Liputan6.com, Jakarta - Euforia berburu takjil, yang tidak hanya dilakukan Muslim, telah jadi gelombang kesenangan warganet di Ramadhan tahun ini. Perburuan pengangan dan minuman ini bahkan menghasilkan sederet meme dan balas-balasan konten yang kemudian ditanggapi dengan ragam komentar kocak.
Sayang, ada konten yang menurut pengguna media sosial jadi "sad ending perburuan takjil." Pasalnya, ada TikToker yang nekat masuk ke gereja untuk mendapatkan kue bulan dan roti hosti. "Ternyata war takjil berakhir sad ending gara-gara ulah salah satu mba-mba datang langsung ke gereja bahas roti hosti," tulis akun TikTok @mamakgadis91 pada Minggu, 31 Maret 2024.
Baca Juga
"Padahal war takjil masih 10 hari, masih bisa meramaikan candaan kita," ia menyambung. "Padahal Ramadan tahun ini beda banget dari Ramadan tahun-tahun sebelumnya. Maafkan mba-mba lancang dateng ke gereja bahas roti hosti. Sampai ketemu Ramadhan tahun depan. Salam toleransi."
Advertisement
Di kolom komentar, banyak warganet yang setuju pada narasi itu. Tidak sedikit juga yang meminta maaf atas tindakan tidak terpuji tersebut. "Aku Muslim, padahal bukan yang ngelakuin, tapi ikut malu," kata seorang pengguna. "Dari konten mbak itu, saya baru tahu kalo roti hosti sangat sakral bagi umat kristiani. Saya minta maaf sebagai muslim 🙏🙏," timpal yang lain.
Setelah konten yang dimaksud viral, memang banyak warganet Muslim yang mempertanyakan apa itu roti hosti. Dari situ, banyak pengguna yang kemudian menjahit video tersebut dan menjelaskan makna roti hosti bagi umat Nasrani.
Mengenal Roti Hosti
Mengutip Hayes and Finch, Selasa (2/4/2024), roti hosti merupakan salah satu dari dua komponen bersejarah dan sarat makna bagi umat Kristen. Roti sakramental disebutkan dalam Alkitab, dan terdapat berbagai penafsiran mengenai maknanya. Beberapa orang percaya bahwa roti itu dianggap melambangkan tubuh Yesus yang korbankan demi kemanusiaan.
Karena itu, roti hosti sering dilihat sebagai simbol pengorbanan Kristus, dan mengingatkan umat akan pentingnya iman Kristen. Roti sakramental adalah sejenis roti tidak beragi yang biasanya terbuat dari tepung terigu, air, dan garam.
Di Gereja Katolik, roti hosti harus memenuhi persyaratan tertentu agar dianggap sah untuk digunakan dalam Communion. Sajian itu harus dibuat tanpa ragi, tidak boleh mengandung gula atau pemanis lain, serta tidak boleh diperkaya dengan vitamin atau mineral.
Mengingat betapa sakralnya roti hosti, banyak warganet menganggap konten TikTok itu tidak pantas. Itu bahkan dinilai melenceng dari konten berburu takjil yang sebenarnya berniat memperlihatkan keindahan toleransi beragama.
Advertisement
Konten Berburu Takjil
Persaingan membeli takjil sempat sengit, sampai-sampai muncul jalur calo. Setidaknya itu yang terlihat dalam antrean kolak Mangga Besar, Jakarta yang viral di media sosial. Momen ini dibagikan akun TikTok @putriisihaloho, 20 Maret 2024, dengan keterangan, "Udah antri dari jam 02.00 WIB sampai jam 4.30 WIB blm datang juga abangnya, jadinya muncul jalur calo buat diambil besok sore. "
Di klip yang dibagikan, tampak seorang pria menerima kertas dan uang yang diduga akan dipakai membeli kolak tersebut. Sejak diunggaj, video tersebut telah mencatat 1,2 juta penayangan, dan mengundang berbagi komentar warganet. Sebagian mengaku penasaran seenak apa kolak tersebut sampai membuat banyak orang rela antre lama, bahkan sekarang memakai jasa calo.
Sebelumnya, ada orang asing terekam ikut asyik memilih takjil jelang waktu berbuka di Bali. Momen ini dibagikan akun TikTok @ekahafsari, 17 Maret 2024, dengan keterangan, "War takjil benar adanya #takjil." Dalam rekaman singkat berdurasi sembilan detik tersebut, si pengunggah video memperlihatkan suasana bazar kuliner Ramadhan di Masjid Raya Baiturrahmah, Wanasari, Denpasar.
Bagimu Agamamu, Bagiku Takjilmu
Tampak di sana banyak orang berkerumun untuk membeli berbagai makanan. "Terpantau dunia takjil sedang tidak baik-baik saja," tulis si pengunggah video. "Selain skala domestik, saingannya juga skala internasional."
Sejak awal Ramadhan, ungkapan "Bagimu Agamamu, Bagiku Takjilmu," memang telah ramai diutarakan di media sosial. Ini mengarah pada fenomena umat non-Muslim yang ikut berburu takjil menjelang waktu buka puasa. Narasinya terus berkembang, bahkan jadi meme yang memenuhi jagat maya.
Sahut-sahutan konten perang takjil kemudian dinilai sebagai bentuk toleransi berbuah pujian dari tidak sedikit warganet. "Dagangan penjual takjil jadi laris, bantu UMKM, dan siapa tahu jadi bisa bikin mereka cepet pulang, buka puasa di rumah sama keluarganya," kata seorang pengguna X, dulunya Twitter.
Tidak jarang, konten berburu takjil, yang kebanyakan skenarionya Muslim kehabisan takjil, dibalas dengan berbagai candaan. "Biarin aja nanti pas Imlek kita borong jeruknya biar mereka sembahyang pake (minuman jeruk) instan," kelakar warganet.
Advertisement