Liputan6.com, Jakarta - Para eksekutif maskapai penerbangan di Amerika Serikat mengeluhkan kekurangan petugas pengatur lalu lintas udara yang diramalkan akan terus menyebabkan gangguan perjalanan setidaknya hingga lima tahun ke depan. Sebelumnya, Menteri Transportasi Amerika Serikat, Pete Buttigieg pada awal 2023 sempat menyebut bahwa sistem penerbangan saat ini kekurangan 3.000 orang pengatur lalu lintas udara.
"Diperlukan waktu lima hingga tujuh tahun perekrutan untuk memenuhi kekosongan (posisi petugas pengatur lalu lintas udara) jika semuanya berjalan dengan baik," kata Kepala Airlines for America Nick Calio pada Global Aerospace Summit yang diadakan oleh Kamar Dagang AS di Washington, DC seperti dikutip dari CNN, Rabu, 13 September 2023.Â
Baca Juga
Ia menyambung, "Apakah kita memerlukan gangguan lebih lanjut selama lima hingga tujuh tahun setiap hari? Saya kira tidak demikian."
Advertisement
Calio yang organisasinya mewakili maskapai penerbangan besar, mengatakan meskipun Administrasi Penerbangan Federal (FAA) mempekerjakan petugas dalam jumlah maksimum melalui akademi sertifikasinya, hal itu tidak akan cukup cepat memulihkan situasi. Ia mengusulkan agar kampus yang memiliki program pengatur lalu lintas udara dapat menyelenggarakan kursus sertifikasi, seperti yang dilakukan negara-negara lain.
Dia mengatakan maskapai-maskapai besar AS juga akan mendorong Badan Penerbangan Federal (FAA) untuk menurunkan tingkat penerbangan di bandara-bandara besar di wilayah New York. Kota itu menjadi wilayah FAA paling kekurangan staf, terlebih pada musim panas mendatang.Â
Upaya Meningkatkan Layanan Pengontrol
Pada musim semi, FAA meminta maskapai penerbangan untuk mengurangi penerbangan musim panas sebesar 10 persen di bandara seperti Newark, John F. Kennedy, dan LaGuardia. Bulan lalu, FAA memperpanjang kebijakan tersebut hingga Oktober 2023.
CEO JetBlue Robin Hayes mengatakan bahwa peringatan lebih awal mengenai rencana FAA akan membantu maskapai tersebut mengalihkan sumber dayanya untuk beroperasi di bandara lain. Ia juga mengatakan pengurangan 10 persen mungkin tidak cukup.
Peter Ingram, CEO Hawaiian Airlines, mengatakan teknologi yang lebih baik akan meningkatkan layanan pengontrol lalu lintas udara. Dengan syarat, lembaga tersebut harus "memiliki staf yang sesuai dengan teknologi yang kita miliki saat ini."
Hayes dan Scott Kirby dari United Airlines mengatakan kekurangan petugas sangat terlihat ketika maskapai penerbangan mencoba memulihkan diri dari gangguan cuaca. "Cuaca yang sama yang di masa lalu bisa kita atasi sekarang dapat menyebabkan ratusan penundaan, atau bahkan ratusan pembatalan," kata Kirby.Â
Advertisement
Pentingnya Peran Pengatur Lalu Lintas Udara
FAA tidak segera menanggapi permintaan komentar mengenai tingkat kepegawaiannya dan kekhawatiran para eksekutif. Robert Isom, yang menjalankan American Airlines, mengatakan sistem ini membutuhkan lebih dari sekadar maskapai penerbangan yang melakukan panggilan kembali untuk terbang.
"Jika Anda senang dengan musim panas ini dalam hal transportasi udara, keadaannya akan menjadi jauh lebih sulit, dan jika Anda tidak senang, keadaannya akan menjadi jauh lebih buruk seperti yang kita harapkan," jelas Isom.
Pentingnya peran pengontrol lalu lintas udara ditunjukan saat kejadian kecelakaan pesawat yang hampir terjadi di Bandara Charles de Gaulle, Prancis. Hal itu terjadi setelah seorang pengatur lalu lintas udara terselip lidah.
Menurut laporan yang dirilis Selasa, 20 Juli 2021, dua pesawat nyaris menabrak satu sama lain. Insiden pada 20 Juli 2020 tersebut, mengutip laman CNN, melibatkan melibatkan United Airlines Boeing 787 yang tiba dari Newark, New Jersey, dan EasyJet Airbus A320 yang bersiap untuk lepas landas menuju Malaga, Spanyol.
Saat itu, pesawat lepas landas dari landasan pacu 09R dan mendarat di 09L, menurut laporan tersebut. Tapi, pengontrol mengatakan pada pesawat United Airlines untuk mendarat di 09R.Â
Penyebab Kelalaian
Para kru berusaha mengonfirmasi perubahan landasan menggunakan kata-kata "mengerti" dan "menghindari hak 9." Namun, petugas tidak memeriksa pembacaan ulang kru pesawat dan melanjutkan memberi tahu pesawat EasyJet untuk mengantre lepas landas dari landasan pacu 09R. Di titik ini, pesawat United Airlines masih menunggu untuk mendarat di 09L, sehingga kru memulai manuver.
Awak EasyJet bertanya pada pengontrol mengapa pesawat United Airlines turun di 09R dan memperingatkan potensi tabrakan. Pada titik ini, pesawat terbang di ketinggian 300 kaki, 1.300 meter dari ujung landasan. Baik kru EasyJet dan petugas akhirnya memberi tahu United Airlines agar naik sekali lagi, dan pilot membatalkan pendaratan mereka.
Pada saat pesawat melintas untuk kembali naik, jarak keduanya terpisah hanya 300 kaki. Pengendali tak memiliki garis pandang langsung ke landasan pacu 09 sebab peralatan yang menghadap ke arah mereka tampaknya rusak dan ia bekerja di layar berbeda.
Otoritas Investigasi Keselamatan Udara untuk Penerbangan Sipil Prancis (BEA) menyebutkan sejumlah faktor yang berkontribusi pada insiden tersebut. Salah satunya yaitu pengontrol "tidak cukup berlatih" sebab lalu lintas udara berkurang selama pandemi.
Advertisement