6 Fakta Menarik Gunung Pawon di Padalarang Bandung yang Terkait Cerita Sangkuriang

Gunung Guhapawon dikenal juga dengan nama Gunung Pawon atau Pasir Pawon, terletak di Padalarang Bandung Barat.

oleh Dyah Ayu Pamela diperbarui 20 Nov 2024, 08:30 WIB
Diterbitkan 20 Nov 2024, 08:30 WIB
Gunung Guhapawon dikenal juga dengan nama Gunung Pawon atau Pasir Pawon, terletak di Padalarang Bandung Barat. (Dok: IG @gan_gan_jatnika 
Gunung Guhapawon dikenal juga dengan nama Gunung Pawon atau Pasir Pawon, terletak di Padalarang Bandung Barat. (Dok: IG @lutgi25 https://www.instagram.com/p/Cid_quJPQXx/?igsh=MW02emlkYzE1bG83ZA%3D%3D )

Liputan6.com, Jakarta - Salah satu gunung di kawasan karst Padalarang yang memiliki gua adalah Gunung Guhapawon. Gunung ini dikenal pula dengan nama Gunung Pawon atau Pasir Pawon.

Mengutip dari laman Bandung Bergerak, Selasa, 19 November 2024, Gua Pawon berlokasi di Kampung Cibukur, Desa Gunung Masigit, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat. Terletak kurang lebih 25 kilometer dari pusat Kota Bandung ke arah barat.

Gunung Guhapawon memiliki ketinggian 708 mdpl, menurut peta Rupa Bumi Indonesia (RBI) yang diterbitkan Badan Informasi Geospasial (BIG). Ada legenda bahwa Gunung Guhapawon atau Gunung Pawon Gunung Guhapawon sebagai tempat pasukan Sangkuriang meracik makanan dan memasaknya.

Pawon dalam bahasa Sunda berarti dapur, alasannya lantaran terdapat bagian dalam gua ini yang menyerupai pawon atau dapur. Kemudian di tempat itu ditemukan pula artefak dan sisa tulang belulang yang kemungkinan dahulunya merupakan tempat memasak dan makan bersama manusia prasejarah penghuni gua.

Masih banyak hal mengenai Gunung Pawon selain lokasi maupun ketinggiannya. Berikut enam fakta menarik Gunung Pawon yang dirangkum Tim Lifestyle Liputan6.com dari berbagai sumber.

1. Terdapat Gua dengan Nama Sama

Gua yang ada di kawasan tersebut pun dikenal dengan nama Gua Pawon. Gua ini memiliki arti penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang arkeologi dan geologi, sebab di gua ini ditemukan bukti-bukti berupa kerangka manusia prasejarah yang tinggal di sana, sekitar 12 sampai 6 ribu tahun yang lalu.

 

2. Satu Kawasan dengan Stone Garden

Gunung Guhapawon dikenal juga dengan nama Gunung Pawon atau Pasir Pawon, terletak di Padalarang Bandung Barat.
Gunung Guhapawon dikenal juga dengan nama Gunung Pawon atau Pasir Pawon, terletak di Padalarang Bandung Barat. (Dok: IG @gan_gan_jatnika https://www.instagram.com/p/CvBdKllv3hm/?img_index=3&igsh=MTV2ZnJhdnVvcHdnZg%3D%3D)

Selain terdapat gua, di bagian puncak gunung terdapat taman batu yang dikenal dengan nama Stone Garden, yaitu sebuah area cukup luas dengan formasi batuan berbagai bentuk dan ukuran yang terhampar. Stone Garden menyajikan pemandangan batu-batu karst raksasa yang tersusun rapi.

Tempat ini juga menyajikan pemandangan hijau dari rumput-rumput liar di sekitarnya. Sebagai informasi Stone Garden atau dikenal juga sebagai karst Citatah pertama kali ditemukan oleh sekelompok peneliti cekungan Bandung, Institut Teknologi Bandung (ITB) di tahun 2000. Jadi saat Anda mengunjungi Gunung Pawon, bisa sekaligus untuk berfoto dengan latar Stone Garden yang unik.

3. Dekat dengan Gunung Masigit

Gunung Guhapawon bertetangga dengan Gunung Masigit yang berada sekitar 500 meter di sebelah barat laut. Selain itu, lokasinya berdekatan dengan Gunung Pasirbancana, Gunung Leuit, Gunung Bende, Gunung Bakung, dan lainnya. Beberapa sungai pun mengalir di dekatnya, seperti Cirawa, Citalahab, dan Cibodas.

4. Terkait Legenda Sangkuriang

Gunung Guhapawon dikenal juga dengan nama Gunung Pawon atau Pasir Pawon
Gunung Guhapawon dikenal juga dengan nama Gunung Pawon atau Pasir Pawon. (Dok: IG @gan_gan_jatnika https://www.instagram.com/p/CvBdKllv3hm/?img_index=3&igsh=MTV2ZnJhdnVvcHdnZg%3D%3D)

Gunung Guhapawon dan gunung sekitarnya masih berkaitan erat dengan cerita Sangkuriang. Terutama dengan bagian persiapan pernikahan dengan sang pujaan hati yang tak lain dan tak bukan ternyata ibu kandungnya sendiri.

Ada Gunung Karangpanganten alias Pasir Panganten yang merupakan tempat untuk mereka memadu kasih. Ada pula Gunung Manik sebagai tempat menyimpan perhiasan, manik dalam bahasa Sunda berarti juga perhiasan.

Tak begitu jauh dari Gunung Guhapawon ada juga Gunung Bende, artinya peralatan tetabuhan untuk meramaikan pesta. Di seberang gunung-gunung tersebut terdapat juga Gunung Pabeasan sebagai tempat menyimpan beras, dan Gunung Hawu sebagai tempat menanak nasi.

Gunung Guhapawon juga berasal dari legenda bahwa di sinilah tempat pasukan Sangkuriang meracik makanan dan memasaknya, pawon dalam bahasa Sunda berarti dapur. Hal ini lantarab terdapat bagian dalam gua ini yang menyerupai pawon atau dapur.

Warga lokal menyebut gua ini dengan nama Guha Pawon. Dalam bahasa Sunda, guha berarti gua dan gunung di mana gua ini berada dinamai Gunung Guhapawon. Namun tak sedikit juga masyarakat yang menyebutnya dengan nama Gunung Pawon atau Pasir Pawon saja.

5. Penemuan Manusia Prasejarah

Gunung Guhapawon dikenal juga dengan nama Gunung Pawon atau Pasir Pawon. (Dok: IG @gan_gan_jatnika)
Gunung Guhapawon dikenal juga dengan nama Gunung Pawon atau Pasir Pawon. (Dok: IG @gan_gan_jatnika)

Di kawasan yang sama dan berdekatan, ada juga gua lainnya. Ada Gua Peteng yang artinya gua yang gelap, peteng dalam bahasa Sunda berarti gelap gulita. Kemudian ada gua Ketuk, diberi nama tersebut sebab terkadang ada suara ketukan berirama di sana, kalau dikaitkan dengan legenda Sangkuriang.

Gua ini adalah tempat penyimpanan alat musik tetabuhannya, sama dengan Gunung Bende di arah selatan gunung Guhapawon. Ada juga nama lain bagi gua-gua di area Gua Pawon ini, seperti Gua Barong, Gua Kopi, serta lainnya.

Dosen ITB, Budi Brahmantyo yang sudah almarhum, merupakan ahli geologi sekaligus peneliti dari Kelompok Riset Cekungan Bandung (KRCB) yang menjadi pionir dari penemuan rangka manusia prasejarah di gua pawon. Bersama tim ahli lainnya, Budi Brahmantyo melakukan serangkaian penelitian dan ekskavasi di kawasan Gua Pawon.

Pada 2003, ia berhasil menemukan rangka manusia prasejarah, lalu berturut-turut rangka selanjutnya ditemukan pula. Jumlah keseluruhan rangka yang ditemukan hingga  tahun 2017 adalah tujuh kesatuan rangka dari manusia yang berbeda.

6. Harga Tiket Masuk dan Fasilitas

Sebagai cagar budaya yang telah dikelola cukup baik, Gua Pawon memiliki sarana yang memadai. Tiket masuk sebesar 5 ribu Rupiah, dan parkir kendaraan terjangkau. Sarana toilet, musala, aula terbuka yang disebut bale riung tersedia dan terawat. Warung yang menyediakan makanan cemilan dan makanan penangkal lapar juga ada.

Infografis Peralatan yang Wajib Dibawa Saat Naik Gunung
Daftar barang yang wajib dibawa saat naik gunung. (dok. Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya