Liputan6.com, Jakarta - Seorang pelancong asal China melaporkan kasus pembobolan kartu kreditnya kepada polisi Hong Kong. Ia menduga barang berharganya itu dicuri dalam penerbangan dari Vietnam menuju Hong Kong dan telah digunakan untuk berbelanja hingga lebih dari 36 ribu dolar Hong Kong atau sekitar Rp71,6 juta.
Dikutip dari South China Morning Post, Selasa (27/8/2024), korban adalah seorang pria berusia 37 tahun yang mengaku menyimpan kartu kreditnya di dalam tas punggungnya sebelum tertidur selama penerbangan di pesawat VietJet Air 966. Pesawat itu terbang dari Da Nang sekitar pukul 10 malam dan tiba d Hong Kong keesokan harinya.
Baca Juga
Korban menyadari kartu kreditnya dicuri setelah mendapat notifikasi dari pihak bank yang mengatakan bahwa ada transaksi sebesar 36.330 dolar Hong Kong menggunakan kartu kreditnya. Ia kemudian segera melaporkannya kepada polisi.
Advertisement
Polisi menyatakan insiden itu sebagai pencurian. Tim investigasi distrik bandara mengambil alih kasus tersebut, tapi sejauh ini belum ada tersangka yang ditangkap.
Itu menjadi kasus pencurian dalam penerbangan dari Vietnam kedua pada hari itu. Kasus lainnya melibatkan seorang penumpang di pesawat berbeda yang juga terbang ke Hong Kong.
Pada Senin, 26 Agustus 2024, seorang pria berusia 57 tahun ditangkap pada malam sebelumnya setelah petugas menerima laporan bahwa ia diduga mencuri jam tangan Rolex, kartu bank, dan uang tunai sebesar HKD5.000, USD200, 20 euro, dan 1 juta dong Vietnam.
Barang Korban Pertama Berhasil Diselamatkan
Polisi menyatakan korbannya adalah seorang pria berusia 39 tahun yang menyimpang barang-barang tersebut ke dalam tas tangan dan menaruhnya di kompartemen bagasi di atas kepala ketika ia menaiki penerbangan HK Express 561 dari Da Nang ke Hong Kong pada hari Minggu, 25 Agustus 2024. Korban mendapati barang-barang berharganya hilang setelah pesawat itu mendarat.
Anggota staf bandara menelepon polisi setelah korban memberi tahu mereka tentang kejadian tersebut dan semua penumpang pesawat telah menaiki bus di landasan. Polisi mengatakan, 'beberapa saksi' mengidentifikasi tersangka, sementara barang yang dicuri ternyata disembunyikan di bawah tikar di rak bagasi bus ditemukan.
Petugas polisi kemudian menangkap tersangka pencurian. HK Express mengonfirmasi kasus ini kepada SCMP, dan mengatakan bahwa stafnya segera meminta bantuan polisi begitu pesawat mendarat di Hong Kong, sesuai dengan prosedur standar.
Dua kasus di atas bukan yang pertama kali terjadi. Sebelumnya, pada 2023, seorang pencuri yang lagi-lagi berkewarganegaraan China juga berulang di maskapai Scoot. Ia mencuri uang tiga penumpang di penerbangan itu.
Advertisement
Kasus Pencurian di Maskapai Singapura
Zhang Xiuqiang (52) dinyatakan bersalah untuk satu kasus pencurian uang pada Jumat, 12 Januari 2024. Ia dijatuhi hukuman delapan bulan penjara. Dua kasus pencurian lainnya juga dijadikan pertimbangan selama pengadilan berlangsung.
Mengutip The Strait Times, Sabtu, 13 Januari 2024, Wakil Jaksa Penuntut Umum R. Arvindren mengatakan Zhang melakukan pelanggaran dalam penerbangan Scoot dari Kota Ho Chi Minh ke Singapura pada 16 Desember 2023. Pengadilan mendengarkan kesaksian dari sesama penumpang pesawat, Graham Valmai Hope yang duduk di kursi 11 B, tepat di sebelah Zhang yang duduk di kursi 11 C.
Saat dalam perjalanan ke Singapura, Hope melihat Zhang berjalan menyusuri lorong pesawat dan mengambil tas ransel dari kompartemen di atas kursi 7E. Dia kemudian melihatnya kembali ke tempat duduknya dengan tas, mengobrak-abriknya, mengambil sesuatu dan memasukkannya ke dalam jaketnya. Setelah itu, dia mengembalikan tas tersebut ke kompartemen atas.
Arvindren mengatakan saat pesawat mendarat di Singapura, Hope melihat ada orang lain yang mengambil tas yang digeledah Zhang tadi. Hope pun menyuruh orang ini untuk memeriksa isi tasnya. Penumpang itu menyadari telah kehilangan sebuah amplop berisi uang tunai USD1.000 (Rp15,5 juta) dan 930 dolar Singapura (sekitar Rp10,843 juta).
Pencuri Sempat Coba Hilangkan Barang Bukti
Hope memberitahunya bahwa Zhang-lah yang mencuri amplop itu, namun pria itu sudah tidak duduk di kursinya lagi. Pada saat itu, penumpang lain, Richard Khoo yang mendengar percakapan antara Hope dan korban, melihat Zhang berusaha bergegas keluar dari pesawat.
Khoo melihat Zhang melemparkan sebuah amplop ke salah satu kursi, dan dia mencoba menghentikannya meninggalkan pesawat. Korban mengambil amplop dan menghitung uang tunai di dalamnya, yang sesuai dengan jumlah yang hilang.
Mendengar keributan tersebut, dua penumpang lainnya memeriksa tasnya sendiri dan menyadari bahwa uang milik mereka juga hilang. Penumpang lain kemudian melihat Zhang melemparkan lebih banyak uang ke lantai pesawat.
Jaksa mengatakan Zhang melakukan ini untuk menghilangkan bukti bahwa dia telah mencuri uang. Setelah polisi dipanggil dan Zhang ditangkap, dia membantah mencuri meskipun ada laporan dari saksi mata. Uang milik ketiga korban berhasil ditemukan. Total uang yang diduga dicurinya mencapai 31 ribu dolar Singapura atau Rp360 juta.
Arvindren menuntut hukuman antara enam dan sembilan bulan penjara bagi Zhang, "Hukuman yang dijatuhkan dalam kasus ini harus mengirimkan pesan yang tegas kepada terdakwa dan orang asing lainnya bahwa Singapura tidak akan menolerir orang asing yang menaiki penerbangan tujuan Singapura untuk berbuat kejahatan dan mereka yang melakukannya akan mendapat konsekuensi hukuman yang berat."
Advertisement