Liputan6.com, Jakarta - Seorang turis tak dikenal berbuat nekat saat mengunjungi Colosseum di Roma, Italia. Ia ketahuan berbuat vandalisme dengan mengukir namanya beserta tunangannya di situs bersejarah tersebut, bahkan memfilmkannya.
Videonya kemudian tersebar viral sampai membuat Menteri Kebudayaan Italia Gennaro Sangiuliano geram. Ia mendesak agar turis dimaksud 'diidentifikasi dan diberi sanksi'.
Baca Juga
"Saya menganggap itu sangat serius, tidak layak, dan tanda ketidaksopanan yang besar bahwa seorang turis merusak salah satu tempat paling terkenal di dunia, warisan sejarah (situs) seperti Colosseum, untuk mengukir nama tunangannya," cuit Sangiuliano pada Senin, 26 Juni 2023, dikutip dari CNN, Selasa (27/6/2023).
Advertisement
"Saya berharap siapa pun yang melakukan tindakan ini akan diidentifikasi dan dikenakan sanksi sesuai hukum kita," lanjutnya.
Cuitan sang menteri itu menyertakan gambar kabur dari turis pria muda itu, serta video yang tampaknya menunjukkan dia menggunakan kunci untuk mengukir huruf di salah satu dinding amfiteater berusia hampir 2.000 tahun itu. Goresan itu berbunyi, "Ivan+Haley 23," menurut kantor berita Italia ANSA.
Insiden itu diduga terjadi pada Jumat, 23 Juni 2023. ANSA melaporkan polisi diberitahu lewat video yang muncul di media sosial. Jika terbukti melakukan kejahatan, pria itu dapat menghadapi denda setidaknya 15.000 euro atau sekitar Rp246 juta atau hukuman kurungan hingga lima tahun penjara, kata kantor berita itu.
Insiden serupa terjadi pada 2020. Ketika itu, seorang turis Irlandia dituduh merusak Colosseum, setelah staf keamanan melihat dia diduga mengukir inisialnya ke dalam struktur kuno dan melaporkannya ke polisi.
Insiden Perusakan pada 2020
Dilansir dari laman CNN Travel, Selasa, 29 September 2020, Kepolisian Carabinieri mengamankan seorang turis pria yang ditangkap oleh keamanan pribadi Colosseum pada Senin, 28 September 2020. Pria berusia 32 tahun itu dilaporkan membuat dua inisial yang tingginya sekitar enam sentimeter di Colosseum.
Inisial itu disebutkan diukir dengan ujung logam pada pilar lantai pertama pada lokasi bersejarah tersebut. Turis yang tidak disebutkan namanya itu dituding merusak landmark bersejarah dan artistik, kata Carabinieri kepada CNN, sebuah kejahatan menurut hukum Italia.
Turis itu dapat dihukum berat jika terbukti bersalah. Tindakan kejahatan itu dapat diganjar hukuman hingga satu tahun penjara, atau didenda tidak kurang dari 2.065 Euro atau sekitar Rp35,9 juta.
Monumen berusia 2 ribu tahun ini dianggap sebagai salah satu dari tujuh keajaiban dunia modern atau World Heritage Site. Kepada CNN, arkeolog Federica Rinaldi menyebut Colosseum harus dilestarikan untuk generasi mendatang. Monumen ini juga patut dihormati semua orang. Rinaldi juga menyampaikan, ketimbang mengukir inisial, lebih baik berswafoto di Colosseum.
Advertisement
Ruang Bawah Tanah Dibuka Pertama Kali
Ruang bawah tanah Coloseum atau yang disebut hypogea untuk pertama kali dalam sejarah dibuka untuk publik. Dahulu, area tersebut adalah tempat para gladiator dan hewan menunggu sebelum berperang.
Dilansir dari CNN, Minggu, 27 Juni 2021, wisatawan dapat berjalan melalui lorong-lorong di atas plaform kayu. Ruang bawah tanah Colosseum itu menghadirkan koridor dan lengkungan yang menghubungkan hypogea dengan ruangan tempat gladiator dan hewan menunggu, sebelum memasuki lift yang akan melontarkan mereka ke arena.
Kini, hypogea diterangi oleh cahaya lilin. Namun dengan permukaan tanah asli arena yang lama hancur, hal tersebut terlihat dari tingkat atas Colosseum, dan sinar matahari menembus ke dalam.
Kementerian Kebudayaan Italia merilis restorasi besar-besaran dari kubah dan lorong-lorong tempat mereka yang akan berperang menunggu. Karya-karya itu adalah proyek bersama dalam hubungannya dengan merek fashion Italia Tod's dan CEO perusahaan Diego Della Valle menghadiri upacara pembukaan.
Proyek Restorasi Dibantu Rumah Mode
Berbicara dalam pembukaan tersebut, Alfonsina Russo, direktur Taman Arkeologi Colosseum, menyebut karya-karya tersebut akan memungkinkan orang untuk memahami lebih baik bagaimana Colosseum dulu berfungsi. "Restorasi ini sangat penting untuk penelitian arkeologi, karena memungkinkan kita untuk merekonstruksi sejarahnya," katanya kepada CNN.
Ia menjelaskan, ruang itu adalah bagian belakang panggung dari pertunjukan yang berlangsung di area tersebut. Lokasi ini jadi saksi semua persiapan, bahkan teknologinya. "Mereka membawa alat peraga, manusia, dan hewan ke area tersebut melalui serangkaian lift dan lift kargo," tambahnya.
Proyek restorasi dimulai oleh CEO Tod's Diego Della Valle dan Departemen Warisan Arkeologi Roma pada 2011. Rumah mode itu telah menyumbangkan 25 juta Euro atau sekitar Rp431 miliar untuk operasi tersebut.
Proyek di Colosseum ini telah dilakukan dalam tiga fase besar, dimulai dengan pembersihan menyeluruh dari fasad monumen, dan pindah ke area bawah tanah. Sebagian kecil dari hypogea dibuka untuk umum pada 2016. Pekerjaan restorasi besar di hypogea dimulai pada 2018, meskipun tertunda oleh pandemi Covid-19.
Advertisement