Tak Kunjung Didanai, Mantan Presiden Korsel Bakal Kembalikan 3 Anjing Pemberian Korea Utara ke Negara

Mantan Presiden Korea Selatan Moon Jae In sebelumnya bersedia merawat tiga anjing hadiah dari Korea Utara sebelum lengser dari jabatannya.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 08 Nov 2022, 12:01 WIB
Diterbitkan 08 Nov 2022, 12:01 WIB
Anjing yang diberikan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un kepada Presiden Korea Selatan Moon Jae-in telah melahirkan enam ekor anak anjing (gambar) (sumber: The Blue House)
Anjing yang diberikan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un kepada Presiden Korea Selatan Moon Jae-in telah melahirkan enam ekor anak anjing (gambar) (sumber: The Blue House)

Liputan6.com, Jakarta - Mantan presiden Korea Selatan Moon Jae In menyatakan akan mengembalikan dua anjing ras Pungsan ke pemerintah saat ini. Dia juga akan memberikan seekor anak anjing hasil pembiakan dari ras asli Korea Utara itu.

Dua anjing bernama Gomi dan Songkang adalah hadiah dari pemimpin Korea Utara Kim Jong Un saat keduanya bertemu dalam KTT Antar-Korea ke-3 pada 2018. Gomi kemudian melahirkan tujuh anak anjing pada 2021. Satu di antaranya dirawat Moon Jae In dan istrinya, sedangkan enam anak anjing lainnya disebar ke keluarga lain yang mau menampung.

Sebelum meninggalkan kantor kepresidenan, Moon sempat berbicara tentang anjing-anjing itu dengan Presiden Korsel saat ini, Yoon Suk  Yeol. Yoon lalu menyarankan Moon untuk menjaga anjing-anjing tersebut yang disambut baik oleh Moon.

Korea Selatan menganut kebijakan apa pun hadiah yang diterima oleh presiden yang berkuasa sejatinya adalah milik negara. Karena itu, sebelum Moon menanggalkan jabatan presiden, sebuah perjanjian ditandatangani antara sekretaris presiden dan Kepala Arsip Kepresidenan pada saat itu.

Kesepakatan itu berisi pernyataan bahwa Kementerian Dalam Negeri dan Keselamatan akan menanggung beban yang dikeluarkan Moon untuk merawat tiga anjing Pungsan. Pihak kementerian lalu menyusun draf yang mengonfirmasi bahwa mereka akan membayar biaya bulanan sebesar 2,5 juta won kepada Moon sebagai imbalan atas pemeliharaan ketiga anjing tersebut.

Namun, rencana tersebut belum terlaksana karena ditentang Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Kehakiman. Karena biaya tak kunjung disediakan, Moon pun akan mengembalikan ketiga anjing itu kepada pemerintah.

 

Kekecewaan Moon

Ilustrasi anjing Pungsan, anjing khas Korea Utara (AP)
Ilustrasi anjing Pungsan, anjing khas Korea Utara (AP)

Dalam sebuah unggahan di media sosial Moon disebutkan bahwa dia sangat kecewa karena terpaksa mengembalikan anjing-anjing itu. Apalagi, Gomi saat ini baru menjalani operasi. 

"Tapi dia terhibur karena bisa merawat mereka selama enam bulan lebih (setelah pensiun). Kami percaya Arsip Kepresidenan akan merawat anjing-anjing itu dengan baik, tetapi kami berharap mereka juga akan merawat mereka secara emosional," bunyi unggahan di media sosial Moon.

Moon Jae In mewakili Korea Selatan menerima sepasang anjing pemburu khas Korea Utara dari Kim Jong Un pada Minggu, 30 September 2018. Anjing-anjing itu merupakan tanda persahabatan antara kedua negara di Semenanjung Korea.

"Cheong Wa Dae (kantor kepresidenan) ditawari sepasang anjing Pungsan dari Utara sebagai hadiah di KTT Utara-Selatan, dan menerima mereka pada hari Kamis," kata kantor kepresidenan Korea Selatan dalam sebuah pernyataan, sebagaimana dikutip dari Asia One pada Senin, 1 Oktober 2018, dilansir dari kanal Global Liputan6.com.

Sepasang anjing, jantan dan betina, yang berusia sekitar satu tahun, diserahkan oleh perwakilan Kim Jong-un melalui desa perbatasan Panmunjom, disertai tiga kilogram makanan khusus untuk "membantu adaptasi hewan terkait". Dikenal karena kesetiaan dan kepintarannya, anjing Pungsan berkembang biak sebagai pemburu dengan bulu putih tebal, telinga runcing dan mata cokelat. Fisiknya yang tangguh menarik hati pemerintah Korea Utara untuk menjadikannya sebagai warisan nasional.

Hubungan Memburuk

Bendera Korea Utara (AFP PHOTO)
Bendera Korea Utara (AFP PHOTO)

Namun, hubungan manis Korea Utara dan Korea Selatan hanya sesaat. Begitu pemerintahan berganti, hubungan dua Korea itu kembali tegang. Terakhir, Korut menembakkan sekitar 80 peluru artileri ke zona perbatasan maritim pada Kamis, 3 November 2022 malam). Aksi ini terjadi ketika menteri pertahanan dari Seoul dan Washington bersumpah untuk menunjukkan tekad dalam menghadapi rentetan uji coba rudal oleh Korea Utara.

Mengutip Associated Press, Jumat, 4 November 2022, Korea Utara menembakkan beberapa rudal ke laut, termasuk kemungkinan rudal balistik antarbenua (ICBM) yang gagal. Pyongyang diduga marah karena Amerika Serikat dan Korea Selatan memperpanjang latihan udara bersama dan dituding sebagai tindakan 'agresif dan provokatif'.

Penembakan itu dikatakan Korea Selatan sebagai pelanggaran perjanjian antar-Korea 2018. Kementerian Pertahanan Korsel menyatakan telah mengeluarkan komunikasi peringatan ke Korea Utara atas penembakan itu.

Dalam pertemuan di Washington, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin dan timpalannya dari Korea Selatan Lee Jong-sup berjanji untuk mencari langkah-langkah baru untuk menunjukkan "tekad dan kemampuan" aliansi menyusul provokasi berulang Korea Utara, menurut pernyataan bersama antara kedua negara.

Infografis Nuklir Korut
Ambisi Korea Utara Punya Senjata Nuklir
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya