Aparat Keamanan Tetapkan Siaga I di Keerom Papua

Ratusan warga masih bersiaga di kompleksnya masing-masing. Aparat keamanan juga siaga dan terus berpatroli di sejumlah titik rawan.

oleh Rinaldo diperbarui 07 Sep 2014, 08:49 WIB
Diterbitkan 07 Sep 2014, 08:49 WIB
foto
(Antara).

Liputan6.com, Jayapura - Aparat TNI-Polri tetapkan Siaga I pasca-insiden pembacokan Widya Astuti, seorang warga transmigran di Kampung Sanggaria, Arso 1, Kabupaten Keerom, Provinsi Papua, Sabtu 6 September kemarin.

Daria informasi yang diperoleh dari Saffa Kurniawati, warga setempat saat dikonfimasi melalui saluran telepon, ratusan warga masih bersiaga di kompleksnya masing-masing. Aparat keamanan juga siaga dan terus berpatroli di sejumlah titik rawan.

Satu truk Dalmas dan 3 truk Brimob Polda Papua yang didukung personel Koramil Arso, Satgas 615 serta personel tertutup dari TNI AD juga bersiaga di tempat kejadian.

Ketua Dewan Adat Keerom Herman Yoku saat dikonfirmasi lewat telepon mengatakan, pihaknya sedang membuat surat kesepakatan antara masyarakat asli Keerom dengan seluruh paguyuban terkait warga yang tidak jelas di wilayah itu.

"Yang notabene selalu melakukan tindakan kriminal yang merugikan warga setempat harus keluar," ujarnya, Sabtu malam.

Menurut dia, surat kesepakatan terkait hal itu sedang dibuat, besok sudah beredar di masyarakat setelah dirinya tandatangan. "Surat itu akan diberikan kepada pemerintah setempat serta pihak keamanan," kata Herman.

Herman mengaku pelaku berinisial satu jalur tempat tinggal dengan dirinya. "Kami sama-sama satu jalur, dia (pelaku) muncul baru satu bulan ini, sebelum kejadian, pelaku hendak memperkosa salah satu gadis di Jalan Anggrek," ujarnya.

Sementara itu, Kapolres Keerom AKB Pasero mengatakan, pihaknya akan terus berpatroli ke sejumlah titik yang dianggap rawan. "Anggota akan terus siaga, selain itu warga juga diharapkan ikut menjaga keamanan lingkungan masing-masing," ujar Pasero.

Ia menambahkan, pelaku yang sudah ditangkap dan ditahan terancam dijerat dengan Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan. "Kami masih dalami apakah ini ada unsur lain di balik pembunuhan itu atau tidak," tandasnya. (Ant)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya