Mengenal 5 Jamu dari Jawa Tengah yang Kaya Manfaat

Ada lima jamu dari Jawa Tengah yang tercatat sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia.

oleh Putu Elmira diperbarui 01 Mar 2023, 05:01 WIB
Diterbitkan 01 Mar 2023, 05:01 WIB
Ilustrasi Jamu
Ilustrasi jamu. (Liputan6.com/Zulfikar)

Liputan6.com, Jakarta - Jamu adalah warisan budaya bangsa Indonesia, berupa ramuan bahan tumbuhan obat. Jamu telah digunakan secara turun temurun yang terbukti aman dan mempunyai manfaat bagi kesehatan.

Dikutip dari laman Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah, Selasa, 28 Februari 2023, jamu berasal dari bahasa Jawa kuno, yakni "Jampi" atau "usodo" yang berarti penyembuhan menggunakan ramuan, doa atau ajian. Pemanfaatan ramuan alam dengan tujuan pengobatan telah ada sejak ratusan tahun silam yang terbukti dengan ditemukannya peninggalan sejarah tulisan di daun lontar, prasasti dan relief candi.

Jamu merupakan sebutan orang Jawa terhadap obat hasil ramuan tumbuh-tumbuhan asli dari alam yang tidak menggunakan bahan kimia. Ramuan jamu dapat berupa simplisia maupun campuran dari simplisia yang berbeda.

Para pelaku 'jamu' adalah seluruh masyarakat lokal Indonesia baik sebagai produsen (petani rempah/tanaman jamu), penyedia (bakul jamu), pengguna (peminum jamu) maupun perantara (pengobat tradisional) yang secara bersama-sama dan simultan merupakan pemangku kepentingan/stakeholder jamu yang menjaga keberlangsungan jamu dari superhulu-hulu-tengah-hilir-superhilir, hingga saat ini.

Berdasarkan sejarahnya, jamu gendong yang terkenal di Indonesia, obat tradisional yang terbuat dari akar, daun maupun umbi-umbian tersebut muncul pertama kali dalam tradisi kraton Jawa. Setelah itu jamu diajarkan ke masyarakat dan dipasarkan dengan cara dipikul maupun di gendong.

Terdapat lima jamu dari Jawa Tengah yang tercatat sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia:

  • Jamu cabe puyang
  • Jamu uyup-uyup/gepyokan
  • Jamu beras kencur
  • Jamu kunyit asam/kunir asem
  • Jamu pahitan

Jamu Cabe Puyang

Cabai Jamu
Cabai Jamu. (Dok. Kementan)

Jamu cabe puyang merupakan salah satu jenis jamu yang dikonsumsi para raja-raja di Jawa. Namun sekitar tahun 1980-an terdapat suatu kasus di salah satu rumah sakit bersalin.

Mengutip Modul berjudul "Saintifikasi Jamu Keamanan Jamu Tradisional" dari Fakultas Farmasi Universitas Jember, Selasa 7 Februari 2023, beberapa pasien mengalami kesulitan persalinan akibat mengkonsumsi jamu cabe puyang dalam jangka panjang dan termasuk selama masa kehamilan.

Kemudian dilakukan penelitian, ternyata jamu cabe puyang memiliki efek menghambat kontraksi otot pada hewan coba. Oleh karena itu, kesulitan melahirkan pada ibu-ibu yang mengkonsumsi cabe puyang mendekati masa persalinan terjadi lantaran kontraksi otot uterus dihambat terus-menerus, sehingga memperkokoh otot tersebut dalam menjaga janin di dalamnya.

Berkaitan dengan hal itu, sebaiknya wanita hamil minum jamu cabe puyang di awal kehamilan (antara 1-5 bulan) untuk menghindari risiko keguguran. Sementara setelahnya disarankan minum jamu kunir asem jelang menjelang melahirkan untuk mempermudah proses persalinan.  

Mengutip dari kanal Health Liputan6.com, 19 Januari 2021, jamu cabe puyang memiliki keistimewaan tersendiri. Jamu cabe puyang merupakan salah satu jenis ramuan herbal rahasia dari raja-raja di Jawa.

Disebut demikian lantaran ramuan ini memiliki khasiat untuk menjaga vitalitas. dr. Ratna Asih, M.Si dari Perkumpulan Dokter Pengembangan Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI) mengatakan, jamu cabe puyang berfungsi juga untuk memperlancar peredaran darah dan meningkatkan stamina.

"Jamu cabe puyang bagus untuk peredaran darah, stamina, dan vitalitas, rahasia raja-raja jawa katanya cabe puyang ini,” ujar Ratna dalam webinar Geriatri TV. 

Jamu Uyup-Uyup

Ilustrasi membuat minuman, jamu tradisional
Ilustrasi membuat minuman, jamu tradisional. (Photo by Katherine Hanlon on Unsplash)

Dikutip dari Jurnal Jamu Kusuma "Uyup-Uyup untuk Kesehatan Ibu Menyusui", Jumat, 24 Februari 2023, uyup-uyup adalah suatu ramuan jamu yang paling banyak digunakan pada masa menyusui. Manfaat utama uyup-uyup adalah sebagai pelancar air susu ibu (ASI).

Kebiasaan mengonsumsi jamu juga banyak ditemukan pada ibu hamil, saat melahirkan, maupun setelah melahirkan atau masa nifas. Tujuannya untuk mencegah penyakit, meningkatkan daya tahan tubuh, meningkatkan kekuatan fisik setelah melahirkan, dan untuk kecantikan.

Konsumsi jamu dilakukan seminggu dua kali, dua hari sekali sampai setiap hari. Konsumsi jamu pada saat hamil dilakukan untuk mengatasi keluhan mual, muntah, kemeng, pegal, varises dan wasir. Sedangkan minum jamu setelah melahirkan untuk mengatasi mules, nyeri perut dan jalan lahir, kulit perut berkerut, takut dan cemas. Konsumsi jamu untuk ibu menyusui untuk meringankan gangguan saat menyusui yang terdiri dari nyeri dan pembengkakan mamae, ASI yang berkurang dan tidak lancar (Paryono & Kurniarum, 2014).

Jamu Beras Kencur

Jamu beras kencur yang biasa dikonsumsi pascapersalinan. Sesuai namanya, bahan utama penyusun jamu beras kencur adalah rimpang kencur dan beras. Resep itu didapat secara turun-temurun antar-generasi.

Mengutip jurnal berjudul Pemanfaatan Curcuma longa dan Kaempferia galanga Sebagai Bahan Pembuatan Jamu "Beras Kencur" Bagi Ibu Pasca-Persalinan, dari Program Studi Doktor Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM) yang ditulis Muhamad Jalil, Senin (23/1/2023), pembuatan jamu beras kencur antara daerah satu dengan daerah lain memiliki sejumlah perbedaan. Perbedaan itu dapat berupa bahan atau teknik pembuatannya yang menyebabkan kandungan setiap jamu beras kencur juga akan berbeda.

Secara ilmiah, kandungan kencur dalam jamu dapat menghilangkan rasa lelah, menghilangkan darah kotor, dan keseleo sebagai gejala yang identik dialami para ibu pascapersalinan. Studi juga menunjukkan bahwa rimpang bernama latin Kaempferia galanga itu secara signifikan mempercepat penyembuhan luka.

Ekstrak kencur pun berfungsi sebagai zat analgesik. Zat analgesik adalah zat yang memiliki kemampuan untuk mengurangi rasa sakit dan nyeri. Inilah sebab orang zaman dulu menggunakan jamu beras kencur sebagai jamu pasca-persalinan yang dapat membantu pemulihan ibu melahirkan.

Jamu Kunyit Asam

Ilustrasi jamu Indonesia
Ilustrasi jamu Indonesia. (Dok: Freepik)

Dikutip dari Jurnal Asta Abdi Masyarakat Kita bertajuk "Penyuluhan Pembuatan Jamu Kunyit Asam Dan Jamu Empon Empon Dalam Meningkatkan Imunitas Tubuh Masyarakat Di Daerah Puskesmas Tiban Baru", Senin, 6 Februari 2023, jamu empon-empon kaya manfaat untuk imunitas tubuh. Jamu ini juga disebut dapat mencegah infeksi bakteri.

Jurnal juga menerangkan bahwa jamu kunyit asam juga bermanfaat untuk imunitas tubuh. Khasiat lainnya adalah sebagai antibakteri, antiradang, antioksidan, menghambat pertumbuhan sel kanker, mencegah penyumbatan pembuluh darah, dan sangat baik dikonsumsi tanpa menimbulkan efek samping berbahaya dalam penggunaannya.

Jamu Pahitan

Jamu pahitan, dikutip dari Jagad Tani, Jumat, 3 Februari 2023, terbuat dari berbagai macam tumbuh-tumbuhan herbal, termasuk sambiloto dan brotowali.

Selain sebagai agen anti-jerawat, jamu pahitan juga dipercaya dapat mencegah bau badan, melancarkan peredaran darah, dan menghilangkan gatal-gatal pada kulit, lapor Haloloc. Secara lebih lengkap, jamu pahitan umumnya terbuat dari sambiloto, brotowali, lempuyang, daun meniran, serai, lengkuas, temu ireng, widoro laut, widoro putih, dan adas.

Jamu ini bisa disajikan hangat maupun dingin, tinggal dipilih sesuai selera. Dalam meredam rasa pahitnya, beberapa menambahkan 1 sdm madu dalam penyajiannya, kendati ini disebut tidak terlalu banyak berpengaruh orang sebagian peminumnya.

Infografis Jamu Populer di Indonesia
Infografis jamu populer di Indonesia. (Dok: Liputan6.com Tim Grafis)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya