Liputan6.com, Jakarta - Seorang pria berusia 28 tahun dijatuhi hukuman penjara setelah berpura-pura jadi personel BTS untuk mendapatkan file musik grup yang belum dirilis. Divisi Kriminal Distrik Barat 9 Pengadilan Distrik Daegu mengumumkan pada 17 Juli 2023 bahwa seorang pria berusia 28 tahun bernama A dijatuhi hukuman penjara 1 tahun 2 bulan.
Ia juga harus menjalani masa percobaan tiga tahun dan 240 jam pelayanan masyarakat bersama 40 jam kelas mental dan psikoterapi. Secara lebih lengkap, berikut fakta-fakta kasus tersebut, seperti dilansir dari KBIZoom, Selasa, 18 Juli 2023.
Baca Juga
Awal Kejadian
Sekitar 22 Februari 2022, dari rumahnya di Daegu, Korea Selatan, A menghubungi produser musik Big Hit, B, berpura-pura jadi member BTS. Tidak sadar ditipu, B memberi informasi aktivitas grup dan file lagu baru yang dirahasiakan pada A.
Advertisement
Mengunggah File Musik Ilegal
Sejak itu, A dituduh menghalangi produksi, rilis, dan penjualan musik Big Hit Music dan B dengan mengunggah file musik yang dirahasiakan di Instagram sebanyak 47 kali atau mengirim pesan chat melalui aplikasi Kakao ke orang lain. Kegiatan tersebut berlangsung hingga 20 Mei 2022.
Penyelidikan Jaksa
Menurut penyelidikan jaksa, A memperoleh informasi pribadi B melalui pencarian di Internet. Ia melakukan kejahatan dengan harapan memalsukan dirinya sebagai komposer yang sukses.
Minta Keringanan Hukuman
Pengacara A meminta keringanan hukuman, mengatakan bahwa A menyembunyikan dirinya di media sosial karena hubungan yang sulit dengan orang-orang di sekitarnya akibat catatan kriminalnya di masa lalu. Pengacara menambahkan bahwa A mempelajari musik populer dan jadi cemburu pada rekan-rekannya yang jadi lebih terkenal dan sukses darinya, yang mengembangkan keingintahuan A dan memicu kejahatannya.
Alasan Menjatuhkan Hukuman
Pengadilan menjelaskan alasan hukuman tersebut, dengan mengatakan, "Kami mempertimbangkan fakta bahwa para korban kemungkinan besar telah menderita kerusakan properti dan sosial yang cukup besar, sebagian besar file musik yang dirilis telah diedit dan diunggah dalam waktu singkat sekitar 10 hingga 20 detik, musik dirilis sebagai album resmi setelah kejahatan tersebut, dan Big Hit Music mencabut gugatan tersebut."
Kasus seputar personel BTS sebelumnya menyeret leader grup RM. Maret 2023, pria bernama asli Kim Namjoon ini diserang privasinya oleh seorang karyawan KORAIL, perusahaan kereta api Korea, yang telah mengakses informasi pribadinya, termasuk nomor telepon dan alamat rumah terdaftar.
Karena kasus itu, dilaporkan EDaily pada 29 Maret 2023, KORAIL memutuskan memecat karyawan tersebut. Meski dewan inspeksi awalnya meminta penangguhan, kasus tersebut diakhiri dengan hukuman yang berat. Staf itu dipecat karena melanggar tugas untuk mempertahankan tanggung jawab mereka di tempat kerja.
"Saya hanya melihatnya karena saya penasaran. Saya merenungkan kesalahan saya," ungkap sang karyawan, dikutip dari Koreaboo, 29 Maret 2023.
Advertisement
Kejahatan Serius
Kejahatan staf itu tergolong serius karena telah mengakses data RM BTS secara konsisten selama tiga tahun. Ia telah mengakses informasi pribadi idol berusia 28 tahun itu sebanyak 18 kali. Ia juga menggali informasi pribadi, seperti tiket dan tempat duduk. Kadang-kadang, sang karyawan mengakses informasi untuk memuaskan rasa ingin tahu rekannya.
Pelaku dilaporkan telah mengakses informasi reservasi RM untuk menemuinya secara langsung dan memberi tahu temannya di kursi mana RM berada, sehingga mereka dapat memesan kursi terdekat. KORAIL menyatakan bahwa mantan karyawan mereka adalah seorang penggemar BTS dan melakukannya hanya karena penasaran.
Karyawan A mulai mencari informasi pribadi RM di database perusahaan pada 2019 dan berlanjut hingga 2021. Salah satu contoh yang ditunjukkan SBS, yakni pada Januari 2021, karyawan A diam-diam melihat rencana perjalanan RM untuk perjalanannya dari Seoul ke Dong Daegu.
Di KORAIL, informasi pribadi pelanggan hanya dapat diakses departemen yang berwenang untuk tujuan bisnis. Namun, karyawan A bekerja di departemen IT di KORAIL, yang mengembangkan, mengoperasikan, dan memelihara database.
Dilaporkan karena Perilaku Mencurigakan
Dengan demikian, karyawan A dapat memperoleh akses informasi dan akun pribadi RM untuk tujuan pribadi. Karyawan A tertangkap ketika memberi tahu seorang kenalan bahwa ia dapat mengetahui ke mana RM pergi, yang melaporkannya karena perilaku mencurigakan.
"Saya memeriksa detail reservasi RM dan saya pergi menemuinya secara langsung. Teman saya memberi tahu saya di mana RM duduk sehingga saya dapat memilih tempat duduk terdekat," pengakuan aryawan KORAIL A.Â
KORAIL melakukan audit setelah menerima laporan internal bahwa ada seorang karyawan yang mencari informasi pribadi selebritas melalui database perusahaan tanpa izin terlebih dahulu. Mereka mengonfirmasi bahwa karyawan A mengakses informasi RM, tapi tidak dapat mengetahui seberapa jauh informasi tersebut menyebar ke publik.
Karyawan A juga membocorkan informasi pribadi sesama karyawan laki-laki di siaran publik tanpa izin sebelumnya, sebuah insiden yang tidak diketahui korban sampai SBS menyampaikan informasi tersebut. Komite audit KORAIL semula merekomendasikan agar karyawan tersebut diskors karena melanggar peraturan privasi pelanggan mereka. Â
Advertisement