Sejarah Jamu Sebagai Kearifan Lokal Turun-temurun di Madura

Jamu ramuan Madura mempunyai ciri tersendiri antara lain rasanya pahit segar, bau harum yang beraroma khas. Sejarah jamu di Madura pun tak lepas dari warisan turun-temurun dari nenek moyang orang Indonesia.

oleh Dyah Ayu Pamela diperbarui 24 Jun 2023, 07:00 WIB
Diterbitkan 24 Jun 2023, 07:00 WIB
Ilustrasi bermimpi, minum jamu
Ilustrasi bermimpi, minum jamu. (Photo by 五玄土 ORIENTO on Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Berbagai daerah di Indonesia sudah banyak yang mengenal pengobatan tradisional dengan memanfaatkan dedaunan, batang, akar, biji dan buah atau tumbuhan obat termasuk rempah-rempah hasil buminya. Selain Jawa, salah satu daerah terkenal dengan tradisi minum jamu adalah Madura.

Umumnya ramuan jamu yang memiliki kekhasan lokal karena metode pembuatan, bahan yang digunakan atau cara-cara pembuatan yang dikaitkan dengan tradisional setempat. Demikian juga dengan jamu yang dikenal di Pulau Madura yang meliputi empat kabupaten yaitu Kabupaten Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep. 

Mengutip dari buku Kearifan Lokal Orang Madura Jamu untuk Kesehatan Ibu dan Anak, Sabtu (24/6/2023), jamu ramuan Madura tidak hanya dikenal di wilayah lokal Jawa Timur. Jamu Madura juga menyebar ke berbagai kota dan pulau di Indonesia, bahkan sampai mancanegara seperti Brunei, Arab Saudi, Hongkong, Malaysia, Singapura, Korea, dan Jepang.

Jamu ramuan Madura mempunyai kekhasan tersendiri antara lain rasanya pahit segar, bau harum yang beraroma khas rempah-rempah. Maka jika mendengar “Ramuan Madura” yang dapat dibayangkan orang adalah obat kuat, ramuan yang membuat tahan lama dalam berhubungan suami istri seperti jamu perkasa laki-laki, sari rapet, dan empot-empot.

Bagi masyarakat Madura yang biasa minum jamu lebih banyak dimanfaatkan untuk menjaga kesehatan, meskipun ada beberapa jenis jamu juga dikenal untuk mengobati penyakit. Pengetahuan jamu yang dimiliki oleh orang Madura sangat tepat jika disebut sebagai suatu kearifan lokal.

Sejarah Awal Keberadaan Jamu di Madura

Ilustrasi
Ilustasi bahan pembuat jamu segar. (dok. unsplash/Agnieszka Kowalczyk)

Di daerah Madura banyak terdapat penjual jamu, bukan hanya jamu untuk manusia, hewan di sana pun juga diminumkan jamu, misalnya sapi untuk karapan. Sebabnya, tentunya banyak pengetahuan tentang jamu yang dimiliki masyarakat Madura.

Melihat kondisi masyarakat Madura yang gemar meminum jamu. Bahkan di Madura, beberapa jenis bahan alami untuk jamu yang tidak terlalu familiar digunakan seperti daun kemanden, daun rosela, majakan, kayu rapet, gambir, jambe pinang, daun secang.

 

Namun sebelum masuk ke wilayah Madura, tentu semua orang sudah tahu bahwa jamu merupakan tradisi dari tanah Jawa. Sebab istilah “jamu” berasal dari bahasa Jawa Kuno “jampi” atau “usodo”yang berarti penyembuhan yang menggunakan ramuan obat-obatan maupun doa-doa dan ajian-ajian.

Sebutan “jamu” mulai diperkenalkan ke masyarakat oleh “dukun” atau tabib pengobatan tradisional. Jamu yang awalnya dikenal di lingkungan keraton, sudah mulai keluar dari lingkungan istana meskipun masih digunakan lingkungan terbatas.

 

Perusahaan Asli Keraton di Madura

Ilustrasi Jamu
Ilustrasi jamu. (Liputan6.com/Zulfikar)

Kabupaten Bangkalan merupakan salah satu kabupaten yangpenduduknya juga membuat ramuan jamu Madura. Dari data dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bangkalan pada 2013, di antaranya perusahaan jamu Asli Keraton Bangkalan Madura “Payung Emas Siti Fatma” mulai membuatnya sejak 1908.

Ramuan asli KeratonBangkalan Madura “Payung Emas Siti Fatma” adalah ramuan turuntemurun dengan menggunakan bahan ramuan alami yang terkandung dibumi pertiwi dengan proses pembuatannya secara tradisional tanpa memakai bahan pengawet. Menurut Titik Suparti yang melanjutkan usaha jamu ini, merupakan keturunan generasi yang kelima.

Sementara pembuat jamu yang lain yaitu Husen, merupakan keturunan dari kakek atau generasi ketiga. Demikian juga menurut Siti Maryam yang  membuat jamu “Asli Madura Ribkah Maryam Jokotole” sebagai keturunan generasi ketiga. Berdasarkan informan tersebut, jamu yang terdapat di Bangkalan merupakan sejarah dari nenek moyang dan warisan budaya pengobatan tradisiona sejak dulu dan dilestarikan secara turun temurun.

 

 

Penjual Jamu di Madura Berasal dari Jawa

Ilustrasi pembuatan jamu
Ilustrasi pembuatan jamu (dok.unsplash)

Pada 1900 sudah banyak bermunculan industri jamu di Indonesia. Mereka meracik jamu menggunakan bahan-bahan yang berkualitas dan higienis yang dapat mengatasi berbagai macam penyakit dengan menggunakan lima tanaman unggul, pegagan, temulawak, sambiloto, kencur dan jahe.

Di wilayah Kabupaten Pamekasan sendiri juga dijumpai beberapa perusahaan jamu tradisional Madura. Perusahaan tersebut tersebar di beberapa wilayah, di antaranya di Kampung Arab, Begandan, Kauman, Pademawu.

Perusahaan jamu tradisional Maduramerupakan khas Madura dengan resep turunan dari leluhur dan sangat terkenal mempunyai kasiat yang paten dan mujarab. Di wilayah lainnya seperti Kelurahan Bangselok Kecamatan Kota Sumenep terdapat hunian para pedagang jamu.

Umumnya mereka berasal dari berbagai daerah di Surakarta dan sekitarnya. Para pembuat dan pedagang jamu yang berasal dari daerah itu menjual jamu langsung diminum yang lebih dikenal dengan jamu Jawa, karena penjualnya berasal dari Jawa.

Begitu pula jamunya pun berbeda dengan jamu Madura. Di wilayah Kabupaten Sampang ada pula pembuat maupun pedagang jamu yang mirip dengan jamu Jawa ini, mereka menjajakan jamu yang juga langsung diminum.

 

 

Infografis Jamu Populer di Indonesia
Infografis jamu populer di Indonesia. (Dok: Liputan6.com Tim Grafis)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya