Teknik Merebus Telur agar Kulit Tidak Pecah dan Mudah Dikupas

Liputan6.com, Jakarta Merebus telur hingga matang sempurna tanpa merusak cangkangnya sering menjadi tantangan tersendiri. Tak jarang, cangkang telur retak atau justru sulit dikupas setelah direbus, sehingga merusak tampilan dan teksturnya. Padahal, telur rebus yang utuh dan mulus lebih sedap dipandang dan dinikmati.

Untuk mengatasi hal ini, Remaniar Echa (seorang kreator kuliner di YouTube) membagikan trik praktis yang hanya memanfaatkan cuka masak. Dengan menambahkan sedikit cuka ke dalam air rebusan, cangkang telur menjadi lebih kuat dan isi telur tetap terlindungi dari retakan akibat panas.

Selain menjaga keutuhan cangkang, cuka juga membuat kulit telur lebih mudah dikupas setelah matang. Trik sederhana ini sangat cocok diterapkan di rumah, terutama bagi yang ingin menyajikan telur rebus dengan tampilan yang rapi dan menggugah selera. Simak penjelasan lebih lengkap yang dirangkum dari berbagai sumber pada Selasa (8/4/2025).

Merebus telur tampaknya merupakan hal sederhana, namun tak sedikit orang mengalami kendala seperti cangkang pecah, telur sulit dikupas, atau hasilnya tidak sesuai harapan. Untuk itu, penting memahami langkah-langkah teknis yang tepat agar telur rebus matang merata, mudah dikupas, dan tampil sempurna. Salah satu metode yang direkomendasikan oleh konten kreator kuliner Remaniar Echa bisa menjadi solusi. Yuk, simak panduan lengkap berikut ini!

1. Persiapan Alat dan Bahan:

Langkah awal yang tidak boleh diabaikan adalah memastikan semua bahan dan perlengkapan sudah siap. Pilih telur yang masih segar dan pastikan telur berada dalam suhu ruang sebelum direbus. Mengapa ini penting? Telur yang masih dingin dari kulkas lebih rentan pecah saat bersentuhan dengan air panas.

Selain itu, siapkan:

• Panci berukuran cukup besar
• Air secukupnya
• Cuka dapur (sekitar 2–3 sendok makan per 2 liter air)
• Saringan sayur atau sendok berlubang
• Mangkuk berisi air es untuk mendinginkan telur setelah direbus

Menariknya, Remaniar menambahkan bahwa cuka menjadi bahan penting dalam proses ini. Bukan hanya membantu mempertahankan keutuhan telur, tapi juga memperlancar proses pengupasan nantinya.

2. Memanaskan Air dan Menambahkan Cuka

Langkah selanjutnya adalah memanaskan air dalam panci hingga mencapai suhu hangat (suam-suam kuku), bukan langsung mendidih. Gunakan api sedang agar suhu naik perlahan. Setelah air terasa hangat, masukkan 2–3 sendok makan cuka untuk setiap dua liter air.

Fungsi cuka dalam proses ini sangat penting. Asam asetat dalam cuka akan membantu memperkuat cangkang dan meminimalisir retakan. Selain itu, jika terjadi kebocoran kecil, cuka membantu protein telur menggumpal lebih cepat sehingga tidak menyebar ke seluruh air.

Remaniar mengingatkan agar proses ini dilakukan dengan perlahan: “Masukkan cuka ketika suhu air masih hangat, bukan mendidih, agar telur tidak mengalami kejutan panas yang terlalu ekstrem.”

3. Memasukkan Telur dengan Lembut

Setelah air dan cuka tercampur rata, waktunya memasukkan telur. Gunakan saringan sayur atau sendok berlubang besar untuk menurunkan telur satu per satu ke dalam panci. Teknik ini bertujuan agar telur tidak langsung membentur dasar panci yang panas, yang dapat memicu retakan pada cangkang.

Masukkan telur sebelum air mendidih. Jika telur dimasukkan setelah air mendidih, suhu ekstrem bisa menyebabkan telur saling berbenturan dan pecah. “Saya belajar dari pengalaman pribadi. Telur lebih aman bila dimasukkan perlahan dengan alat bantu, bukan langsung dijatuhkan ke dalam air.”

Durasi perebusan telur akan memengaruhi tekstur kuning dan putih telur. Untuk hasil matang sempurna yang cocok untuk hidangan seperti salad atau bekal anak, rebus telur selama 12–13 menit setelah air mulai mendidih perlahan.

Namun, jika Anda menginginkan hasil setengah matang (soft-boiled), cukup rebus selama 6–8 menit. Gunakan timer agar hasil lebih konsisten. Jangan lupa menyesuaikan waktu dengan jumlah telur yang direbus sekaligus.

5. Proses Pendinginan dan Pengupasan

Begitu telur mencapai tingkat kematangan yang diinginkan, segera angkat dari panci dan celupkan ke dalam air dingin atau air es. Langkah ini dikenal sebagai “shock cooling” atau metode hentikan panas, yang sangat efektif menjaga tekstur kuning telur dan membuat cangkang lebih mudah dikupas.

Diamkan telur di air dingin selama 5–10 menit sebelum dikupas. Hasilnya, telur rebus akan terlihat mulus, tidak retak, dan putih telurnya tidak menempel pada cangkang.

1. Pilih Telur yang Tidak Terlalu Baru

Telur yang terlalu segar justru lebih sulit dikupas setelah direbus karena membran dalam cangkangnya masih terlalu menempel erat. Pilih telur yang sudah disimpan selama 5–7 hari di suhu kulkas agar lebih mudah dikupas setelah matang.

2. Tambahkan Sedikit Garam ke Dalam Air Rebusan

Selain cuka, garam juga membantu memperkuat cangkang telur selama perebusan. Ini juga bermanfaat jika telur retak secara tak sengaja, karena garam membantu "mengikat" putih telur agar tidak menyebar ke seluruh air.

3. Gunakan Api Kecil Saat Rebusan Sudah Mendidih

Setelah air mendidih, kecilkan api agar air hanya bergejolak ringan. Perebusan dengan api besar bisa membuat telur saling berbenturan keras, yang memicu cangkang retak atau pecah.

4. Atur Waktu Sesuai Kebutuhan

Berikut panduan umum waktu perebusan setelah air mendidih:

- 6 menit: kuning telur lembut, setengah matang (soft-boiled)

- 8–9 menit: kuning telur mulai padat, tapi masih creamy

- 12–13 menit: kuning telur matang sempurna (hard-boiled)

Gunakan timer agar hasilnya konsisten setiap kali merebus.