6 Fakta Menarik Bahama, Tempat Pertama Christopher Columbus Menginjakkan Kaki di Amerika

Bahama merupakan kepulauan di laut Hindia, merupakan tempat pertama Christopher Colombus menginjakkan kaki di benua Amerika.

oleh Dyah Ayu Pamela diperbarui 26 Jan 2023, 08:30 WIB
Diterbitkan 26 Jan 2023, 08:30 WIB
Bahama
Jika Anda traveling dengan kapal pesiar Royal Caribbean Cruises, salah satu pulau yang akan Anda kunjungi adalah CocoCay di Bahama. (Foto: Instagram @royalcaribbean_nordic_official)

Liputan6.com, Jakarta - Bahama merupakan kepulauan dan negara di ujung barat laut Hindia Barat. Dulunya merupakan koloni Inggris, Bahama menjadi negara merdeka dalam Persemakmuran pada 1973.

Ibu kota Bahama adalah Nassau, kecil tapi penting yang terletak di Pulau Providence Baru. Terletak di sebelah utara Kuba dan Hispaniola, kepulauan Bahama terdiri dari hampir 700 pulau dan pulau karang, hanya sekitar 30 di antaranya yang berpenghuni.

Nama Bahama berasal dari bahasa Lucayan Taino (Arawakan), meskipun beberapa sejarawan percaya nama itu berasal dari bahasa Spanyol bajamar, yang berarti "air dangkal". Kepulauan tersebut menempati posisi yang mengomandoi pintu gerbang ke Teluk Meksiko, Laut Karibia, dan seluruh wilayah Amerika Tengah. 

Lokasinya yang strategis telah memberikan sejarah Bahama karakter yang unik dan seringkali mencolok. Masih banyak hal tentang Bahama, berikut enam fakta menarik Bahama yang dirangkum Liputan6.com pada Kamis (2/1/2023).

1. Tempat Christopher Colombus Pertama di Benua Amerika

Bahama merupakan tempat Christopher Columbus pertama kali menginjakkan kakinya di Amerika dengan keanekaragaman masyarakatnya. Diketahui ia tiba pertama kali tahun 1492 yang diperkuat pernyataan dari National Geographic pada 1986.

Setelah mengarungi lautan, Christopher Columbus disebut mendarat di salah satu pulau di Bahama bernama Samana Cay. Pria asal Italia itu  menjelajahi samudera dari sponsor monarki katolik di Spanyol untuk membuka jalan bagi eksplorasi dan kolonisasi Eropa yang luas di Amerika.

 

2. Budaya Campuran Afrika dan Eropa

Raja Edward VIII
Bekas rumah Raja Edward VIII di Bahama. (dok. laman sirbahamas)

Meski terletak di benua Amerika, budaya yang berkembang di Bahama adalah perpaduan khas warisan Eropa dan Afrika. Adanya pengaruh budaya Afrika merupakan warisan perdagangan budak dan pengenalan sistem perkebunan budak Afrika, lantaran memang sebagian besar penduduk Bahama adalah keturunan Afrika.

Ada minoritas kecil tapi signifikan dari warisan campuran Eropa dan Afrika dan jumlah yang sama keturunan pemukim perintis Inggris dan pengungsi loyalis dari Revolusi Amerika. Bahasa Inggris merupakan satu-satunya bahasa asli Bahama, meskipun lantaran masuknya imigran Haiti sejak pertengahan abad ke-20, bahasa Prancis atau bahasa sehari-hari mereka yaitu Kreol Haiti digunakan.

3. Puncak Tertingginya Hanya 63 Meter

Bahama terkenal dengan pantai berpasirnya yang panjang, perairan yang jernih, dan terumbu karang yang spektakuler. Penyelam berduyun-duyun ke pulau-pulau tidak hanya untuk melihat taman karang yang berwarna-warni, hiu, pari, belut moray dan kehidupan laut lainnya yang melimpah.

Perairan di Bahama termasuk dangkal yang rumit. Wilayah daratan di Bahama hampir semuanya terbuat dari terumbu karang atau gundukan pasir. Hal ini membuat orang sulit untuk menemukan tempat tertinggi di Bahama, tapi ada satu yaitu gunung Alvernia di pulau Kucing. Gunung Alvernia merupakan terumbu karang yang miring dan terangkat, tingginya bahkan tak lebih dari 63 meter di atas permukaan laut.

4. Festival Unik

Festival
Festival 'Holy Ship' di atas kapal pesiar mewah mengarungi kepulauan Bahama. (Sumber: Miami New Times)

Masyarakat Bahama senang merayakan suatu dengan acara meriah. Mereka memiliki banyak festival unik yang bisa disaksikan oleh wisatawan. Festival yang terkenal yaitu Junkanoo Carnival yang diadakan pada hari antara Natal dan tahun baru. Ketika festival ini berlangsung jalan-jalan akan dipenuhi dengan orang-orang yang mengenakan kostum berwarna-warni. 

Di samping itu, masih ada sederet festival unik dan seru lainnya yang rutin diadakan di Bahama, antara lain Holy Ship, White Monday, Boxing Day, Hari Columbus, festival Chung Yeung, festival Film Internasional Bahama serta festival Rum Bahamas. Salah satunya Holy Ship adalah festival musik dansa elektronik tahunan yang sebelumnya diadakan di atas kapal pesiar berkapasitas 4 ribu orang lebih, dengan dua pelayaran bolak-balik meninggalkan Port Canaveral, dengan perhentian di Bahama.

5. Wisata Lubang Biru Paling Terkenal di Dunia

Bagi Anda pecinta jalan-jalan tentunya sudah mengenal Long Island yang terkenal di Bahama. Tempat ini juga menjadi bagian dari Kepulauan Bahama yang ibu kotanya Clarence Town.

Long Island disebut sebagai salah satu pulau terindah di Bahama yang panjangnya mencapai 130 kilometer dengan lebar tak lebih dari 7 kilometer. Pulau ini menjadi tujuan terbaik untuk menyelam, memancing dan juga berperahu.

Sama seperti dengan Harbour Island, Long Island pun memiliki banyak pantai dengan pasir berwarna merah muda dan putih. Uniknya lagi, Long Island ini juga menjadi lokasi Dean Blue Hole, yaitu lubang biru paling terkenal di dunia.

6. Terkenal dengan Cabai Kambing

Lada Kambing atau goat pepper terkenal dari Bahama
Lada Kambing atau goat pepper terkenal dari Bahama. (Dok: Instagram @bahamastouristoffices)

Mengutip dari Taste Atlas, Kamis (26/12023), Goat Pepper atau Lada kambing adalah cabai yang berasal dari kepulauan Bahama. Paprika berbentuk bulat, mulai berwarna hijau tua dan berkembang menjadi warna oranye persik setelah matang.

Bentuknya sedikit tergencet, dengan bubungan vertikal, secara visual mirip dengan labu kecil. Rasanya manis dan tropis, beberapa mengklaim bahwa nama itu mengacu pada rasa pedas yang cukup "nendang" seperti tendangan kambing.

Namun ada pula yang mengklaim bahwa aromanya seperti kambing setelah lada dibelah. Dianjurkan untuk menggunakan cabai ini dalam saus pedas atau hidangan seperti ayam.

Untuk kuliner di Bahama, Conch Salad atau Salad keong adalah salah satu hidangan Bahama paling populer yang merupakan makanan rumahan beraroma dan karya seni yang penuh warna. Bahan utama hidangan ini adalah keong, kerang yang sayangnya perlahan-lahan punah karena makin berkurang di laut Karibia.

Bahan lainnya termasuk tomat cincang halus, paprika, bawang bombay, dan rendaman lada kambing, jeruk nipis, dan jus jeruk, campuran yang juga memasak sebagian daging keong putih mentah. Namun, di sini ada juga salad versi tropis dengan menambahkan apel, nanas, dan mangga ke dalam salad biasa, dengan rasa yang tidak terlalu pedas.

 

Infografis Risiko Bencana di Daerah Wisata
Infografis Risiko Bencana di Daerah Wisata. (Dok: Liputan6.com)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya