimbang memiliki ombak yang tidak terlalu besar, dan tidak terlalu tinggi. Dengan demikian, lokasi Pantai Tarimbang bisa menjadi destinasi wisata keluarga.

Pantai Tarimbang adalah satu dari sekian banyak pantai yang beruntung mempunyai hamparan pasir putih, nan lembut. Fasilitas di Pantai Tarimbang belum lengkap. Jadi, perbekalan makanan harus dibeli terlebih dahulu sebelum sampai di tempat ini. Selain itu, untuk menaiki kuda Sumbawa, para pengunjung harus terlebih dahulu konfirmasi kepada penduduk sekitar yang menyediakan jasa penyewaan kuda di kawasan tersebut.

4 Unsur Wisata Ramah Lingkungan atau Berkelanjutan

Infografis: 4 Unsur Wisata Ramah Lingkungan atau Berkelanjutan
Infografis: 4 Unsur Wisata Ramah Lingkungan atau Berkelanjutan
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya